saya tidak tahu apa saja yang sudah Anda lakukan untuk menyembuhkan rasa sakit hati. harusnya sih Anda tidak perlu terus dibayangi sesak dan pilu sampai berbulan-bulan. kesalahan terbesar yang membuat Anda sangat sulit pulih adalah karena Anda berusaha melupakan memori pengalamannya agar sakitnya hilang..
SAYANGNYA.. itu adalah usaha yang ngaco sengaco-ngaconya.
otak manusia merupakan mesin tercerdas yang justru paling dungu (dan tidak tahu caranya) dalam hal melupakan. semakin Anda memaksa diri untuk melupakan sebuah pengalaman, semakin otak akan memperkuat memorinya dan mengabadikan rasa sakitnya agar besok-besok Anda tidak tersandung di hal serupa.
itu sebabnya berusaha melupakan pengalaman yang menyakitkan itu sama seperti menebalkan sebuah paragraf dengan stabilo..
sesungguhnya menyembuhkan hati dan move on bukan soal melupakan, melainkan menulis-ulang apa yang pernah terjadi agar Anda bisa ringan berjalan maju. kunjungi lagi pengalaman itu, gali berbagai penemuan dan kesimpulan konstruktif baru sehingga konteks pengalaman tersebut jadi berubah. kadang bisa Anda lakukan sendiri, kadang perlu bantuan konselor agar prosesnya lebih mudah.
memori pengalamannya akan tetap ada sama persis, bahkan kadang jadi tambah detil, namun Anda tidak lagi merasakan sakitnya.. justru malah merasakan saktinya Anda setelah melalui itu semua. persis kisah klien saya tadi.. memaafkan dan mengikhlaskan saja tidak cukup, Anda perlu melakukan LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN LOGIS agar luka yang ada itu mengering dan sembuh.
kenapa sakitnya bisa berkurang jauh, bahkan menghilang total?
karena otak Anda sendiri sudah PUAS BELAJAR dari pengalaman yang buruk itu. otak Anda tidak perlu lagi menyalakan alarm sakit untuk menarik perhatian Anda dan mengingatkan Anda tentang luka-luka yang ada. otak Anda merasa LEGA NYAMAN tidak perlu khawatir lagi karena kini dia sudah lebih cerdas, kuat, dan berharga dibanding sebelumnya.
pain is an uncomfortable but neccesary reminder for you to re-evaluate your gain.. kalau sudah dapet sesuatu, otomatis tidak perlu lagi ada sakit/pedih/sesaknya. kalau kamu belum membuka diri dan mengumpulkan 'kekayaan baru', ya otak akan terus menerus mengingatkan bahwa kamu masih mengalami 'kerugian'.
pemulihan selalu dimulai dari keterbukaan. menutup diri dan berusaha melupakan dan menyembunyikan pengalaman luka justru membuatnya makin membusuk tak terawat. Anda perlu berani terbuka dan mengotak-ngatik pengalaman masa lalu tersebut seperti contoh kasus yang saya ceritakan di atas..
semalam saya menemukan sebuah penelitian terbaru dalam Psychonomic Bulletin & Review yang menyatakan bahwa jika kita memodifikasi konteks memori seperti itu, maka konten memorinya pun ternyata bisa memudar
Dinding Komentar