Mereka yang menjalin hubungan khusus
sebelum terikat pada ikatan pernikahan, biasanya akan merasa bahwa
mereka sudah saling mengenal satu sama lain. Terlebih mengenal kelebihan
yang dimiliki oleh pasangannya. Ketika saya tanya, "Kenapa kamu ingin
menikah dengannya?" Jawabannya adalah, "Karena dia punya banyak
kelebihan yang aku inginkan. Dia romantis, perhatian, dan loyal". Lalu
kamu tak menyadari, ada yang banyak terlewat darimu ketika kamu melalui
proses ini.
Tahukah kamu, bahwa sebelum menikah, semua orang juga
akan berlomba-lomba menunjukan kelebihan yang ia miliki. Mungkin
kelebihan itu memang menjadi kelebihannya, namun bisa saja kelebihan itu
disetting hanya untuk mencuri perhatian darimu. Yang jelas, kamu tidak
akan benar-benar mengenal sosoknya, sebelum kamu terikat pada ikatan
yang sah dengannya.
Dan setelah menikah, kamu seakan merasa
'tertipu' dikarenakan kamu telah semakin mengenalnya luar dan dalam.
Kamu merasa ia tidak seperti apa yang ia tampilkan padamu, kamu merasa
ia berbeda tidak seperti dulu saat ia memintamu menjadi pasangannya,
kamu terjebak pada sejuta harapanmu yang tak kunjung terwujud olehnya.
Kamu
mengelu-elukan kelebihan dalam dirinya, hingga terlupa bahwa ia
memiliki kekurangan layaknya manusia biasa. Namun kamu mengabaikan hal
itu, karena fokus dan tujuanmu hanya satu, yaitu agar ia bisa memenuhi
segala harapanmu terhadapnya. Tapi, sekuat-kuatnya ia berusaha
membahagiakanmu, kamu akan tetap merasa kurang karena kamu belum ikhlas
menerima segala kekurangan dirinya.
Untuk merawat cinta yang kamu
miliki, kamu tidak bisa selalu melambungkan khayalan dan segala angan
yang ingin kamu ciptakan kepadanya, karena angan itu bisa saja perlahan
jatuh berguguran karena tidak sepadan dengan segala harapan. Pernikahan
bukanlah khayalan, ia adalah realita berjuang yang sesungguhnya.
Maka,pahamilah esensi pernikahan secara utuh. Jangan jadikan pernikahan
sebagai sarana untuk sekedar meluapkan hasrat cinta, terlebih cinta yang
hanya didasari oleh hawa nafsu diri. Dan jangan jadikan pernikahan
sebagai sekedar ajang untuk mengubah status, terlebih ketika pernikahan
hanya dianggap sebagai sebuah fase lanjutan hidup.
brlajar dr yg udh pernh nikah dia bilang pernikahan itu byk fasenya ada 3 fase , yg pertama awal pernikahan, masih manis² deh di fase itu, krn mash jd penganten anyar hehehe
fase kedua ini adh fase ujian pertama , dimana keduanya sama2 menyadari klu dia menikah dgn manusia hahaha maksdnya mulai terlihat kekurangannya, mucul rasa kesal, hadir ketidaksukaan, bahkan di fase ini awal muncul utk menyudahi aja pernikahn hadir
fase ketiga ketika berhasil melewati ujian fase kedua yaitu bs menerima kekurangan pasangan , berkomitmen utk memperbaiki diri bersama utk tumbuh bersama bahwa mencintai pasangan adh sesuatu yg hrs terus di kerjakan, terus perjuangan blm selesai sampai tujuan akhir yaitu masuk surga bersama,fase ketiga ketika berhasil melewati ujian fase kedua yaitu bs menerima kekurangan pasangan , berkomitmen utk memperbaiki diri bersama utk tumbuh bersama bahwa mencintai pasangan adh sesuatu yg hrs te...See more
Dinding Komentar