Kisah wafi yg punya niat ingin poligami tapi niatan tsb tdk di sampaikan sebelum nikah, buat saya jadi kepikiran.
Bagaimana kalo rumah tangga saya sprt yg di alami rumah tangga wafi (na'udzubillaah min dzaalik) ???
Si istri menyangka menjadi istri yg pertama dan terakhir tp d perjalanan rumahtangga, wafi ingin menikah lagi dg bermodalkan punya 2 rumah dan 2 mobil, mungkin dg crita sprt itu dan menyodorkan rumah/mobil, ada wanita yg mau (hmmmm...pemikiran yg naif pamer kekayaan sbg bukti kemampuan adil).
Yaa....belakangan ini saya berpikir untuk jadikan "suami ikrar tidak poligami" sbg mahar.
Ketika suami ikrar tidak poligami sbg mahar, mk mahar tsb slamanya menjadi hak istri yg tdk bisa di ambil kembali oleh suami.
Tdk perlu ada rasa was-was.....tdk ada beban ketika suami berulang-ulang meminta (blom lagi faktor gatel tdk puas dg satu istri)
Untuk melindungi miliknya (suami), calon istri berstrategi dg 'mahar' ini, bolehkan???
Menurut saya 'mahar' sprt ini ringan, benarkan calon suami???
Karena seorang wanita yg baik akan meringankan (bukan memurahkan) maharnya pada calon suaminya.
Dinding Komentar