User blogs

Binda VIP

Entah siapa penulis Aslinya, yang pasti tulisan ini...aku suka.?Jadi perempuan harus siap dengan posisi serba salah.?Perempuan dituntut untuk memeluk kekurangan dan aib keluarga.Perempuan dituntut sholehah, cerdas dan selalu menarik.Perempuan dituntut sempurna menjadi bidadari suami dan madrasah pertama keturunannya.Sepertinya semua hal tersebut masuk akal berlaku ideal bila suami pun telah sempurna tahu dan faham menempatkan dirinya.Ketika laki-laki telah absolut mumpuni sebagai imam, pembimbing dan kepala keluarga yang bertanggung jawab.Tidak hanya bertanggung jawab soal materi, tapi juga soal religi, psikologi, emosional dan fasilitas seluruh anggota keluarga.Sering kah dengar dan melihat perempuan sakit jiwanya?Tubuh nampak sehat tapi jelas nampak ada tidak kestabilan psikologis dan emosional??Atau akhlaknya menyejukkan tapi fisiknya ringkih sakit-sakitan??Sering yaPerempuanKalau berkoar kesengsaraan di umum, dikata tak pandai jaga rahasia.Kalau dipendam, lama-lama jadi gila.Lalu tidak jarang akhirnya makhluk terdekat lah yang jadi pelampiasan kekesalannya.Yaitu anak-anaknya ???Suami main tangan, adaSuami lalai nafkah, adaSuami abai kebutuhan keluarga, adaSuami gila perempuan, adaSuami tidak peka kewajiban, adaSuami tak faham memimpin, adaSuami jauh agama, adaTapi ketika suami selingkuh... perempuan dikata isteri tak luwes menyenangkan suamiKetika suami KDRT...Perempuan dikata tak pandai jaga sikapKetika suami marah...Perempuan dikata tak cerdas jaga mulutPerempuan terluka dalam diam, lalu semua hancur, ia dibodoh-bodohkan banyak orang.Perempuan curhat dan berbicara, berbagi kesah mengurangi derita,Dianggap tak punya iman dan tidak tahu malu.Anak-anak kacau, yang disalahkan asuhan ibunya.Anak-anak menonjol, yang dikenal dia anaknya bapak siapa.Wanita dituntut untuk menjaga keseimbangan keluarga.Sudahlah rusak badan karena hamil, melahirkan, dan suaminya.Masih pula jungkir balik kaki jadi kepala, kepala jadi keset keluarga.Namun bila terpaksa ada tuntutan karena kondisi yang belum layak....Seringnya wanita juga terhakimi sebagai makhluk kurang bersyukur.Ahh ibu, perempuan, wanita.Pantas kau lebih cepat terlihat tua.Surga dijanjikan di telapak kakinya,Namun ancaman neraka juga ditakdirkan banyak dipenuhi oleh kaumnya.Perempuan oh perempuan, semilyar yang harus kau taklukkan dengan segala paradoksal-nya.....Iya atau bukan pengalaman pribadi saya,tapi semoga dapat sedikit menguatkan sesama perempuan-perempuan kuat dimanapun berada.?#copas

Binda Aug 9 '20 · Komentar: 6
Jayadiningrat VIP
Hidup menjadi terasa menegangkan dan membuat stres bila kita menganggapnya sebagai persaingan. Kendati demikian, persaingan itu lebih sering hanyalah produk pemikiran kita. Coba lihat orang-orang sukses yang kita jumpai, baca, dan tonton di televisi, begitu kita berkata pada diri sendiri bahwa kita harus seperti mereka, mencapai apa yang telah mereka capai dan memiliki apa yang mereka miliki. Kalau tidak, hidup kita sama dengan kegagalan. Kita kurang cepat dalam mencapai apapun.

Tak mengherankan bila hidup ini sering kali diibaratkan arena balap tikus. Dan kitalah tikus-tikus itu, yang selamanya terjebak di jalur balap, mengejar-ngejar sesuatu yang dinamakan kehidupan, yang definisi dan tujuannya selalu luput dari genggaman kita. Kita hanya tahu bahwa kita harus mengikuti perlombaan itu dan bersaing dengan yang lain. Untuk keluar dari jalur dan berhenti berlomba sama saja dengan tidak menjadi siapa-siapa. Atau begitulah yang kita kira.

Namun, kadang-kadang ada baiknya kita keluar dari jalur tersebut, meski hanya sejenak. Kalaupun bukan untuk menempatkan kehidupan kita ke dalam perspektif setidaknya kita bisa rehat dan memulihkan kembali kinerja kita untuk kembali ke jalur balap.

Salah satu cara untuk keluar sejenak dari arena balap itu adalah dengan menjadi penonton tentang apa yang sedang berlangsung menyepi di tengah keramaian, diam di antara berbagai kesibukan, dan hanya menyaksikan kehidupan berjalan.

Apakah itu di kafe, restoran, mall, di pinggir jalan, atau di mana pun tempat manusia berkumpul, menyaksikan orang-orang sibuk melakukan urusan keseharian mereka bisa menjadi acara melewatkan waktu yang menyenangkan. Bagaimanapun, tidak ada yang lebih nikmat ketimbang duduk-duduk, relaks dengan minuman sementara orang lain sibuk lalu lalang.

Tempat favorit saya untuk menyaksikan kehidupan mengalir adalah di kafe. Terutama kafe. yang memiliki teras terbuka. Karena tinggal di Jakarta, tidaklah sulit menemukan tempat seperti itu, kafe yang menyediakan kursi-kursi di luar, keteduhan teras atau payung-payung besar. Dan untuk secangkir teh dan soft bread, saya bisa duduk berjam-jam di kursi yang sama tanpa diganggu oleh siapa pun. Dari tempat saya duduk, biasanya tempat yang teduh dan mepet ke dinding kaca kafe, sebuah tirik intai paling leluasa untuk menebarkan pandang tanpa kentara, saya benar-benar tidak melakukan apapun bahkan tidak membuka gadget hanya menyaksikan orang-orang lalu lalang didepan. Orang-orang asing yang tidak pernah saya kenal.

Seorang pria kantoran lewat tergesa-gesa sambil melihat ke arlojinya. Dia mengenakan setelan lengkap dengan dasi dan menenteng tas kerja. Saya mencoba menebak apa kira-kira profesinya. Pastilah pegawai kantor dan dia sedang keluar untuk menemui kliennya atau sedang terburu-buru kembali dari rehat makan siangnya. Mungkin dia seorang bankir, akuntan, pengacara, atau profesi-profesi lain yang mengharuskannya mengenakan setelan lengkap dan dasi.

Beberapa turis duduk tak jauh dari tempat saya duduk. Saya tahu mereka turis karena mereka mulai membuka peta, mungkin mencoba mencari lokasi di mana mereka tengah berada. Keduanya mengenakan topi dan sandal yang nyaman. Saya menduga-duga dari kota mana mereka dan apa pekerjaan mereka. Saya juga bertanya-tanya apa pendapat mereka tentang Jakarta dan di hotel mana mereka menginap.

Seorang pelayan tua mengelap meja di sebelah saya. Dia berpakaian rapi dengan celemek besar menggantung di pinggang dan terlihat sepatu hitamnya yang mengilap, Rambutnya yang mulai menipis berkilap rapi. Dia mengambil pesanan tanpa mencatatnya, hanya mengandalkan ingatan. Tampaknya dia sudah bekerja di kafe itu seumur hidupnya. Saya menerka-nerka bagaimana rasanya menjadi tua dan masih harus menjadi pelayan. Dia santun tetapi saya menangkap sikap dingin dari mimik wajahnya, seolah dia ingin berada di tempat lain. Seandainya jadi dia, saya pun akan begitu.

Sekelompok perempuan menenteng barang-barang belanjaan singgah ke kafe untuk sekadar mengistirahatkan kaki mereka. Seorang perempuan muda duduk sendirian, asyik membaca buku sambil tangannya memain-mainkan mangkuk salad. Pakaiannya rapi dengan sepatu yang cocok. Mungkin dia seorang pekerja kantoran yang sedang istirahat siang. Saya bertanya-tanya apakah ia punya pacar he he.

Lalu ada beberapa pasang muda-mudi. Ada yang melihat-lihat menu sambil sesekali berpegangan tangan. Ada pula yang tengah berdebat.. Yang lain duduk dengan tenang, menikmati makanan atau minuman mereka tanpa saling berbicara atau bahkan tanpa menyadari kehadiran yang lain.

Lalu ada lagi beberapa ibu dengan anak-anak yang rewel, sekelompok perempuan muda yang tertawa cekikikan dan mengobrol dengan suara keras, serta anak-anak muda yang tak pernah berjalan tanpa saling dorong atau tanpa ramai bersenda gurau.

Setiap kali, saya bertanya-tanya siapakah mereka, apa pekerjaan mereka, dari mana asal mereka, dan apakah mereka merasa senang, kesal, frustrasi, marah, bosan, ataukah puas dengan hidup mereka. Kadang-kadang, saya bahkan bisa merasakan apa yang sedang mereka rasakan: kegembiraan karena jatuh cinta, kekesalan karena tidak diacuhkan, dan kemarahan membara di balik sikap diam, kesepian, kebosanan atau sekadar kelelahan membesarkan bocah balita.

Duduk diam di tengah kehidupan ini membuat saya menyadari bahwa hidup ini bukan perlombaan melain kesimpangsiuran, dan kita sering kali tidak tahu bagaimana kita bisa sampai di sana dan bagaimana cara keluarnya.

Namun, barangkali saja, itu bisa kita atasi dengan menikmati petualangannya, menantikan tikungan dan belokan yang tak terduga, menerima apa pun yang kita temukan di pojoknya, dan menjelajahi jalan-jalan rahasianya. Tentu ada perspektif agama yang lebih menyejukkan untuk mencerna hal ini yang tidak saya bahas disini.

Kang Jay

Jayadiningrat Aug 9 '20 · Tags: hidup
Dina52 VIP


fogsunnyfogsunnyfogsunny


Lucu..,

Penuh intrik,

Drama,

Pastinya bikin seru...daaan....penasaran...

Ooo Dunia AN

menyaksikan sendiri bagaimana seseorang bisa memiliki kepribadian yang sangat berbeda, antara di dunia maya dan di dunia nyata dgn cara mengkloning akun.


fogsunny

di media sosial jodoh OL dia terlihat sangat aktif, jago nulis, cerewet, dan terbuka bahkan dia bersifat agresif menyerang serta berkomentar buruk ataupun antagonis tentang suatu hal. Padahal yang kita tahu karakternya di dunia nyata adalah seorang yang pendiam, pemalu, dan tertutup, tdk suka bersosialisasi..

sunnyfog


Kejadian lainnya adalah yang sering kita sebut sebagai pencitraan, kharismatik . Di media sosial dia terlihat baik budi, ramah, sopan, serta tidak bosan-bosannya memamerkan semua kebaikan-kebaikannya, kekayaanya, karir dan bisnisnya agar mendapatkan pujian dan dikenal memiliki citra yang baik di mata orang lain. Namun kenyataannya adalah dia memiliki kepribadian yang sangat berkebalikan dari yang ditampikannya di dunia maya.


Fenomena seperti ini disebut dengan disinhibition effect, yaitu istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol perilaku, pikiran, dan perasaannya di dunia maya.


Hmm…




Kira-kira apa ya yang membuat kepribadian orang-orang di media sosial terlihat ‘berbeda’ dengan kehidupannya di dunia nyata?


Menurut penelitian :


1. Bebas Menjadi Orang Lain.


Dunia maya memberi kesempatan buat seseorang untuk menyembunyikan jati dirinya yang sesungguhnya. Cukup banyak warganet yang menciptakan identitas baru agar tidak dikenali oleh orang-orang yang ditemuinya di dunia nyata. Sehingga dia bisa berbuat dan berkomentar bebas tanpa takut dikritik dan dihujat oleh orang yang dia kenal.


2. Mudah untuk Melarikan Diri


Dalam kehidupan bersoaliasi di dunia maya, Moms dapat dengan mudah mengubah fitur terkoneksi atau tidak, seperti offline dan online , tidak memiliki profile di AN misalnya, serta mudah juga untuk menghapus akun media sosial yang dipunya ketika sudah tidak membutuhkannya.


Adapun di dunia nyata kan ...tidak bisa lari begitu saja dari permasalahan atau keadaan yang tidak nyaman. Keadaan mengharuskan nya untuk menghadapi semua permasalahan yang ada.


Inilah kenapa orang dengan mudahnya bersikap seenaknya di dunia maya tanpa takut menghadapi reaksi orang lain, karena mudah sekali untuk menghindar dan melarikan diri.


3. Menunjukkan Eksistensi


Orang yang tidak pernah diakui keberadaan dan kemampuannya di dunia nyata, saat menemukan media sosial, mereka bahagia sekali! Karena menurut mereka, media sosial adalah dunia yang bisa mereka gunakan untuk menunjukkan eksistensi diri.


Mereka mengubah diri menjadi pribadi yang terlihat keren, lalu dengan ‘wujud’ itu mereka dapat mengumpulkan pujian , followers atau like sebanyak-banyaknya dari orang lain.


(OMI- Bobo )


Note :

Yg terpenting meski banyak fenomena saat ini jgn lupaa tujuan ikhtiar


ikut situs jodoh on line utk apa gaess Agar target tercapai !!!


sunnyfogsunnyfogsunnyfogsunny


Dina52 Aug 9 '20 · Nilai: 5 · Komentar: 26
Jayadiningrat VIP


“Siap dan tenanglah (sabar) atas apa pun yang menimpamu karena itu menjadi kemestian bagi orang hidup.” (QS. Luqman: 17)

Agar kita dapat bersabar dan menjadi penyabar yang disayang Allah, kita harus melakukan olah rasa agar perasaan mampu melawan kejadian yang tidak kita harapkan sehingga dapat kita kendalikan yanh akan menumbuhkan rasa menerima dan ridha, yaitu dengan keberanian untuk menelan yang pahit, yang getir, yang asam atau pun juga yang pedas sekalipun.

Karena hal yang demikian itu merupakan kewajiban yang harus kita terima, sebagaimana firman Allah diatas.




Dengan kepandaian mengolah rasa akan menguatkan asa. Dengan menguatnya asa, semua yang pahit menjadi sirna dan tidak ada lagi yang dapat mengiris hati kita.

Contohnya ialah: bila sekelompok orang ramai memperbincangkan keburukan atau aib diri kita (ghibah), setelah kita mendengar adanya gosip-gosip itu sebaiknya kita berhenti sejenak, kemudian merenung, mengingat-ingat apa yang mereka gosipkan itu. Tanyakan pada diri sendiri: “Apakah benar saya melakukan apa yang mereka gosipkan itu?”.

Bila kenyataannya memang benar kita melakukan sebagian yang digosipkan dan sebagian lagi adalah tambahan fitnah, maka gosip gosip itu merupakan sanksi hukum atau hukuman yang dipercepat di dunia. Insya Allah kelak di akhirat akan mendapat ampunan. Oleh karena itu, kita tidak perlu bersedih atau marah, karena hal itu menguntungkan kita. Daripada kita marah, membalas atau menyerang mereka, kita akan mendapat kesulitan dengan merambah bahaya yaitu melakukan Dosa, bahkan menambah kesulitan, dan kita akan menjadi pencela, pemaki, sama seperti mereka. Sedangkan sikap seperti itu sangat dibenci Allah. Pahamilah firman Allah berikut ini:

“Celaka bagi pemaki dan pencela." (QS. Al-Humazah: l)

Itu adalah ciri penghuni neraka, yang suka memakan 'daging bangkai' orang lain karena umpatan-umpatannya. Oleh karena itu, lebih baik kita ridha saja, dengan ridha kita menjadi penyabar, karena Allah sayang kepada orang yang penyabar. Biarlah dibenci banyak orang, asal disayang pencipta orang.


Bila yang digosipkan tentang kita itu tidak benar, fitnah semata, itu berarti kita mendapat pahala kebajikan atau pahala ibadah tanpa berbuat.


Ingatlah tentara Iblis akan berusaha menipu daya orang lain yang berhati kosong dan lemah untuk memusuhi kita terutama disaat kita sering melakukan amar ma'ruf nahi munkar, ya disaat kita mengajarkan kebajikan untuk sesama.


Maka kita akan mendapatkan hasanah sebesar pahala umroh, tanpa berumroh, bahkan mungkin lebih besar lagi, tergantung apa yang digosipkan atau banyaknya yang digosipkan dan berapa besar sabar yang ridha dalam dada kita. Coba kita bayangkan, betapa kita lelah dan letih melakukan umroh dengan tenaga dan biaya yang besar. Kini hanya dengan mengolah rasa, mengubah pikir dan pola, menekan nafsu, kemudian menyambung cita rasa kepada Allah, kita akan menjadi tenang dan menerima kejadian pahit dengan dada lapang, dada yang bersih dari dendam dan benci. Dan hati kita tersenyum, wajah kita ceria, pahala bertambah. Allah memandang dengan mata kasih, nikmat dalam hati rasanya, tenang semuanya. Alhamdulillah.

Tidak mungkin bahagia tanpa kebeningan hati. Bahagia sudah ada dalam lubuk hati, namun tertutup oleh karat bekas maksiat dan kesombongan.

Sesungguhnya surga dunia itu ada dalam hati manusia. Itulah hasanah dunia, dan siapa pun yang mendapat surga hasanah dalam hati, dialah yang akan mendapatkan surga di akhirat kelak.

Untuk mendapatkan hasanah duniawi, kita hanya bermodal membersihkan lahan tempat hasanah itu bersemayam, yaitu pikiran dan perasaan yang bening.

Allah berfirman dalam Surat Asy-Syu’ara ayat 88-89: “Pada hari yang tidak berguna harta dan anak-anak, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.”

Selamat mencuci hati....

Kang Jay

Jayadiningrat Aug 9 '20
Jayadiningrat VIP


Hari itu, tinjunya mendarat di pipimu. Dan, ini bukan kali pertama.

Polanya sudah mudah ditebak: Kau baru saja keluar dengan teman-temanmu yang tak dia sukai. Dia mengetahuinya. Kau berusaha memberi alasan. Dan, dia akan memukulmu. Kau berdiri gemetaran di pojok kamarnya. Napasnya naik-turun. Kau pergi meninggalkannya. Dia akan mengejarmu. Kau menangis. Dia meminta maaf, memohon-mohon. Jangan pergi, aku benar-benar janji nggak bakal ngelakuin ini lagi. Kau hanya bisa diam, nyaris mati rasa. Dan, dia tak akan pernah menyerah.

Seperti cerita yang sudah-sudah, kau akan menatap kedua bola matanya. Lalu, kau tenggelam di dalamnya, teringat kisah sedihnya di masa lalu. Keluarga broken home. Ayah yang selalu memakinya saat masih kecil. Ibu yang sering memukulnya. Ayah yang menikah lagi. Ibu yang menikah lagi. Keluarga baru yang tak menyukainya. Tersisihkan oleh keluarga sendiri.

“Aku cuma punya kamu,” lanjutnya, meluluhkanmu. Dan, kau akan memaafkannya.

Bukan karena kau sebodoh itu, bukan karena kau masih sayang kepadanya. Tetapi, karena kau adalah satu-satunya yang dia miliki. Kau tak tega. Lagi pula, bola matanya saat memohon maaf; terlihat seperti bibit-bibit perubahan yang baik. Mungkin, kali ini, dia akan berubah, pikirmu.

Sayangnya, dia tak pernah berubah. Padahal dulu dia tidak begini. Dulu, kisah cinta ini begitu indah.

Bermain Fisik sudah jadi ritual di kala emosinya memuncak. Ucapan maaf hanya jadi formalitas. Terlalu sakit untuk bertahan, terlalu cinta untuk melepaskan.

Memang, ada masa-masa ketika dia begitu perhatian. Membawakanmu makanan saat kau sakit. Meyakinkan keadaanmu selalu baik-baik saja. Menjemputmu pukul berapa pun. Menjauhkanmu dari orang-orang tak baik. Namun, sisi monsternya selalu muncul. Terutama saat kau melakukan apa yang dia tak lakukan. Berbincang panjang lebar dengan teman laki-lakimu di telepon, hanya untuk membicarakan sebuah tugas. Keluar bersama sahabat-sahabatmu yang tak disukainya tanpa alasan.

Teman-temanmu memintamu untuk melepaskannya. Namun, bola matanya yang menyimpan kesedihan; ucapan maafnya yang selalu terdengar tulus; kesendiriannya-membuatmu ingin bertahan.

Bahkan suara di dalam hatimu berkata, “Kamu harus mencintai dirimu sendiri juga.” Tetapi, teori selalu mudah diucapkan. Namun sulit dijalankan.

Kau selalu disakiti, tetapi selalu saja ingin kembali, kembali, dan kembali.

Saya berusaha mencari-cari alasan paling masuk akal: Mengapa kau melakukannya? Mengapa berat bagimu meninggalkannya?.

Religiously speaking, mungkin ada peran pasukan Iblis, yang memberi alasan padamu ingin kembali. Berpacaran adalah hubungan yang dilarang dalam agama kita. Sehingga syaitan sangat suka untuk menjadikan indahnya kesalahan ini. Terasa seperti candu. Setiap kali kau ingin meninggalkannya, seolah ada bisikan-bisikan yang berisi janji manis: Dia Bakal Berubah. Nggak ada cowok yang bisa menyayangimu seperti dia. Bagaimana dia bisa memperbaiki dirinya kalau kau tidak memberi kesempatan. Nanti kalau sudah menikah, pasti semua bakal baik.

Ini fenomena aneh, seperti jebakan nyata. Dalam hal yang dilarang, kau ingin selalu ingin kembali, kembali, kembali. Meski fisik dan mentalmu disakiti, kau terus bertahan. Sampai menikah. Namun, dalam posisi sudah halal seperti itu, kau baru merasa benar-benar tersakiti dan terpenjara. Dan, yang ingin kau lakukan hanyalah bercerai. Titik.

Religiously speaking, karena pasukan iblis akan menghasutmu untuk segera bercerai. Secepat dan sesingkat-singkatnya.

“Tidaklah aku tinggalkan (anak Adam) sampai aku pisahkan dirinya dengan istrinya.” Maka, Iblis mendekatkannya seraya berseru, “Bagus benar dirimu.” [HR Muslim: 2813]. Sehingga Arasy bergetar, senanglah Iblis.

Jebakan yang amat-amat nyata.

Sayangnya, saat kau sudah menikah, tak semudah itu berkata putus.

Kau harus memikirkan nasib anak-anakmu. Keputusanmu akan mempengaruhi seumur hidupmu. Kau harus melalui birokrasi melelahkan, rentetan persidangan, dan dia yang berusaha menyulitkanmu dalam proses perceraian.

Ada penyesalan seumur hidup di depan matamu. Beruntung, hari ini, kau punya kesempatan untuk mengubah semuanya.

Memang berat, memang sulit, memang butuh perjuangan alot, tetapi.... apakah kau ingin menukar rasa sayang ini dengan penyesalan seumur hidup?.

Kang Jay

Jayadiningrat Aug 8 '20 · Tags: sayang, sayangnya
Jayadiningrat VIP


Pria AN tentu sudah banyak yang mengalami. Tapi kita pria selalu diajarkan oleh ibu kita untuk menjadi pria tegar, kuat dan bijak sehingga kita dipaksa menelan kesedihan sendiri. Ini adalah kisah sedih biasa terjadi.

Berlagak seperti korban, tetapi dia tersangkanya.

Dia wanita mengunggah kutipan-kutipan sedih seakan dia yang paling tersakiti. Tidakkah dia lupa pada seluruh ucapan menyakitkan yang dia lemparkan kepadamu dalam nada tinggi merendahkannya? Apakah dia lupa telepon tengah malam penuh perdebatan yang membuatmu sedih dan kecewa?

Dia bercerita kepada semua temannya tentang keburukan dirimu. Lupakah dia pada seluruh keburukan yang dia lakukan kepadamu? Mengatur hidupmu untuk tidak-begini tidak-begitu. Posesif yang tak masuk akal. Mengancam marah bila kau ingin menghabiskan waktu dengan hobimu sedikit lebih lama. Mempermainkan perasaanmu saat kau sedang jatuh-sejatuhnya pada dirinya. Selalu mencari cara agar kau memohon-mohon kepadanya, menangis kepadanya, dan dia akan memaafkanmu, setelah dia merasa puas mempermainkanmu. (Oh, tentu, dia menganggapnya: aku nggak mempermainkan dia, kok. Itu cuma ngetes apakah dia benar-benar sayang atau pura-pura).

Dalam hubungan tak dewasa seperti ini, akan selalu ada permainan "Sebenarnya Aku Korbannya, Dia Yang Salah". Dalam masalah seperti ini, selalu ada dua persepsi berbeda. Dan, aku tak ingin terjebak dalam permainan ini. Mari menjadi dewasa, introspeksi masing-masing, salah dirimu yang telah memulai sesuatu yang salah ini, lalu maafkan dirimu, maafkan dirinya, dan melangkahlah tanpa pernah menoleh ke belakang lagi.

Guys, you were wrong. Memang, kau mencintainya begitu dalam, memperlakukannya bak putri, saya sering mengingatkan di blog-blog saya sebelumnya bahwa para gadis untuk kuat berdiri dengan kaki mereka sendiri. Hal yang sama berlaku untukmu. Sebagai laki laki, sebagai manusia, kau harus mampu berdiri kuat dengan kakimu sendiri, tanpa bersandar dan bergantung pada cinta dari manusia-manusia ini. Supaya nanti saat patah hati melanda, kau tak seperti orang yang tersesat.

Girls, you were wrong. Memang, kau sering kali jadi korban dan pihak yang dirugikan. But that's not how you treat a human. That’s not how you treat yourself. Selama ini, kau bertanya mengapa hidup begitu kejam pada dirimu, tetapi kau lupa betapa kejamnya dirimu terhadap manusia lain dan dirimu sendiri.

Laki-laki dan perempuan sama-sama manusia. Manusia bukan malaikat. Manusia melakukan kesalahan. Kalian telah memahami apa porsi kesalahan masing-masing. Dan, kalian masih punya waktu. Maka, ayo maafkan dirimu, maafkan dirinya, benahi dirimu, melangkah tanpa dirinya, kuatkan dirimu. Dan, jika kau tak tahu bagaimana harus memulai, mulailah dengan menghamparkan sajadah, ya mulai dari Dia yang Telah Menciptakanmu dan seluruh alam semesta ini; mohon ampunlah kepada-Nya, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Sekarang, lihatlah ke depan, melangkahlah dengan berani, berhenti berlagak bagaikan korban, berperanlah layaknya pahlawan.

Makasih ya supportnya pada rekan-rekan AN untuk saya terus berkarya membuat blog.

Kang Jay

Jayadiningrat Aug 8 '20 · Tags: tegar
achyee VIP


Pembuka inbok ; nikah yuk !

Kira2 suara merdu apaan hayooooohhh



achyee Aug 8 '20 · Komentar: 29
Ning272 VIP
.
Ning272 Aug 8 '20 · Komentar: 4
Jayadiningrat VIP
Ada yang kangen sepertinya, muach muach muach. Nongol bentar ah sambil ketik-ketik dikit.

Mohon maaf ya para Neng dan para Tante yang cantik-cantik semelohai calon bidadari surga, kakek ini melipir dulu sementara waktu, mau fokus ta'aruf, dan fokus di pekerjaan setelah Covid yang gila2an sibuknya.

Doakan sukses ta'aruf nya, udah beberapa kali belum jodoh, semoga ini yang terakhir.

Saya doakan semoga rekan-rekan seperjuangan yang selalu giat mentengin AN 24x7x365, bahkan semangat 17 Agustus 1945 berkonflik di blog AN padahal kenal aja kagak tapi seperti saudara dalam selimut eh maksud saya selimut ealah apalah itulah kasur busa, semoga segera mendapat jodoh semuanyah.

Salam untuk kang Feri, aku tahu hatimu baik, aku tahu kamu merasa tersakiti atas perbuatan teteh2 tante2 disini, tapi aku tahu rem mu juga udah blong he he. Yuk mari kita nikmati keindahan alam agar umur kita awet muda. Berkutat di AN kurang baik, setahun, dua tahun, lima tahun itu disini hanya serasa beberapa bulan saja. Monoton dibuai dunia maya AN ini akan "membahayakan" hidup kita. Boro2 jodoh yang ada musuh2 maya. Ayo ambil satu untuk dita'arufi, lalu jika perlu datang ke AN lagi saat mau ambil lainnya. Gitu aja.

Oiya untuk teteh2 tante2 jangan berkerumun gitu ah, kita pria2 jadi takut buka blog, bahkan saat saya bikin blog cuman 'hit & run' ngeri soalnya bahkan bikin kita pria super duper illfeel, isinya banyak yang menghujat cowok2 tipe-4 padahal kita kan cowok highclass yang prospektif he he he, gak level banget nget dan gak elit kemana2 saat kita dibanding2in ama cowok gituan. Cowok Indosiar kayak gitu, cuman cocok jadi pemain sinetron. Emang kita cowok apaan. Indonesia negara maju dan makmur karena banyak cowok baik, sukses, mapan, pekerja keras, dan family man. Coba buka mata, sekali2 jalan2 ke pusat2 perkantoran, liatlah pria2 sukses itu. Agar mindset berubah dan akan mengirimkan inner positif menarik pria2 sukses, bukan inner negatif muram gelap durjana menarik pria2 Indosiar yg berinner negatif juga. Kita pria suka wanita ceria, energik, dan bahagia. Bukan moody, kasar, galak, dan tidak menghargai orang lain. Mana sifat penyayang yang suka merawat anak???. Ada satu kiat digemari cowok yaitu walau suasana hati lagi muram durjana tetap diluar perlihatkan ceria, energik dan bahagia. Tapi alhamdulillah ada kok yang bikin kita pria kagak takut karena dunia kita pria bukan hanya di blog yaitu saat click Foto (bukan click Blog ya), isinya seger-seger bikin sejuk dimata &hati dan juga bikin semangat menafkahi. Terus semangat ya menambah koleksi fotonya, makin fotogenik deh kalian. Hai pria-pria highclass, salam underground.

Teruntuk kepada kartika dan sari, terima kasih telah menghiasi blog-blog ngasal ku. Yang aku suka dari AN adalah mudahnya dapat wanita calon ta'aruf saat tertarik di click Foto, penuh segudang wanita cantik2, baik2 dan sholehah yang bikin saya pusing sendiri, walau mereka silent namun setiap saya chat atau nginbox selalu dibales dan semua REAL, sangat fantastis, serasa semua pingin saya nikahi dan nafkahi. Mending melipir dulu daripada pusing liat yang seger-seger saat click Foto yang malah yg diincar kagak difokusin. Fokus fokus fokus ah.

Saya tahu dari berjuta penggemar, ada satu dua yang kurang suka padakuh, tak apa. Saya pede aja bahwa mungkin mereka syirik aja ama pria highclass seperti saya ini wkwkwkwkw. Pede abizzzz. Jangan muntah. Namun tenang, saya selalu doakan kalian saat sepertiga malam dan subuh. Percayalah, mencari musuh tu gampang tapi carilah sahabat yang menyejukkan hati dan selalu ada dalam suka dan duka. Coba cek seberapa banyak sahabat baikmu ????????

Jadi maafken jika ada salah kata terutama saat ngeblog magabut selama Covid, atau perbuatan atau tingkah yang kurang berkenan. Satu yang saya susah direm, bikin blog cinta-cintaan, maafken jika nanti nongol lagi dengan ide blog baru. Suka gatel gatel klo ga di ekspresikan.

Opung saya di samosir pernah bilang:
"Bergunalah bagi orang lain atau setidaknya tidak menyusahkan orang lain".
“Jika seorang manusia selalu membawa pemikiran yg tidak baik, maka sepanjang hidupnya pemikiran yg tidak baik itu akan mengikutinya kemanapun dia pergi. Jika dia tidak mau mengubah perangainya, maka dimanapun dia berada, tidak akan ada yang mau mendekatinya. Kebahagiaan selalu menjauh dari hidupnya….”.

Semoga kita menjadi manusia yang berguna dan berperangai baik.

Cemungut..

Kang Jay
Jayadiningrat Aug 7 '20 · Komentar: 34 · Tags: muach
achyee VIP


Apa nyari jodoh dionline itu bisa diitung kejauhan ???

....kadang, yang didekat kita itu bukan masuk itung2annya kita, yekaaaaannnn #eeh kita ???



achyee Aug 7 '20 · Komentar: 32
Pages: « Previous ... 180 181 182 183 184 ... Next »
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo