Renungan
.
Jodoh dan rejeki kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil dengan cara halal ataukah haram ?? Dapatnya yang itu juga.
Yang beda, rasa berkahnya.
ini Bukan tentang berapa dan siapa.. .
tapi BAGAIMANA cara Allah memberikan jodoh dan rejeki kpd kita.
.
Diulur lembut penuh mesra? .
atau dilempar penuh murka?
Maka
layakkanlah diri di hadapan Allah untuk dianugerahi rejeki dan jodoh
dalam serah terima paling sakral, mesra, penuh cinta, berkah dan penuh
makna.
Ikhtiar suci dan do'a menghiba mendekatkan keduanya.
Setiap
orang memiliki jodohnya. Jika takdir dunia tak menyatukannya, atau
malah melekatkan pada yang tak sejalan; surga kelak mempertemukan.
Jodoh
Nuh dan Luth bukan isteri mereka. Jodoh Asiyah, istri Fir'aun, bukanlah
suaminya. Maryam, ibunda Isa pun kelak bertemu dengan jodohnya.
Jodoh
Abu Lahab itu agaknya Ummu Jamil; sebab mereka kekal hingga neraka.
Jodoh Sulaiman agaknya Balqis, bersama mereka mengabdi kepada-Nya.
Dalam
Al-Quran surat An-Nur ayat 26, "Wanita-wanita yang keji adalah untuk
laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita
yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki
yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik
(pula)..."
Tentu makna ayat itu adalah peringatan dan kerangka ikhtiar;
cara menjemput jodoh terbaik adalah dengan membaikkan diri di tiap
bilangan hari.
Yang menjemput pasangan dengan menggoda matanya;
bersiaplah mendapatkan ia yang tak tahan atas jebakan
kejelitaan/ketampanan lainnya.
Jodoh tetap misteri. Syukuri ketidaktahuan itu dengan merencanakan dan mengupayakan yang terbaik tanpa maksiat.
Bismillah .... tetap semangat berikhtiar ^_^
Dinding Komentar