Tidak adil rasanya apabila kita melihat mantan hanya dari satu sisi negatifnya saja, lebih-lebih karena pertengkaran yang menyebabkan perpisahan. Bisa saja kita yang dulu terlalu egois, atau kitalah yang sebenarnya kurang bersabar dan berbesar hati. Terlalu dominan sering tak kita sadari memicu permasalahan.
Dia yang mungkin saat ini kita cela bagaimanapun pernah menjadi seseorang yang istimewa. Suka dan duka pernah direngkuh berdua dalam jalinan asmara. Terkadang saat terbesit dalam ingatan kita lalu mengumpat bahkan menghina karena belum bisa move on darinya.
Alangkah lebih baik memberi ucapan terima kasih dalam hati karena telah memberi warna dan makna bagi kehidupan kamu saat ini. Jangan kita melihat kekurangannya, tapi lihatlah kekurangan yang ada pada diri kita sendiri.
Ingatlah pepatah, seumur hidup kita akan selalu belajar. Dan mantan adalah salah satu guru terbaik yang mengajari kita banyak hal tentang kehidupan di masa lalu.
Kita sering lupa saat kita sudah mendapatkan hatinya, kita terlalu kelewat bahagia hingga kita jarang mensyukurinya. Saat kita sudah terlepas darinya dan kehilangan dirinya, kita baru tersadar bahwa dialah anugerah yang pernah singgah di hati meski kini mungkin sudah bersama orang lain.
Bisa saja dulu kita sebenarnya merasa tidak cocok dengannya, tapi kita memaksa mempertahankan hanya karena dia cantik, ganteng, well educated atau mapan. Memang bagi sebagian orang, fisik seorang kekasih tentu sebuah keistimewaan dan patut untuk dibanggakan, namun ada hal yang lebih penting dari sekadar penampilan, yaitu KENYAMANAN HATI.
Terkadang kita dipertemukan bukan untuk disatukan, namun untuk saling mendewasakan.
Karena kedewasaan tidak begitu saja datang, dari ragam persoalan dengan mantan maka kita belajar mencari solusi penyelesaian, kapan saatnya berbicara dan kapan saat mendengarkan.
Tidak usah lah berlarut-larut dalam penyesalan, apalagi benci. Bukankah di setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini. Asal kita tahu, Tuhan telah menggariskan segala nasib manusia dengan tujuan tertentu. Tak terkecuali MANTAN.
Untuk saya sendiri, walau tidak ada rasa benci seperti diatas namun rasa kehilangan, maka ada pengalaman yang diajarkan mantan yaitu ketika kenyamanan itu telah ada maka tidak perlu mencari kenyamanan lain yang belum tentu ada. Yang baru mungkin menarik dan menggairahkan hati tapi apakah bisa bikin nyaman. Jika sudah ada someone yang bikin nyaman, jangan terlalu dengarkan passion, hasrat atau nafsu terliar kita, sebelum itu akan kita sesali. Cobalah fokus pada sang nyaman namun tetap hati-hati dengan kenyamanan, jika terus dalam kenyamanan maka kapan kita akan belajar. Seperti saat kenyamanan itu direnggut selamanya dari hidup kita, itu bikin shock, bahkan Dilan belum tentu kuat.
Pengalaman saya lainnya, kita tidak perlu pusing mencari orang yang bisa memberi rasa nyaman untuk jangka panjang, namun kita bisa menciptakan rasa nyaman tersebut bersama orang yang Sudah Ada. Semua hanya soal Mindset saja, cobalah. Dulu saya sempat kecanduan vitamin 5-HTP dan atau L-Tyrosine untuk memberi rasa nyaman, semangat kerja dan tidur nyenyak setelah kehilangan. Namun pada akhirnya Mindset diri kitalah yang bisa menumbuhkan rasa nyaman terhadap someone new.
Selamat tinggal mantan dan selamat datang hidup baru......
Kang Jay
Oleh | Jayadiningrat |
Ditulis | Mar 11 '20 |
Dinding Komentar