Sedikit terhenyak kata-kata paman saya, ketika dia yang Ustadz ingin menjodohkan saya dengan anak teman bisnisnya,
"Om sudah janji ke teman Om, supaya sopan ayo kamu datang aja dulu. Jadwalin ke Lampung, deket tinggal naik pesawat dari Halim atau naik travel. Datang, kenalan. Seterusnya terserah kamu."
"Jodoh memang ditangan Allah. Tapi Allah juga menghendaki jodoh yang sudah ditetapkan-Nya untuk kita cari, kita pilih. Karena yang berharga bukan yang menunggu. Yang berharga adalah usaha itu sendiri."
"Ini bukan soal penantian, tapi lebih pada pengorbanan kamu. Lebih pada perjuangan kamu untuk mendapatkan dia. Semakin besar usaha kamu....semakin baik jodoh dan pasangan kamu."
Dalem..............serasa menjadi muda lagi....on fire....
Semakin kusadari pentingnya keluarga dalam hidup....
...dan ceritaku tak harus sama dengan kisah papah.
Saatnya melangkah ke hari yang baru. Meski mungkin tertatih.
Teringat petuah kyai langitan yang bersahaja setingkat waliyullah, ngendiko:
"Yang namanya menikah itu mudah. Yang berat itu berkeluarga. Karena pengorbanan dalam berkeluarga itu cuma bisa diakhiri dengan kematian."
"Yang terberat dalam berkeluarga yaitu kita tidak bisa menjadi diri kita sendiri lagi. Semua pengorbanan nantinya untuk anak kita. Hidup sudah bukan untuk diri sendiri lagi."
Jadi saya tarik kesimpulan, pengorbanan adalah ibadah. Berkeluarga harus diperjuangkan sampai mati, seperti perjuangan para syuhada, semoga diberikutnya saya duluan agar tidak ada kesedihan menjadi yang tertinggal. Hiks.
Lanjut......
Tidak ada perempuan yang mau diajak susah. Tapi semua perempuan tahu bahwa hidup tidak selamanya penuh bunga dan pelangi. Akan ada badai dalam bentuk apapun. Tugas kita pria jika menjadi suami ada dua. Yang pertama, pastikan bukan suami yang bawa badai itu. Dan yang kedua, suami adalah yang membawa bunga dan pelangi untuk istri.
cuite.....
Kang Jay
Oleh | Jayadiningrat |
Ditulis | Dec 30 '22 |
Dinding Komentar