Seorang polisi di kota kecil menghentikan seorang pengendara motor yang kedapatan ngebut di depan kantor Polsek. Tanpa pakai helm dan lupa dompet hape ketinggalan, plus motornya pun pinjaman tanpa bawa stnk. Tadi pas mau berangkat buru-buru.
“Tapi Pak, saya bisa menjelaskan alasannya.”
"Perbedaan adalah Rahmat"
Case Study : Tentang ajakan Mari Kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits.
Ada yang salah dari kalimat diatas,... hmm gak ada malah saya setuju 1000%.
Cuma yang jadi kendala adalah mereka memahami tidak kalimat itu dengan baik dan benar.
Dalam mengkaji Alqu'an di jelaskan bahwa Umat islam itu terbagi menjadi 2 kelompok
1. Memahami Al-Qur’an dan Hadits hanya secara texstualis saja (Apa adanya).
2. Memahami Al-Qur’an dan Hadits hanya secara Logika.
Dalam Syarah Sunan Abî Dâwud, halaman 427-428, disitu di jelaskan bahwa Nabi mendapat wahyu dari Jibril AS
“Lâ yushalliyanna ahadun al-ashra illâ fî banî Qurayzhah” (Jangan kalian shalat asar kecuali di Bani Qurayzhah).
Kebetulan di tengah perjalanan waktu asar tiba, maka sebagian sahabat yang memahami secara logika pun meminta berhenti untuk menunaikan shalat asar.
sedangkan yang memahami secara textual meminta shalat asar kalau sudah di wilayah Bani Qurayzhah, maka apa yang di katakan Nabi, Semuanya benar.
Makanya kita sebagai umat islam jangan mudah di adu domba slogan-slogan yang ujungnya menjelekkan atau sampai memerangi saudara kita sendiri. Hanya karena beda memahami Bid'ah kita ribut
atau hanya karena tidak Qunut mertua dan mantu saling bermusuhan.
Sudahlah mereka mau Isis mau teroris, mau NU atau PERSIS, toh syahadat mereka sama dengan kita, mereka tetap saudara kita meski beda pemahaman.
Yang penting
1.Tidak melenceng dari Al-Qur’an dan Hadist serta Sunnah
2.Menempatkan Pemahaman Al-Qur’an di tempat yang benar yang sudah di syarah kan para Ulama terdahulu.
Selagi mereka masih memegang itu, maka mereka tetap saudara kita.
*Minta doa nya agar buku "Shalat dalam Aritmatika" bisa selesai dalam waktu dekat, permintaan seseorang ( ...)
Quote of Ngadon ; KITA adalah BAHAN GIBAH di CERITA orang lain ke TEMANNYA.
**
Ketika pasukan bawah tanah itu bergerak nyinyir dalam senyap dari inbok ke inbok dari akun silent reader ke akun newbie ; menyebarkan kabar untuk mewaspadai dan menjauhi kalo bisa memusuhi akun-akun lama yang terus eksis diatas permukaan, yang kepikir sama gw ; nih rangorang nyari jodoh segitunya amat yak ? Santuy heiiiiiii...
Emang dengan ngajakin rangorang memusuhi akun-akun diatas permukaan, bikin jodoh lo mendekat dengan kecepatan cahaya yang berbanding lurus dengan kecepatan jari jemari netijen ?
Pasukan bawah tanah menganggap rangorang yang ngeblog apalagi yang suka komang komeng gak jelas dengan berbagai kalimat dan rasa itu, adalah akun yang tidak serius cari jodoh. Terlebih akun-akun lama, akun yang tahunan mengendap dimarih dianggap tidak mencerminkan kesenioran, yang harusnya mengajari, mencontohkan yang baik, dan mengarahkan ke jalan yang lurus.
Eh, lo pikir aplikasi ginian tuh macam kampus yg ada mala-maba, senior-junior, kating-diting, kudu banget yang toku-toku kasih apalah-apalah ke yang mudaan ? Jan ngadi2 lo, main lo kedekatan mikir lo kejauhan.
Serius disini cari jodoh bolebole aja, sah-sah aja, namanya juga usaha. Tapi keseriusan lo bikin lo kagak waras kalo sampe nuduh-nuduh ke akun yang eksis diatas permukaan udah keluar jalur dari keseriusan cari jodoh. Mereka itu bukan ga serius, cuman lebih santuy aja, lebih mengendorkan urat cari jodohnya, lebih ke easy going aja lah udah urusan jodoh. Mungkin sudah sampai difase ; gosah dikejar2 amat lah, kalo udah waktunya juga jadilah, entah dapetnya dimarih ato jadinya ama tetangga sebelah rumah.
Elo yang menganggap Ayo Ngadon ini adalah special track to find your soulmate, trus merasa punya kewajiban mengembalikan rangorang yang santuy cari jodoh untuk balik ke jalur yg menurut lo paling benar ; elo kek mendewakan aplikasi ini dah. Kek menuhankan disini tuh satu-satunya, the one and only tempat cari jodoh. Gw rasa sih lo gila deh saking seriusnya nyari jodoh dan makin lama dicari makin ga dapet-dapet trus lo stress gitu.
Dari dulu, gw anggap Ayo Ngadon ini ya sama aja sih kek media sosial yang lain, ga beda jauh ama efbe, aigih, twitung yang lo bisa bikin status apa aja, bisa posting keriyaan apa aja, bisa twit apa aja. Trus dikomen dah tuh ama netijen yang jemarinya punya banyak rasa. Paling ngehe sih kalo udah rasa bu tedjo.
Dan makin kesono, makin tahun ini mo brakhir, Ayo Ngadon jadi kek sekolahan islam terpadu.
Krik...krik...krik...
Al Kisah, Abu Nawas sedang berjalan di tengah pasar.
Dia melihat ke dalam topinya dan tersenyum penuh bahagia.
Orang-orang pun heran, lalu bertanya ;
*Orang:*... “hai Abu Nawas apa yg kamu lihat ke dalam topimu itu yg membuatmu tersenyum bahagia.....??”
*Abunawas:*... “Aku sedang melihat Surga yg dihiasi barisan bidadari2.” yg cantik nan menawan (dgn ekspresi meyakinkan).
*Seseorang:*... "Coba aku lihat.... ?”
*Abunawas:*... Tapi saya tdk yakin kamu bisa melihat seperti apa yg saya lihat.”
*Orang2:*... “Mengapa....?"..(serempak, karena sama2 semakin penasaran)
*Abunawas:*... “Krn hanya orang yg beriman saja dan sholeh yg bisa melihat Surga dan Bidadarinya di topi saya ini"
*Seseorang:*... "Coba aku lihat....!!"
*Abunawas;*... “Silahkan”
~Orang itu pun melihat ke dalam topi, lalu sejenak menatap ke arah Abu Nawas, kemudian menengok ke orang2 di sekelilingnya dan berkata: ... *"benar2 aku melihat surga dan bidadari .. luarbiasa”*dg (penuh kagum)
~Orang-orang pun heboh ingin menyaksikan Surga dan bidadari di dalam topi Abu Nawas, tetapi Abu Nawas mewanti-wanti, bahwa hanya orang2 yg ber-Iman dan Sholeh saja yg bisa melihatnya.
~Dari sekian banyak yg melihat ke dalam topi itu banyak yg mengaku melihat Surga dan bidadari tetapi banyak juga yg tidak bisa melihat sama sekali.
Mereka yg tdk bisa melihat berkesimpulan "Abu Nawas telah berbohong"
Mereka pun melaporkan Abu Nawas ke Raja, dgn tuduhan telah menebarkan isu kebohongan di tengah2 masyarakat.
~Akhirnya, Abu Nawas dipanggil menghadap Raja untuk diadili.
........................
*Dlm Sidang Pengadilan Raja*
*RAJA:*... "Benarkah di dalam topimu bisa terlihat surga dgn bidadarinya....?”
*Abunawas:*... "Benar paduka Raja, tetapi hanya *orang yang beriman saja dan sholeh* yg bisa melihatnya. Sementara yg tidak bisa melihatnya, berarti dia belum beriman dan tdk Sholeh.
Kalau paduka Raja mau menyaksikannya sendiri, silahkan..”
*RAJA:*... "Baiklah, kalau begitu saya mau menyaksikannya sendiri.”...
~Sudah pasti Raja tdk melihat surga apalagi bidadari di dalam Topi Abu Nawas.
~Raja berpikir, kalau ia mengatakan tidak melihat surga dan bidadari, berarti ia termasuk tidak beriman, maka akan berakibat bisa merusak reputasinya sebagai Raja ..
*RAJA:*... (setengah berteriak dan pura2 kagum)... “Engkau benar Abu Nawas, aku menyaksikan Surga dan Bidadari di dalam topimu..!!!"
~ Maka Rakyat yg menyaksikan reaksi Rajanya itu, lalu diam seribu bahasa dan tak ada lagi yg berani membantah Abu Nawas.
Mereka takut berbeda dgn Raja dan khawatir di cap belum beriman dan tdk Sholeh ......
~Konspirasi kebohongan yg ditebar oleh Abu Nawas, mendapat legitimasi dari Raja.
*Abunawas:*... (dalam hati tertawa sinis sambil bergumam)... "
beginilah akibatnya kalau ketakutan sudah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan pun akan merajalela.
Ketika keberanian lenyap dan ketakutan telah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan akan melenggang kangkung sebagai sesuatu yg “benar.”
Ketakutan untuk berbicara jujur, juga karena faktor gengsi.
Gengsi dianggap belum beriman atau dgn alibi/alasan lainnya.
Padahal, label gengsi itu hanyalah rekayasa opini publik yg dipenuhi dgn kebohongan.
Kepercayaan diri sebagai pribadi yg mandiri utk berkomitmen pada kebenaran berdasarkan prinsip kejujuran telah dirontokkan oleh kekhawatiran label status yg sesungguhnya sangat subyektif dan semu.
Kecerdikan konspirasi (kebohongan) opini publik Abu Nawas, telah menumbangkan kebenaran dan kejujuran.
*_Akhirnya, kecerdasan tanpa kejujuran dan keberanian, takluk di bawah kecerdikan yg dilakonkan dgn penuh keberanian dan kepercayaan diri meski pun itu adalah kebohongan yg besar dan nyata._*
*Kasus legitimasi kebohongan versi Abu Nawas ini, telah terjadi disekitar kita.
Tentu dgn aneka versinya.
Bagaimana dengan kondisi kita saat ini dan kemarin, hari ini dan esok lusa
...... ?????
Hanya kita yang dapat merubah nasib dan sikap kita ini......
109. QS. Al Kaafiruun : 6
لكم دينكم ولي دين
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.
------------------------------------------------------------------------------------------
Pernikahan termasuk dalam beribadah kepada Allah, karena salah satu fungsinya beribadah, maka di wajibkan suami istri memiliki agama yang sama yaitu agama yang menyembah pada Allah SWT.
tentang SALAM
Perasaan jarang buka web/app AN..
sekaliny suka nongol notif kalo dpt salam..
naah tnyata bbrp dpt salam krn SAYA yg SALAM duluan..
lhaaaaa.. KAPAN PULA SAYA KIRIM2 SALAM??
maaf bngt kepada yg dpt notif dikirimi salam dr saya.
itu bukan saya.. saya perlu konfirm saja agar tidak salah paham. krna dsini saya ga mau bermain2 dan tidak sekadar iseng..
jd..ga tw deh Salam dr saya krn appny lg error ato ga sngaja sy klik kah??hmmm...
Ada yg punya pengalaman yg sama??
Demi Waktu.....
Untuk Dirimu Hai Ahsanu Taqwim
Coba Gali Antara surat Al Ashr dan surat As Syam
Wa Ashri (Demi Waktu ) Lalu
Bisakah kamu pahami kenapa Tuhan sampai mengeluarkan statmen berulang dalam surat As Syam
Wasy syamsi ( Demi Matahari )
Walqomari (Demi Rembulan)
bahkan sampai 7 ayat.
Atau surat Ad Duha
Wadduha ( Demi waktu Duha )
atau banyak di surat Lainnya.
Semua menunjukkan waktu, untuk menunjukkan kepada dirimu jangan sia-siakan waktumu, camkan hal itu di otak bodohmu.
Ini Minggu terahir di tahun 2020, apa yang sudah kau dapatkan, ataukah sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya.
Jangan lah kamu jadi orang yang merugi karena Tuhan sudah memberi statmen keras dan berulang-ulang.
Biarkan mereka saja yang habiskan waktu untuk hal yang tidak bermanfaat, kamu bukan mereka dan kamu harus jadi dirimu sendiri.
Cukup... !!! Bangun dan mandi lalu tataplah tahun depan dengan doa dan harapan.