Anak-anak muda ini meyakinkan kedua keluarga bahwa uang resepsi yang awalnya digedung bisa digunakan untuk masa depan seperti untuk honeymoon, ngontrak rumah, beli perabotan rumah, bahkan DP nyicil kendaraan. Lebih bermanfaat untuk masa depan.
Untuk biaya menikah, anak-anak muda ini mengaku bahwa mereka yang menanggung biaya nikah semua, sehingga keluarga menerima keputusan mereka berdua.
Biaya yang dikeluarkan tentu tidak hanya biaya KUA 600rb, bahkan banyak KUA menggratiskan jk dilaksanan pada jam kerja. Namun mereka tetap ya mengelurkan biaya seperti menyewa jasa makeup berikut baju pengantin, baju gamis wanita untuk orang tua dan kakak/adik bisa beli online toh murah spt dibawah sedang pria pake batik yg dipunyai aja, foto bisa pake hape saudara yg terbaik, ditotal sekitar 4jt. Sebenarnya part ini bisa dihemat 1jt jika baju gamis wanita beli masing2 haha. Untuk perayaan cuman syukuran di rumah sang istri saja dengan biaya catering berikut sewa meja makan sekitar 3,4jt untuk 50 porsi sederhana untuk keluarga inti. Menunya cuman sate, capcay, lalapan plus sambal, krupuk dan sop buah sederhana tentu aqua gelas yah 50rb per porsi. Tetap diadakan syukuran agar kebahagian mereka lebih lengkap dan ada doa bersama.
Total semuanya 8jt, plus biaya lain-lain 1jt seperti beli seperangkat alat sholat, bensin, salam tempel penghulu dan snack2 ringan di KUA. Nilai 9jt tentu ringan dikantong anak-anak muda ini yang sebenarnya mereka adalah pegawai kantoran. Menikah sederhana ini sah2 saja toh memiliki nilai sakral didalamnya.
Trend ini diprediksi akan terus berlanjut, anak-anak muda ini berhasil mendobrak tradisi lama bahwa menikah sederhana memalukan keluarga besar atau ada apa2 seperti hamil duluan dll. Semoga ini terus berlanjut dan Indonesia terbebas dari penurunan jumlah kelahiran seperti terjadi di negara maju terutama jepang dan korea.
Kang Jay
Oleh | Jayadiningrat |
Ditulis | Feb 4 '23 |
Dinding Komentar