Semoga dihatimu belum ada yg laen, ingin kutitip rinduku
Kalaupun sy mapan, bisa mencukupi kebutuhan, dll hal serupa pastilah sy hanya diam.
Paling² kalau dipepet dengan tanya by tanya bertubi-tubi oleh orang tua dengan pertanyaan pekerjaan sy apa??
Pastilah hanya sy jawab sy ini seorang buruh harian lepas, kadang dapat rejeki kadang juga tidak. Yg utama bagi sy sehat, kejujuran ini bisa dipraktekkan kesehariannya sama saja rejeki yg tiada taranya.
Sy bukan tipe yg suka mengumbar derajat, tidak pula tipe pamer. Sy lebih memilih berucap nan berperilaku sederhana seadanya baik dikala sy sempit (gak punya) apalagi ketika dikaruniai sesuatu yg lebih, maka sepatutnya juga seharusnya sy tetap jadi seorang yg sederhana seadanya nan biasa² saja.
Karakter wanita itu pasif, menanti. Dia tolak secara halus agar orangnya tidak menjauh. Sambil menanti yg pas di hati. Bila nggak datang juga yaa terima yg tadi ditolak secara halus. Nanti gampanglah.., minta putus lagi bila sudah nggak srêg.
Dalam hubungan, wanita lebih gampang minta putus. Itu karena rasio mereka dibawah rasa. Sedikit kêsêl, minta putus tanpa pikir panjang. Buat apa mikir panjang, toh yg antri di inbox ada puluhan, tinggal milih yg agak pas di hati.
Lelaki, jarang ada yg antri di inboxnya karena wanita itu bersifat pasif. Makanya lelaki lebih memilih mempertahankan yg ada daripada harus agresif lagi mencari pengganti.
Penelitianku ini mengacu pada sifat-sifat umum, bukan berlaku untuk kasus-kasus khusus yg berkarakter tidak umum.
Benarkah..?
Padahal kalau pria itu sudah mapan, belum tentu wanita tadi menjadi pilihannya.
Sebab pekerjaan yang berat itu membutuhkan waktu yang lama,
Karenanya mencintai bukan sebatas suka atau ketertarikan,
Tapi pemakluman seumur hidup, kesabaran yang tiada batas, dan memiliki 1 visi, bersama menuju jannahNya.
D dunia maya.. Blum kenal udh dtny umur duluan..
D dunia nyata..mslh umur blkgan yg penting orgnya baik , hatinya baik n bikin nyaman
Pernikahan dalam islam diatur dalam syariat,termasuk memilih kriteria calon istri maupun calon suami. Kita dianjurkan untuk serius dalam permasalahan ini dan dilarang menjadikan hal ini sebagai bahan candaan atau main-main.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
“Tiga hal yang seriusnya dianggap benar-benar serius dan bercandanya dianggap serius: nikah, cerai dan ruju.'” (Diriwayatkan oleh Al Arba’ah kecuali An Nasa’i. Dihasankan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah)
Salah satunya dikarenakan menikah berarti mengikat seseorang untuk menjadi teman hidup tidak hanya untuk satu-dua hari saja bahkan seumur hidup, insya Allah. Jika demikian, merupakan salah satu kemuliaan syariat Islam bahwa orang yang hendak menikah diperintahkan untuk berhati-hati, teliti dan penuh pertimbangan dalam memilih pasangan hidup.
Sungguh sayang, anjuran ini sudah semakin diabaikan oleh kebanyakan kaum muslimin. Sebagian mereka terjerumus dalam perbuatan maksiat seperti pacaran dan semacamnya, sehingga mereka pun akhirnya menikah dengan kekasih mereka tanpa memperhatikan bagaimana keadaan agamanya. Sebagian lagi memilih pasangannya hanya dengan pertimbangan fisik. Mereka berlomba mencari wanita cantik untuk dipinang tanpa peduli bagaimana kondisi agamanya. Sebagian lagi menikah untuk menumpuk kekayaan. Mereka pun meminang lelaki atau wanita yang kaya raya untuk mendapatkan hartanya. Yang terbaik tentu adalah apa yang dianjurkan oleh syariat, yaitu berhati-hati, teliti dan penuh pertimbangan dalam memilih pasangan hidup serta menimbang anjuran-anjuran agama dalam memilih pasangan.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, maka engkau akan sengsara. "(HR. Bukhari-Muslim)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam juga bersabda,
“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi. Al Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadits ini hasan lighoirihi)
Jika demikian, maka ilmu agama adalah poin penting yang menjadi perhatian dalam memilih pasangan. Karena bagaimana mungkin seseorang dapat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, padahal dia tidak tahu apa saja yang diperintahkan oleh Allah dan apa saja yang dilarang oleh-Nya? Dan disinilah diperlukan ilmu agama untuk mengetahuinya.
Maka pilihlah calon pasangan hidup yang memiliki pemahaman yang baik tentang agama. Karena salah satu tanda orang yang diberi kebaikan oleh Allah adalah memiliki pemahaman agama yang baik dan mengamalkan / menjalankannya dalam kehidupannya.
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Orang yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapat kebaikan akan dipahamkan terhadap ilmu agama.” (HR. Bukhari-Muslim)
Semoga bermanfaat
Sy tak akan meminta apa² padamu, sy pun tak ingin merepotkan / menyusahkan diri pribadimu (wanita yg jadi isteriku nanti).
Sekalipun sy hanya berpenampilan begini, engkau belum terlalu banyak tau bagaimana etika budi pekerti juga moral sy. Sepetik harapan dalam sifatku yg pendiam dan senang menyayangi juga mengasihimu dengan lembut, semoga dikala tiba saatnya nanti engkau lebih berbudi pekerti yg luhur, bermoral yg adiluhung, lebih bijak nan lebih hebat kebajikannya ketimbang sy.... ini saja harapan atau do'a munajatku pada Alloh swt.
Jadilah rona gemilang lewat ucap nan kepribadianmu,
Jadilah kaya yg suka bersaudara pada yg miskin,
Jadilah pandai nan cerdas cerdik yg menggugah pribadi² laen untuk lebih tunduk sujud pada Alloh swt.
Walau engkau bukan seorang ustadzah, bilamana engkau (wanita yg jadi isteriku nanti) dikaruniai hal tersebut ini
sujud syukurku tiada tara.
Sekalipun engkau belum berjilbab, moral etikamu yg luhur itulah sebuah sinar terang yg kudamba bersama diri pribadimu.
Siapakah namamu tambatan hatiku ??
Di sudut mana bisa kutemui pribadimu dan sy bisa kau ajak bertamu kerumahmu bertemu dengan orang tuamu ??