Entah siapa penulis Aslinya, yang pasti tulisan ini...aku suka.Jadi perempuan harus siap dengan posisi serba salah.Perempuan dituntut untuk memeluk kekurangan dan aib keluarga.Perempuan dituntut sholehah, cerdas dan selalu menarik.Perempuan dituntut sempurna menjadi bidadari suami dan madrasah pertama keturunannya.Sepertinya semua hal tersebut masuk akal berlaku ideal bila suami pun telah sempurna tahu dan faham menempatkan dirinya.Ketika laki-laki telah absolut mumpuni sebagai imam, pembimbing dan kepala keluarga yang bertanggung jawab.Tidak hanya bertanggung jawab soal materi, tapi juga soal religi, psikologi, emosional dan fasilitas seluruh anggota keluarga.Sering kah dengar dan melihat perempuan sakit jiwanya?Tubuh nampak sehat tapi jelas nampak ada tidak kestabilan psikologis dan emosional??Atau akhlaknya menyejukkan tapi fisiknya ringkih sakit-sakitan??Sering yaPerempuanKalau berkoar kesengsaraan di umum, dikata tak pandai jaga rahasia.Kalau dipendam, lama-lama jadi gila.Lalu tidak jarang akhirnya makhluk terdekat lah yang jadi pelampiasan kekesalannya.Yaitu anak-anaknya Suami main tangan, adaSuami lalai nafkah, adaSuami abai kebutuhan keluarga, adaSuami gila perempuan, adaSuami tidak peka kewajiban, adaSuami tak faham memimpin, adaSuami jauh agama, adaTapi ketika suami selingkuh... perempuan dikata isteri tak luwes menyenangkan suamiKetika suami KDRT...Perempuan dikata tak pandai jaga sikapKetika suami marah...Perempuan dikata tak cerdas jaga mulutPerempuan terluka dalam diam, lalu semua hancur, ia dibodoh-bodohkan banyak orang.Perempuan curhat dan berbicara, berbagi kesah mengurangi derita,Dianggap tak punya iman dan tidak tahu malu.Anak-anak kacau, yang disalahkan asuhan ibunya.Anak-anak menonjol, yang dikenal dia anaknya bapak siapa.Wanita dituntut untuk menjaga keseimbangan keluarga.Sudahlah rusak badan karena hamil, melahirkan, dan suaminya.Masih pula jungkir balik kaki jadi kepala, kepala jadi keset keluarga.Namun bila terpaksa ada tuntutan karena kondisi yang belum layak....Seringnya wanita juga terhakimi sebagai makhluk kurang bersyukur.Ahh ibu, perempuan, wanita.Pantas kau lebih cepat terlihat tua.Surga dijanjikan di telapak kakinya,Namun ancaman neraka juga ditakdirkan banyak dipenuhi oleh kaumnya.Perempuan oh perempuan, semilyar yang harus kau taklukkan dengan segala paradoksal-nya.....Iya atau bukan pengalaman pribadi saya,tapi semoga dapat sedikit menguatkan sesama perempuan-perempuan kuat dimanapun berada.#copas
Dinding Komentar
Para psikolog mutakhir menunjukkan, manusia yang emosinya cerdas cenderung lebih sukses dalam mencari uang (untuk pria), lebih nyaman dalam membina hubungan keluarga (untuk wanita), lebih kreatif dalam menyelesaikan persoalan (untuk pria dan wanita), dan lebih sehat secara fisik dan mental.
Kecerdasan emosi terbukti lebih menentukan keberhasilan seseorang daripada kecerdasan intelek. Kepada emosilah bergantung suka, duka, bahagia, dan sengsaranya manusia. Pribadi dengan hati dan emosi yang terukur mampu mengatasi banyak persoalan hidup, dari urusan individu sampai sosial.
Misal, saya kenal seorang wanita anak buah saya dikantor yang memiliki kecerdasan emosi sangat bagus. Ketika suaminya meninggal, dia cepat bangkit dari IRT menjadi wanita karir tangguh. Beberapa tahun kemudian menemukan cintanya di kantor, dia pandai memilih pasangan hidupnya. Interpersonal dia yang ramah dan baik hati, membuat pria manapun betah dekatnya, demikian pula suami barunya saat ini.
Namun saya kadang suka kasihan di AN ini, masih banyak yang tidak menggunakan kecerdasan emosinya. Malah, memanjakan emosinya dengan keterpurukan, kefakiran cinta, tanpa mengolah emosinya menjadi aksi nyata merubah hidupnya jadi sukses atau merubah percintaannya menuju pelaminan.
Bertahun-tahun status quo, lebih suka mencerca, menghujat, menjudge orang lain yang dianggap mereka lebih sukses dengan mencari2 titik lemahnya atau bahkan berusaha menghina orang dibawahnya demi memanjakan emosinya. Orang lain terus yang dilihat tanpa berusaha membenahi diri sendiri, apa yang salah dengan diri kita. Akhirnya hidupnya tidak berkah karena terus dikubangan dosa, Allah pun jauh. Itu kebodohan emosi yang harus dirubah.
Sehingga saya tergerak untuk membangunkan singa tidur di AN yang termanjakan dengan racun2 emosi, agar mau berubah dan mau belajar melatih kecerdasan emosi kita, demikian juga saya. Alhamdulillah saya terus berkomunikasi dengan mereka warga AN yang mau sama-sama belajar.
Ayo mari mengasah kecerdasan emosi untuk membangun kehidupan yang lebih baik didunia untuk kemudian tiba dipelataran surga. Aamiin.Teh Binda, ini tulisan curhatan umum dari hati wanita, saya akui menjadi wanita itu tidak mudah namun jadi jadi laki-lakipun sama.
Para psikolog mutakhir menunjukkan, manusia yang emos...See more
Ketika pernikahan berdasarkan agama, mk tuntutan tsb akan berlaku untuk suami istri
Suami yg menjalani kehidupan berdasarkan agama tdk kan dzolim pada istri....tidak kan membuat tua istrinya tp kan menua bersamamnrt saya, tulisan tsb adalah tuntutan dr budaya/tradisi bukan tuntutan dr agama
Ketika pernikahan berdasarkan agama, mk tuntutan tsb akan berlaku untuk suami istri
Suam...See more