User blogs

Nidda VIP
Mendengarkan kisah teman-q, aq jd hati2.... lagi... Byk yg ego. Pria knp merasa paling pintar, benar, tampan,...... Paliiiing....? Dikritik.... Mlh panas. Hrsnya mah... terima kasih krn kekurangannya byk. Kakek-q za... pendengar yg baik.


Sederhana, teduh, enak diajak chat. Palagi dilihat....grinning

Gak harus tampan. Menarik chatting ttg pengetahuan.


Palagi sekufu dlm pemahaman agama. Aq senang tausiyah Ust. Adi Hidayat, Ust. Haikal, Ust. Zukifli, dsb.... Teduuuh... bgt.


Semoga imam setedeuh Bang Sandiaga Uno.... Ehemmmm.


Qt arungi perahu dg berbisnis dg kemuliaan y.... Spt Bang Sandiaga Uno.

Nidda Aug 15 '20 · Komentar: 1 · Tags: simak kasus teman
achyee VIP


Dulu...dullluuuuu...kalo mo 17an gitu dikampung2 suka ngadain panggung. Ya panggung hiburan, ya panggung buat lomba2an, ya panggung yang kaitannya ama peringatan agustusan lah yak.


Eh dimarih nih kek ada bau2 yang cari panggung yak, kek mumpung gitu ada seteru2an trus tetau nongol abis sekian waktu tenggelam.


Trus treak treak kek jual minyak tanah minta dilempar obor, padahal mo ngedompleng sekalian naikin pamor lagi laughinglaughinglaughinglaughinglaughing


Kaka achyee lagi nyindir apa lagi nyinyir ???

Menurut lo aja sih kira2nya gw lagi apah stuck_out_tongue_winking_eye





achyee Aug 15 '20 · Nilai: 5 · Komentar: 91
linaquen VIP
Eehmm semoga lelaki disini masih ada yang modelnya kek gini. Logikanya kalau semua kebutuhan sudah terpenuhi, insyaa Allah istri tidak perlu ikutan pusing mikirin kebutuhan RT slight_smile


linaquen Aug 14 '20 · Komentar: 59
Dina52 VIP


sweat_dropsTerus...jgn lupa hindari ini smiley

sweat_dropssweat_drops

wink Jangan lupa jomblo harus perbanyak doa !!!



Dina52 Aug 14 '20 · Komentar: 27 · Tags: jum'at berkah, perbanyak sholawat dan shodoqoh
Ning272 VIP
grimacinggrimacinggrimacinggrimacinggrimacing
bow
Ning272 Aug 14 '20 · Komentar: 7
Jayadiningrat VIP
Kehadiran virus Corona atau Covid-19 memang menyiksa mereka yang belum memiliki pasangan alias jomblo. Para jomblo yang mengklaim dirinya bahagia dan baik-baik saja, bisa jadi ikut mengutuk pandemi lantaran tidak bisa bebas pergi untuk bersosialisasi dan mencari jodoh. He he.




Tidak dapat dipungkiri bahwa virus Corona telah menimbulkan orang manjaga jarak. Selain itu, imbauan #dirumahaja semakin mempersempit ruang gerak banyak jomblo.




Bagi para jomblo, hal tersebut tak ubahnya malapetaka yang semakin menghambat menemukan belahan jiwa. Banyak dari kita yang tidak memiliki seseorang yang bisa diajak berbagi keluh kesah atau berbagi kasih. Level rasa sepi yang dirasakan pasti akan meningkat lebih dari hari-hari biasa tanpa pandemi Corona.

Meski begitu, sebenarnya kita masih bisa mencari jodoh di tengah krisis ini seperti duduk manis bahkan rebahan di rumah mantengin AN ini.

Namun saya lihat banyak yang malah tambah stres di AN, sebulan dua bulan mantengin AN masih stres ringan, namun sekarang sudah Lima bulan lebih menjadi stres berat bahkan saya lihat udah ada yang menderita gangguan kejiwaan.




Saya mengamati fenomena-fenomena yang terjadi:

- Dulu disaat sibuk2nya, kita jomblo sering lupa waktu. Boro-boro sempet mikirin jodoh, menyelesaikan deadline tugas kantor aja serasa 24jam sehari kurang. Akhirnya saat wfh membuat kita berpikir ulang eh berpikir banyak dan tersadar "Lho umurku ternyata sudah...xx... so, mana jodohku. mana? mana?."

- Udah mantengin pagi siang malam, e e e anggota AN yang nginbox atau chat jauh dari kriteria yang diinginkan sehingga makin menambah stres dengan status jomblonya. Ini terlihat dari blog2 dan comment2 mengibaratkan prospek yang tertarik tuh miskin bahkan penganguran, tidak tampan atau tidak cantik. Mengistilahkan, bukannya dapat ikan malah dapat sampah, yah intinya jauh dari kriteria yang diharapkan. Seakan itu adalah gerandong atau nenek lampir yang harus disingkirkan agar muncul sultan atau bidadari dari negeri awan. Padahal ya itu jatah sekufu kita. Ingat bahwa selalu ada emas dipasir di sungai, yah pintar2 aja mengayaknya.

- Kebanyakan melihat blog-blog inspirasi atau blog menggurui yang pada kenyataannya tidak sesuai dengan kondisi kita saat ini malah menambah gumoh, suntuk dan menyulut emosi untuk siap ngajak tarung sang pembuat blog bahwa tulisannya tidak valid dimasa pendemi, plus doi bakal dipakai sebagai bahan praktikum mengasah keahlian bikin blog tandiangan, mengumpat, sumpah serapah, fitnah dan luapan uneg2 hati. Sebelum nanti lulus dan kerja nyata bakal dipraktekkan pada suami/istri masa depannya. Yeah Universitas Kehidupan AN. He he he he he.

- Makin banyaknya anggota yang aktif dan giat di AN, terlihat dari banyak yang online dan banyak Foto yang diupload, menambah meriah pilihan-pilihan calon yang ada. Bagi beberapa jomblo AN mungkin menarik, namun beberapa lainnya malah menganggapnya sebagai saingan. Yah AN yang penuh sesak.

- Dimasa pendemi, banyak pria jomblo berpikir ulang termasuk 'beberapa' pria2 AN, berpikir tentang isi kantong yang tipis, sehingga apa siap menafkahi?, bahkan pekerjaanpun saat ini tiada jikapun pun ada tapi sedang menurun atau tidak stabil karena Corona. Sehingga saat wanita menemukan pria teman baru di AN. Banyak pria yang asyik masyuk di chat dan vicall saja, lumayan mengusir kesepian garatis tamba atis, namun saat diajak ketemuan, dengan tidak perlu pake beribu alasan tapi cukup alasan sederhana yaitu karena pendemi Corona menjadi suatu kemakluman. Pasrahlah si wanita, bingung antara males lanjut chat yang melelahkan hati atau block aja tapi kok sayang, selalu punya alasan dihati bahwa 2bln lagi Corona berakhir. Sebagai priapun saya maklum, lebih baik menyehatkan isi kantong dibanding menikah modal terbatas. Namun saya pun selalu percaya, menikah akan mendatangkan rejeki.

Oh Corona kapan dirimu pergi. Kami para jomblo sudah dahaga, butuh minuman segar-segar rasa cinta dan kasih sayang dari seorang pasangan halal.

Kang Jay

Jayadiningrat Aug 14 '20
widyahariati VIP
joy
Efek belajar gak di bimbing orang tua. sweat_smile
widyahariati Aug 13 '20 · Komentar: 12
Ning272 VIP
vvvv

Bonus



vbow

Ning272 Aug 13 '20 · Komentar: 9
UHN_Li VIP
Salam kangen buat Mr.Mahmud andai msh ON di planet AN ini.

Salam kangen jg buat yg prnh saling kenal.

Mmmuuach... :*

UHN_Li Aug 13 '20 · Nilai: 5 · Komentar: 11
whidayat3 VIP

#Alasan Kenapa Kita Harus Bersikap Diam Seribu Bahasa


Diam itu bisa bicara lebih keras dan menggema,

ketika mulut dan kata-katanya dirasa tiada berguna.

Ada momen di mana kita ingin bicara lantang, atau mungkin menjerit histeris. Kita ingin didengarkan, dan direspons dengan baik. Bagaimanapun, suara kita sudah gatal untuk keluar. Namun di saat yang sama, kita kerap dilema.

Pernahkah Bro-Sist menyesali sesuatu yang sudah diucapkan atau diungkapkan?

Efek dari penyesalan yang lebih besar itu kadang membuat kita segera mengendalikan suara. Kita jadi berpikir berkali-kali. Atau, kita memilih opsi lain untuk bersuara. Entah lewat karya tulis atau karya seni lain. Mau orang lain mudeng atau tidak, yang jelas unek-unek dalam hati sudah impas. Hanya saja, tak semua orang bisa beruntung memeroleh skill itu.

Pada akhirnya, sebagian besar dari kita pun memilih diam.

Postingan ini terinspirasi dari statusnya Pak Arif Subiyanto, yang ajaibnya, seakan-akan mendukung tindakanku untuk diam dalam menghadapi hal-hal tertentu. Hehe… Nah, status beliau bakal daku olah kembali, ya. Sengaja daku bentuk dalam list.

Well, kenapa kita harus bersikap diam ketika menghadapi omong kosong seseorang...?

#1. Karena Kita Memang Keliru

Sanggahan maupun koreksi bisa saja terarah pada diri kita. Wajib hukumnya kita menyambut semua itu. Kalaupun apa yang mereka sampaikan memang benar dan ternyata diri kita yang keliru, diam dan terima saja. Itu pertanda kita diperhatikan, diselamatkan, dan dibimbing pada kebenaran. Kita harus lebih banyak belajar lagi.

#2. Karena Kita Bisa Belajar Rendah Hati

Khusus di blog ini, daku sudah menerima berbagai masukan dari pembaca. Ada yang menyampaikan secara datar, dan ada juga cukup sengit. Kata Pak Arif, hendaknya kita merespons semua itu dengan sikap yang rendah hati. Reaksi itu membuktikan: ungkapan kita mungkin keliru, namun topik yang kita sampaikan bukan omong kosong; banyak pihak tersengat atau tergugah untuk menanggapi sebab topik itu membuka peluang bagi mereka untuk berefleksi atau menunjukkan level kepakarannya.

#3. Karena Kita Memang Benar dan Merekanya Saja yang Tak Paham

Ada kalanya yang sudah menyuarakan kebenaran pun ditodong dengan selaan atau sanggahan. Padahal apa yang kita utarakan sudah sesuai dalil, bukti, atau teori yang kuat. Tetapi tetap saja ada pihak yang tak setuju dan mencecarkan serangan. Kalau pun kita dalam posisi tersebut, menurut Pak Arif, diamlah. Hanya itu cara yang anggun dan santun untuk menanggapi omong kosong.

#4. Karena Kita Tak Ingin Nampak Lebih Bodoh

Kalau kita membalas ocehan seseorang dengan mengoceh lagi, apa bedanya kita dengan dia? Apalagi kalau isi bualannya hanya gelembung yang tak berisi. Maka tips aman dan cerdasnya hanyalah diam. Pak Arif bilang, diam bukan berarti kehilangan muka. Justru sebaliknya: kita tidak nampak semakin bodoh.

#5. Karena Kita Tak Mau Baper

Pak Arif bertanya, “coba dihitung berapa kali dalam sehari, sepekan atau sebulan anda diprotes, diejek, diomeli, disindir atau dimarahi orang. Apa yang anda rasakan?”

Emosi yang muncul tentu negatif, ya. Kita akan merasa jengkel, tersinggung, berang, rendah dan dinistakan. Kalau tak pintar-pintar mengolah emosi, aksi mencak-mencak orang-orang itu nyaris tak mencipratkan dampak positif. Karenanya lebih baik diam. Menurut Pak Arif, biarpun orang ngomel atau njeplak, ngotot emosional sampai mampus karena pecah pembuluh darah di otaknya, kalau kita memutuskan untuk tidak berubah, semua kicauan sengau itu sia-sia belaka.

Di dalam literasi agama Islam, karena hikmahnya yang besar, sikap diam tak jarang disinggung sebagai bagian dari ahlakul karimah.

Di sisi lain, orang tua kita terkadang mengingatkan atas jumlah lubang telinga lebih banyak daripada mulut, itu supaya kita lebih banyak mendengarkan daripada bicara.
whidayat3 Aug 13 '20 · Komentar: 3 · Tags: #jagalahhati jangn kau nodai, #aagyim heehee
Pages: « Previous ... 177 178 179 180 181 ... Next »
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo