Menilai deduksi dari sisi.
Membalikkan keadaan atau keadaan yang terbalik, merangkai jemu di titik pasrah.
Pasrah bukan ikhlas hanya sekedar mata langit yang mengurai lalu mencocokkan waktu demi waktu.
Aku tahu ada yang tersembunyi disana coba mematahkan algoritma tentang buah pikiran lalu di temani temaran buah khayalan lelah dalam menanggung beban di pundak jiwa.
Aku tahu ada yang tidak rela jika putik merangkai benang sari yang mengantar pada ranjang suatu malam di kaki langit dan membiarkan tersudut menepi menunggu mati.
Pejamkan saja kedua matamu dan katupkan cambium pada gigi pedati yang mengerek pada tiang nafas... apa hadirku mengganggu jalan pelangi.
Oh.. ya lupakan sejenak kisi matakaki tapi coba jelang perkusi ini, ......
Kue de javu secara de fatco memenjarakan Stelsel kepandiran diri membuat lupa bahwa kita hanya mahluk bukan Tuhan.
Mari kita buka botol kesalah pahaman tentang nada, lalu tuangkan dalam gelas kehampaan agar buih itu bisa jadi sajadah.
Kalian tahu... atau berpura tidak tahu, aku menyayanginya dan akan mempertahankan meski berkalang tanah, walai kalian bangun kotak pandora berlapis hinaan dan cemooh untuk menutupinya. lalu tetap ada selayaknya agama yang melekat di sum-sum jiwa dan bayangnya menginvasi suara jiwa.
Aku Merindukanmu....
Wahai keteduhan senjaku.
Tunggu aku yang sedang mengobati kedua sayapku agar bisa terbang mendatangimu lalu akan bersimpuh menengadahkan tangan sambil berucap
.." maukah kau menjadi bagian dari tawaku saat sedih ku mengilhami dan bersama tuk merawat agar tidak terluka kembali."
By Tqm
Dinding Komentar