Sedikit ketik-ketik request dari neng Fit.
Bagi keluarga muda uang adalah hal sensitif untuk dibicarakan, ego seperti saat single belum sepenuhnya hilang. Sehingga perlu ada komunikasi. Kita dan pasangan kita bisa duduk berdua sambil menyeruput kopi atau teh dan berbincang-bincang masalah keuangan saat ini dan masa depan.
Keluarga muda ini bukan berarti muda dalam usia, namun muda dari kapan pernikahannya. Walau misal saya menikah lagi, maka itu juga keluarga muda, apalagi mulai dari nol banget. Itu parah sih jika mulai dari nol untuk seumuran saya, selama 20 tahun kemana aja, tidur@#$%& what the f@#$%^. Tapi tenang walau mulai dari nol, ingat ada pepatah bilang life begin at forty ha ha ha.
Kadang keseganan untuk membicarakan keuangan bisa jadi bom waktu dimasa depan. Lebih baik saat masih baru menikah buatlah kesepakatan awal tentang pentingnya perencanaan keuangan. Tentukan siapa bendahara yang bertugas mengelola keuangan, yang bertanggung jawab membayar tagihan listrik, telepon, cicilan dan lainnya. Tentukan juga uang siapa atau uang darimana yang akan digunakan untuk apa.
Biaya yang cukup besar yang umumnya dihadapi keluarga muda misalnya persiapan DP untuk KPR, biaya persalinan, biaya anak masuk playgroup, kredit motor/mobil, biaya liburan, dan lain sebagainya.
Pastikan setelah 1 tahun menikah ada dana darurat untuk antisipasi hal-hal yang tidak terduga. Untuk keluarga muda, sediakan dana darurat setelah tahun pertama minimal 2 kali pengeluaran rutin bulanan termasuk cicilan apapun. Ditahun kedua minimal 4x, dan ditahun kelima dan seterusnya minimal 6x. Kalau saya lebih suka bentuknya emas batangan dan disimpan di brangkas rumah, pertimbangannya lebih tahan terhadap inflasi bahkan nilainya selalu naik. Kita harus konsisten, pakailah dana darurat untuk hal tak terduga, seperti jika terkena PHK, biaya pengobatan karena kecelakaan, atau terjadi musibah yang menyebabkan tidak bisa bekerja. Contoh dimasa Covid ini, sangat lumayan kan bisa bertahan dalam 6 bulan sambil rebahan karena nasib misal kena PHK atau usaha sulit.
Sebenarnya ada pengaman lainnya yaitu memiliki Asuransi. Namun pengalaman saya ikut Asuransi itu mubazir jika kantor juga mengcover Asuransi, bahkan 20th saya ikut asuransi plus embel-embel investasi namun yang didapat tidak seberapa. Berpuluh tahun cuman dapat beberapa puluh juta jika dicairkan, padahal dulu promosinya ratusan juta. Bahkan asuransi kesehatan dari kantor yang lebih sering saya gunakan. Apalagi sekarang ada BPJS Kesehatan yang wajib di ikuti, sehingga jika sudah ada Asuransi BPJS dan dari kantor maka saya sangat sarankan jangan tergiur ikut Asuransi lain dengan embel-embel investasi miliaran. Bikin sakit hati @#$%&* ha ha. Itu fakta, gara-gara dulu agen asuransinya neng geulis dan imut pisan euy.
Setelah lima tahun pernikahan, biasanya sudah mulai stabil tuh. Mungkin sudah punya anak, sudah mulai mencicil KPR bahkan mencicil Mobil. Gaji juga sudah naik sehingga sebelumnya cicilan 35% gaji sudah menjadi 20%. Saatnya mulai memikirkan investasi masa depan. Saat ini banyak instrumen investasi yang memberi keuntungan lebih dari inflasi. Seperti deposito, reksadana, saham, obligasi, hingga emas.
Kalau saya sebagai orang old, suka pusing jika harus mikir tentang saham, reksadana, obligasi apalagi trading online jadi saya tidak pernah mencoba itu semua. Deposito sudah saya coba tapi paling lemah terhadap inflasi, cuman setara saja. Nah pilihan terampuh yang selalu saya buktikan tangguh berpuluh tahun adalah investasi Emas. Jadi jika punya uang lebih (istri) buru-buru beli emas di Butik Antam, jika sudah kekumpul misal 100 gram maka akan disimpan dideposit box di Pegadaian. Ingat!!! Emas baru berkilau setelah disimpan minimal 2 tahun, sebelum itu jangan dijual. Kasih target untuk anda investasi, percaya tidak percaya alias ajaib alias aneh ada aja uang datang untuk di investasikan, si Emas seperti bisa manggil temannya Emas lain lagi dan lagi. Bingung aing. Oiya, Butik Antam tersebar dimana-mana, eh kalau di Jakarta area sih he he.
Kemudian setelah beberapa ratus gram, misal setelah 5 tahun, maka akan saya cairkan dan saya belikan rumah untuk dikontrakkan. Jadi dari investasi Emas jadi investasi Rumah. Tekun aja nabung emas, saya (eh istri) dulu menabung dari 2 gram, kemudian 5 gram. Saya pandang-pandang itu emas ditaruh dibawah bantal agar berbuah, kemudian paginya saya ambil dan pandang-pandang lagi, ee tidak terasa kekumpul ratusan gram. Mulai takut disimpen dimana, awalnya saya simpan dibrangkas dan ditempatkan di bawah atap rumah ha ha. Tapi kemudian saya memilih Pegadaian walau ada uang sewa deposit, tapi masih seimbang dengan kenaikan harga emas.
Oiya ada tips dari pengalaman hidup, saya tidak menyarankan gonta-ganti mobil. Itu pemborosan banget nget. Memang terlihat prestasi jika pulang kampung bawa mobil bagus, namun percayalah mending ngakali sewa mobil mewah ha ha, itu benar-benar saya lakukan dan berlangsung berpuluh tahun ha ha. Sampai istri dulu suka pilih sendiri tahun depan mudik pakai mobil apa ha ha. Sedangkan di rumah, punya sih mobil sekelas Kijang tapi itu-itu saja yang dipakai berpuluh tahun, nyicil mobil dari gress jadi tau sejarah perawatannya, itu mobil tidak pernah rewel dan tangguh kemana-mana, walau rada boros sih. Mengapa kagak gonta ganti, karena tau rasanya nyesek nyicil misal mobil 100jt dicicil dengan bunga jadi 160jt, udah gitu pas masa itu sempet kena phk pula jadi makin nyesek nyicilnya. Kapok nyicil. Tapi saya masih suka nyicil motor sih ha ha, praktis dan simpel soalnya tinggal gesek visa 2jt trus tanda tangan gak jelas ee sehari kemudian motor dianter, ee gak kerasa 2th motor lunas. Mikir lagi deh nyicil motor apa, asyik uhuy, padahal itu motor sebelumnya dua tahun kilometer dibawah 500 saking cuman jadi pajangan. Yah itulah sifat orang yang susah direm, yaitu konsumtif, puas dari beli barang padahal dipakai juga kagak. Jadi inget artis-artis beli tas branded puluhan dengan harga fantastis, terus pakenya kapan, kalau dari jauh sih mirip tas beli di mangdu.
Teman kantor saya yang selevel ada yang uangnya seakan dihamburkan hanya untuk sebuah mobil, saya inget sekali dulu mobil yang dia beli starlet dari hasil uang pensiun kena phk, setelah kerja kemudian kredit yaris 4jt perbln, jual lagi kredit kijang 5,5jt perbln, jual lagi kredit pajero sport 10jt perbln, sekarang jual lagi kredit crv turbo 12jt perbln dan istrinya kredit jazz rs 5jt perbln. Tapi rumah cuman satu, dan satu-satunya. Ya tiap orang beda-beda sih, kepuasan dia mungkin di mobil. Toh harta juga tidak dibawa mati. Tapi ini kan lagi bahas keuangan, bukan bahas cara ngumpulin pahala bekal akherat, nanti dibahas blog beda tentang tujuan akhir hidup menuju surga ya neng.
Lanjut, bagi yang suka bisnis mungkin bisa diputar tabungan atau investasi tersebut. Namun saya tidak terlalu suka bisnis, soalnya gampang kasihan dan mudah ditipu. Intinya sih masih fokus jadi pegawai dan pengajar. Saking gampang ditipu, sampai-sampai istri saya dulu bilang kesaya, "Bang klo abang gak nikah ama aye nih ye bang, abang bakal miskin kaga punye ape-ape". Emang sih yang suka beli emas bukan saya tapi istri hwahaha. Hemat mat mat bin kopet pet pet. Tapi hasilnya fantastis, yah bagi saya yang cuman buruh biasa dengan penghasilan biasa, bukan direktur, pengusaha apalagi sultan. Saya sering terngiang2 kata-kata istri kalau ngatain saudara2nya dibelakang, "orang kalau mau kaye ye nabung, gaji berapepun besarnye kalau kaga nabung ye miskin aje terus, miskin kok dipiara, mending piara kambing trus bunting bisa dijual anaknye". Ngablak dah, mangapppp.
Untuk semacam bisnis kecil2an yang dijalani, saya paling jual beli rumah, yah rumah yang saya beli dan sudah direnovasi jika harganya makin bagus maka saya jual untuk kemudian beli rumah ditempat lain dan jika bagus juga maka saya jual lagi. Begitu seterusnya. Bisnis kontrakan kalau saya rasa tidak seberapa menjanjikan, yah cuman buat bulanan, namun sayapun punya rumah sekedar untuk investasi masa depan untuk anak cucu, atau suatu saat diusia tua butuh uang untuk biaya hidup kan tinggal jual salah satu rumah kemudian simpan dalam bentuk emas yang dijual tiap bulan misal 10 gram bisa lah buat 10 tahun, kemudian 10th kedepannya begitu lagi, maklum bukan ASN yang punya pensiunan bulanan. Tapi nanti habis dong rumahnya? Ya kan emang investasi itu untuk jaring pengaman hari tua. Ya udah bukan 10 gram tapi 5 gram buat sebulan, hemat saat pensiun. Akhir-akhir ini ada Asuransi menawarkan ke saya program pensiun, tapi saya tolak mentah-mentah, kapok.
Begitu sekelumit nasehat ya neng Fit dari orang tua ini yang sudah pernah menjalani rumah tangga selama hampir 20 tahun, yang pernah jatuh bangun seperti kena PHK namun selalu berusaha bangkit lagi. Bukan sombong, karena saya juga cuman buruh biasa saja dikelas menengah, namun saya sekedar menceritakan pengalaman tentang manajemen keuangan keluarga yang pernah saya jalani, barangkali menginspirasi. Jika pun tidak sekedar bacaan sambil makan kwaci.
Ingat nasehat utama manajemen keuangan keluarga dari om: selalu punya tabungan 6x gaji MINIMAL, kalau kagak kelar idup kita he he.
Kang Jay
Oleh | Jayadiningrat |
Ditulis | Jun 19 '20 |
Dinding Komentar