Annyeounghaseyo
Ya maapin sih yak kalo soal drakor lagi. Trus
bikin sebel elo-elo yang gak suka drakor. Bodo amat sih gw, wkwkwkkkkk….yekan
lo tinggal skip aja lah, kalo misal lo lebih suka yang sepanjang
jalan kenangan. Tapi yang kek ginian dijamin orisinil, bukan copasan pake bumbu
penyedap
Jadi, Fix You ini drakor soal kedokteran. Beda jauh sih sama drakor-drakor soal kedokteran yang udah-udah macam Hosital Playlist. Drakor ini jauh dari kisah soal operasi, darah, kecelakaan, ya ada sih dikit-dikit sebagai micin doang. Selebihnya berkisah soal bangsal psikiatri. Full soal pasien yang sakit mental dari awal sampai akhir.
Menarik
sih menurut gw, karena dari drakor ini kita bisa belajar soal psikologis diri
kita sendiri dan orang-orang disekitar kita. Jadi tau istilah-istilah sakit
kejiwaan itu apa aja.
Berkisah tentang seorang perempuan yang mengidap gangguan kepribadian ambang. Apaan emang gangguan kepribadian ambang ? Lo nonton aja yak, kepanjangan kalo gw bocorin disini apaan. Bisa jadi blog rasa koran entar, wkwkwkkkk…
Juga berkisah soal dokter psikiatrinya yang
ternyata mengidap gangguan pasca trauma. Kok bisa, psikiater malah mengidap
sakit mental juga ? Yaiyalah bisa, dokter juga manusia yekan.
Intinya, drakor ini berkisah soal para
pasien yang berjuang melawan gangguan sakit mental dan berusaha untuk sembuh.
Dan kesembuhan penyakit ini semua tergantung dari dirinya sendiri, alih-alih
memang lingkungan dan keluarga juga punya andil besar untuk kesembuhan
mereka-mereka yang menderita gangguan kejiwaan.
Satu hal yang menarik dari drakor ini
selain happy ending love story-nya si dokter dan si pasien ; semua orang, tidak
terkecuali, berpotensi untuk mengidap gangguan mental, cuma gak terdiagnosa
aja. Kadar gangguannya pun beda-beda. Kalo parah, ya harus ke psikiater.
Minimal konseling ke psikolog.
Kadang, kita lebih terfokus pada sakit
fisik. Lupa bahwa kita punya punya sakit mental. Selalunya hanya terfokus untuk
mengobati kesembuhan sakit fisik dan mengabaikan pengobatan sakit mental. Kenapa orang-orang
mengabaikan soal sakit mental ? Karena kita gak mau dibilang gila. Padahal
sakit mental itu bukan selalu jadi orang gila. Tapi orang gila ya pasti mengidap gangguan mental.
Ngemeng-ngemeng, kalo ketemu orang gila
dimarih, blokir aja. Walopun kalo diblokir lo masih bisa liat kelakuannya
dilapak yang lain sih….
? *E-Book Gratis Serial 11: Sakinah Hingga ke Jannah* ?
〰️〰️〰️〰️〰️〰️
_"Berkeluarga itu tidaklah selamanya berujung bahagia dan ketenangan hidup kecuali manakala rumah tangga tersebut dibangun dengan cara yang benar. Di buku yang tipis ini terdapat sejumlah kiat praktis agar rumah tangga yang kita bangun adalah rumah tangga yang penuh dengan kebahagiaan."_
*Buku yang ringkas ini sangat cocok bagi yang belum menikah* dalam rangka berilmu sebelum beramal, *ataupun bagi yang telah menikah* dalam rangka mengingatkan hal-hal yang terlupa dan menguatkan hal-hal yang sudah diketahui dan untuk mengoreksi langkah-langkah yang kurang tepat dalan menjalani hidup berumah tangga.
? *Sudah penasaran dengan wejangan-wejangan dari Ustadz Aris Munandar, M.PI. hafizhahullahu ta'ala dalam e-book ini??*
Berikut ini *Ebook Gratis Serial 11* Ustadz Aris Munandar, S.S, M.PI. _hafizhahullahu ta'ala_ hasil transkrip wejangan beliau di salah satu walimatul 'ursy dengan judul *"Sakinah hingga ke Jannah"*
? _Yuk unduh dan sebarkan ebook-nya. Dapatkan faedah-faedah menarik seputar pernikahan dan hubungan berumah tangga.._ ?
????????
*Unduh E-Book di sini*:
https://bit.ly/ebookustadzarismunandar
????????
?️ *Ustadz Aris Munandar, S.S, M.P.I*
_-hafizhahullahu ta'ala-_
?️ *Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an -- Tamantirto, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta* ?️
♻️ _Silakan disebarluaskan juga. Semoga menjadi amal jariyah untuk kita semua.._
*_Baarakallahu fiikum_* ?
〰️〰️〰️〰️〰️〰️
☎️ *Dapatkan Buku Cetaknya Hubungi*:
0878 0382 7752 (Admin1)
https://t.me/ebookustadzarismunandar
*UstadzAris.Com Publishing*
Saya pernah bertanya kepada para bule tentang budaya nembak apakah ada dinegara mereka, kemudian mereka geleng-geleng. Ya, boleh dibilang budaya menembak lebih banyak adanya di Indonesia. Entah dari mana asalnya. Coba ingat-ingat, kapan pertama kali kita mendengar bahwa bila seorang pria ingin menjadi kekasih seorang wanita, maka ia harus bertanya dan meminta ijin dahulu pada sang wanita.
"Aku suka kamu.. mau gak kamu jadi pacarku?".
Bila kita saat ini masih duduk di bangku sekolah dan memakai seragam SMP/SMA, maka silakan saja kita lakukan hal ini. Silakan saja menembak. Karena hanya itu metode yang kita ketahui. Karena toh, kita juga belum berpengalaman.
Pria nembak disini juga bukan ala-ala sosmed atau gaya beberapa pria di AN:
- Belum kenal, ujug-ujug inbox bilang "Akhti maukah menikah dengan Ana". Padahal setidaknya ada tahap ta'aruf untuk mengenal dulu kemudian menembak, yah minimal satu kali pertemuan.
- Belum pernah bertemu atau vicall hanya ngobrol bentar lewat WA, ujug-ujug bilang di WA "Dinda maukah engkau jadi pacarku".
Gaya-gaya ini kalau diotak pria biasa tipe C/D (bukan pria playboy tipe A/B) adalah untuk tes pasar aja, apakah mereka masih laku dan mampu menaklukkan cewek, ini akibat meraka kurang PD dikehidupan nyata. Ya, hanya untuk pengakuan diri bukan untuk serius. Pria playboy tipe A/B biasanya malah lebih elegan, mereka pilih wanita cantik baik-baik dan merencanakan hubungan pacaran namun untuk hiburan saja, tidak lebih. Saya yakin wanita punya insting mana pria yang niat serius mana yang mau main-main atau playboy he he.
Saya pernah mendapat curhat dari wanita AN usia 30 tahunan, "Kang, saking seringnya saya dapat inbox pria ngajak nikah, saya iseng iyain terus bertukar no WA, setelah saya add kok diam seribu bahasa kagak seperti di inbox ngebet ngajak nikah. Jadi sebenarnya pria AN serius tidak, atau sedang main di Sosmed aja?". Saya tidak bisa berkata apa-apa. Pria serius tentu tidak semudah itu menembak di awal sekali.
Jadi yang saya bahas disini adalah pria dewasa yang serius nembak bukan main-main, dan setidaknya pernah sekali tatap muka. Nah bila kita pria adalah seorang pria dewasa yang menginginkan wanita dewasa untuk menjalin sebuah hubungan percintaan yang dewasa pula, maka menembak jelas bukan cara yang tepat.
Ada dua alasan utama mengapa menembak itu sebuah KESALAHAN BESAR:
Pertama. Ketika kita pria menembak, maka kita sedang menyerahkan seluruh kebahagiaan diri dan nasib kehidupan percintaan kita dalam tangan sang wanita. Bila sang wanita berbaik hati, maka dia akan menerima kita dan kita akan bahagia. Bila tidak, maka dia menolak kita dan membuat kita menderita. Ini membuat kita berada pada posisi yang lemah dan kurang menguntungkan. Kita menaruh kebahagiaan kita dalam kendali tangan sang wanita. Berarti kita yang lebih membutuhkannya. Ini jelas bukan sebuah hubungan yang mutualisme dan seimbang.
Kedua. Ketika kita menembak, kita menaruh sebuah tanggung jawab yang besar pada pundak sang wanita. Kita memaksanya untuk mengambil keputusan yang penting bagi hidupnya. Ketika ditembak, wanita menjadi ragu dan dilema. Banyak hal yang harus dia pertimbangkan. Bila dia menerima kita, tapi ternyata nanti hubungan tersebut tidak berjalan baik maka berarti itu adalah kesalahannya.
Dengan kata lain, kita lepas tanggung jawab. Kita memberikan sebuah beban pada sang wanita, sebuah beban yang seharusnya menjadi tanggung jawab kita sebagai seorang pria.
Dan jelas, tidak ada orang yang ingin disalahkan. Karena itu, wanita cenderung menolak. Itu adalah pilihan yang lebih mudah baginya!.
Kebanyakan pria tidak mengetahui bahwa ada banyak cara lain untuk memulai dan menjalin sebuah hubungan spesial dengan wanita TANPA HARUS MENEMBAK!
Cara yang lebih dewasa, elegan, dan romantis. Cara yang tidak membuat wanita jadi terbebani dan bingung, tapi justru menunjukkan tanggung jawab dan kepemimpinan sebagai seorang pria sejati.
Kita mungkin sering mendengar bahkan mengalaminya: "Awalnya sudah lumayan bagus, dia mau di ajak jalan, sering WA dan vicall, dll. Tapi setelah saya nembak, dia langsung berubah 180 derajat. Tidak mau lagi di ajak keluar dan sering tidak membalas WA saya apalagi mengangkat vicall saya.."
Sobat, kita ditolak karena kita menembak! Bila kita tidak menembak, maka kita tidak akan ditolak, bukan?
Ini pernyataan yang sangat logis.
Tidak paham? Coba saya jelaskan sedikit.
Bayangkan kita adalah seorang pria mapan, sukses dan memiliki pergaulan yang luas. Kita tidak mempunyai masalah baik dalam percintaan ataupun sosialisasi. Kita di kelilingi oleh banyak teman baik wanita maupun pria. Kita adalah sosok pria yang berkualitas. Sosok pria yang memiliki nilai tinggi.
Apakah pria berkualitas tersebut akan mengumbar perasaannya pada wanita dan meminta ijin untuk menjadi kekasihnya?
Apakah Nicholas Saputra atau Afghan akan menembak wanita? Apakah kita pikir Ardi Bakrie menembak Nia Ramadhani ketika memulai hubungan mereka?
Saya rasa tidak.
Seorang pria berkualitas MEMILIH wanita mana yang dapat masuk dalam hidupnya. Pria berkualitas tidak mencari validasi dan pengakuan dari wanita yang disukainya. Dia tahu wanita tersebut MEMANG dan SUDAH menyukai dia.
Mungkin ada yang janggal dari cerita di atas. Bagaimana caranya si wanita dapat menjadi tertarik pada pria itu jika si pria tidak menyatakan/menunjukkan perasaannya?
Jawabannya adalah dengan kualitas yang dia miliki. Dengan sikapnya. Dengan kepribadiannya. Kita tidak harus menunjukkan ketertarikan lewat kata-kata. Yang seperti itu justru lebih powerful dan bernilai.
Simplenya seperti ini, sebuah produk berkualitas tidak akan meminta kita untuk membeli produknya secara gamblang. Kita tidak pernah melihat sebuah iklan yang tagline nya "BELI, DONG" khan?.
Instead, mereka menunjukkan seberapa berkualitas produknya, dengan cara, mungkin mencantumkan Nutrition Facts jika produk tersebut adalah food & beverages, sudah berapa lama produk tersebut beredar, direkomendasikan oleh para pakar, dan lain-lain.
Jika kita menunjukkan perasaan kita (menembak) atau dalam kasus sebuah produk, menyuruh konsumen untuk membeli produk kita, mungkin kita akan menghadapi penolakan.
Hal yang sama berlaku pada pria. Kita harus memiliki kualitas tersebut terlebih dahulu untuk dapat membuat wanita tertarik.
Jadi, daripada menembak, lebih baik kita berfokus pada kualitas diri kita dan jika saatnya sudah tiba, kita hanya perlu menyeleksi dan menentukan wanita beruntung mana yang akan menjadi pendamping Anda di pelaminan nanti :)
Namun ingat, hari itu tidak akan datang sebelum kita memperkaya diri kita dengan kualitas-kualitas yang membuat wanita tertarik.
Masih mau menembak?.
Kang Jay
tetap rendah hati, meski sudah mumpuni...
ibu yg kuat menahan getir, akan melahirkn anak yg tangguh
Dodi dan Kartika adalah pasangan berusia belum 30 tahun. Kartika diusia 26 tahun baru memulai pekerjaan baru, sempat di awal pernikahan mereka, Kartika ingin menjadi IRT namun 3 tahun belum juga dikaruniai anak sehingga dia kesal dirumah dan memutuskan bekerja lagi.
Sejak mulai bekerja lagi, berat badan Kartika bertambah, dan dia mulai bekerja sangat keras; seluruh waktu dan energinya dicurahkan untuk memberi kesan bagus di pekerjaan. Kartika merasa benar-benar tidak menginginkan seks lagi. Dodi heran karena ketika dia pindah kerja 2 tahun lalu dan memulai pekerjaan baru yang juga berat, dia justru semakin menginginkan seks ketimbang biasanya. Begitu Dodi berhasil membuat Kartika terangsang, Kartika menikmati seks dan bisa mencapai orgasme. Bahkan Kartika suka ingin memulai dimalam sepulang kantor. Sedang Dodi lebih suka serangan fajar.
Akan tetapi ketika Kartike bekerja, Kartika tidak pernah merasa ingin memulai. Sebenarnya ini adalah keluhan yang paling umum di antara perempuan pekerja yang datang ke Psikolog.
Bagi wanita kadang tampak cukup sepele bilang seperti: “Sayang, aku lelah sekali. Aku belum makan, pekerjaan benar-benar berat hari ini. Aku ingin sekali berpelukan di ranjang sebentar. Tetapi, sungguh, aku hanya ingin makan, menonton TV, lalu tidur. Tidak apa-apa, kan?”. Sang suami mungkin mengatakan tidak apa-apa, tetapi jauh di dalam, struktur purba otak pria akan mengambil alih bahwa itu adalah alarm masalah. Ingat, pria normal memikirkan seks benar-benar setiap menit. Jika si wanita tidak menginginkan seks, itu bisa mengisyaratkan ketertarikan yang mulai hilang atau mungkin ada laki-laki lain. Dengan kata lain di otak pria: cinta mulai pudar. Aneh ya, namun itulah apa yang ada di otak pria. Makanya suka terlihat keluarga bahagia yaitu saat sang Istri rajin memulai dan hot diranjang. Ah ini sebenarnya rahasia umum sih, perempuan suka pura-pura lupa: jika urusan perut kebawah lancar maka pria akan gelang-geleng bahagia.
Lanjut. Dodi bersikeras bahwa mereka harus menemui Psikolog untuk mendapat semacam bimbingan karena Dodi yakin bahwa Kartika tidak mencintainya lagi atau, yang lebih buruk, Kartika berselingkuh.
Sewaktu si Psikolog membahas perbedaan antara otak laki-laki dan perempuan, Kartika sadar bahwa otak Dodi memberikan reaksi tak terduga terhadap ketidakinginan Kartika dalam berhubungan seks. Otak Dodi menafsirkan tidak adanya hasrat fisik itu sebagai, “Dia tidak mencintai saya lagi.”. Setelah beberapa session bertemu Psikolog, akhirnya Kartika mulai bersikap lebih simpatik terhadap arti seks bagi suaminya.
Kalau boleh saya bilang, keadaan ini persis seperti apa yang terjadi pada perempuan. Bagi perempuan, bukanlah seks yang menjadi masalah, melainkan KOMUNIKASI VERBAL. Suka kita amati umumnya bagi wanita usia 35 tahun keatas maka banyak yang menempatkan urusan seks bisa diurutan ke-7, bahkan saat usia 40 tahun keatas menjadi diurutan ke-77, gak tau usia 50 tahun keatas apakah diurutan ke-777, sebenarnya ini kondisi "nighmare" bagi pria disegala usia yang masih ON terus ha ha sehingga kami pria perlu didoping puyer bintang toejoe agar rada OFF juga. Lanjut. Sehingga pada perempuan, jika sang pacar atau suami tidak lagi berbicara dengannya atau berhenti bereaksi dari segi emosi, perempuan akan berpikir bahwa pasangannya tidak menyukainya. Dia pun mengira kalau dia sudah melakukan kesalahan, atau menganggap pasangannya tidak lagi mencintainya. Dia akan panik karena merasa kehilangan laki-laki itu. Dia bahkan mungkin mengira bahwa pasangannya berselingkuh. Kemudian Dia akan mencari-cari si perempuan itu, walau belum tentu ada. Itulah otak perempuan, bener apa bener......
Balik lagi. Padahal Kartika selama bekerja itu sungguh-sungguh hanya lelah dan tidak merasa dirinya menarik, tetapi pikiran yang menguasai pikiran Dodi adalah bahwa Kartika sudah tidak cinta lagi. Dodi mulai tampak cemburu dan posesif karena realitas biologisnya membuatnya mencari-cari si laki-laki lain itu. Jika Kartika tidak mau berhubungan seks dengannya, istrinya itu pasti melakukannya dengan orang lain. Aneh ya pikiran pria. Bahkan pikiran pria makin liar, seandainya dia menjadi Kartika, maka dia sendiri akan berbuat begitu. Makin aneh kah pikiran pria? Itulah kami kaum pria he he. Jadi simple ya, jika sang suami Anda dimasa depan yang sebelumnya hot mendadak dingin, cek & ricek ya ha ha ha..........
Akhirnya Kartika memahami semua ini, dia memberi tahu Dodi bahwa dia baru memahami bahwa seks bagi seorang laki-laki adalah sama pentingnya dengan "komunikasi verbal" bagi seorang perempuan. Dia tertawa ketika Dodi berkata. “Bagus. Ayo kita lebih sering melakukan KOMUNIKASI PRIA.”
Dodi akhirnya mengerti bahwa Kartika memerlukan lebih banyak waktu untuk pemanasan, dimaklumi lah efek kelelahan kerja pada Kartika. Kartika pun menyadari kebutuhan Dodi untuk diyakinkan bahwa dia dicintai. Dan, begitulah, mereka melakukan lebih banyak “Komunikasi Pria”, dan tetap mempertahankan "Komunikasi Verbal".
Keluarga merekapun kembali bahagia. Setelahnya, mereka bertekad ingin segera punya momongan dengan mengikuti program bayi tabung. Walau ratusan juta harus mereka keluarkan, akhirnya ditahun kelima mereka dikaruniai anak kembar hasil program bayi tabung itu.
Bagi yang belum punya keluarga bahagia, segera menikah ya. Termasuk yang nulis, ealah....
Kang Jay
Jangan. Jangan kirimkan foto itu.
Ini bukan cerita dibuku stensilan yang mudah didapat dulu di terminal tapi ini kisah cinta yang mudah ditebak. Begini alurnya:
Episode 1
Kalian berkenalan di media sosial atau bahkan di AN ini. Berbincang sederhana, bertukar informasi-informasi kecil. Dan ternyata, kalian tinggal di pulau yang sama, tetapi terpisah jauh. Dia di barat, kau di timur.
Episode 2
Bulan-bulan telah berlalu, dan percakapan kalian semakin intens. Tak lagi di AN, tak lagi medsos. WA sudah jadi tempat nongkrong kalian. Dan, ada satu hal baru: aku tak tahu apakah kalian sudah saling bertemu; yang kutahu kalian sudah saling merasa. Saling mengirim kode dan sinyal.
Episode 3
Kalian jadian. Sesederhana itu. Semudah itu. Sebahagia itu.
Episode 4
Episode penuh keromantisan. Ucapan selamat pagi. Menukar foto baru bangun tidur. Saling mengirim foto untuk kegiatan hari itu. Telepon berjam-jam di malam hari. Video chat sampai tengah malam. Kata-kata seperti aku-kangen, pengen-cepet-ketemu, aku-sayangbanget-sama-kamu mengudara dalam ruang komunikasi. Romantis, membahagiakan, menenangkan.
Episode 5
Sudah berbulan kalian berhubungan. Dia meminta foto itu.
“Ini buat aku aja, Sayang.” “Bakal langsung aku hapus, kok, Sayang.” “Nggak usah takut, gimana pun bentuk badanmu, aku tetap sayang. Malah makin sayang."
“Masalahnya, kita LDR terus, Sayang. Aku nggak pernah macem-macem di sini. Aku setia sama kamu. Aku maunya sama kamu. Aku janji bakal selamanya sama kamu.”
Kau memang cinta, tetapi tak sebodoh itu. Di episode ini, hubungan kalian merenggang. Kata putus nyaris meluncur dari mulutmu.
Episode 6
Dia datang kembali, memohon maaf, meluluhkan hatimu dengan janji manisnya.
Kau sudah cinta, cinta yang mendalam, maka kau membuka hatimu untuknya. Kalian kembali.
Episode 7
Kali ini, dia bermain lebih cantik, Lebih rapi.
Dia selalu tahu cara menyenangkan hatimu, melemahkan seluruh saraf dalam hatimu, menyebarkan cinta yang berlebihan ke seluruh sudut hatimu.
Membuatmu cinta buta kepadanya. Dan, saat dia tahu kau sudah sangat sayang kepadanya, dia mengulang apa yang dia lakukan di episode lima. Meminta foto itu. “Tapi, aku takut...,” katamu. Dia berusaha meyakinkanmu, menenangkanmu.
“lni cuma buat aku. Aku kangen banget sama kamu. Aku sayang kamu. Kamu sayang aku juga, kan?” Dan malam itu, di depan cermin, kau memotret dirimu, hanya dengan pakaian dalam.
Episode 8
Akhir-akhir ini, hatimu melambung. Dia lebih baik kepadamu. Dia selalu memujimu. Dia memuji tubuhmu yang tak sempurna, Dia memuji bekas luka yang tak pernah pudar di lenganmu. Dia mencintai setiap sudut pada tubuhmu, dalam dirimu. Dan, dia senantiasa mengungkapkan itu dalam suaranya yang dalam, di tengah malam saat kau kesepian.
Tenggelamlah dirimu dalam lautan cinta. Sayangnya, dia adalah ombaknya. Malam itu, dia meminta foto itu lagi. Kali ini, tanpa busana.
Kau menolak. Tetapi, dia mengancam. Sebab dia tak pernah menghapus fotomu yang dulu. Tersimpan rapi di memori ponselnya. Dilihatnya berulang kali, pada saat-saat tertentu.
Tak punya pilihan, kau melakukan apa yang dia minta. Dan, kau tak pernah setersiksa ini dalam sebuah hubungan.
Episode 9
Dia terus meminta, meminta, meminta. Foto yang baru, pose yang lain, sudut yang berbeda, begini, begitu. Dan, kau tak pernah punya pilihan. Tak mau menuruti? Dia mengancammu: putus dan fotomu disebar.
Meminta bantuan orang lain? Ini aib yang terlalu memalukan. Membawa ini ke jalur hukum? Kau terlalu pusing memikirkannya, tak tahu caranya. Tetap bertahan? Kau sudah tak sanggup.
Episode 10
Bulan-bulan berlalu, foto-foto lain terkirim. Namun, akhir-akhir ini, dia sudah bosan.
Di satu sisi, kau lega. Sudah jarang dia meminta foto-foto itu. Namun, rasa lega itu hanya sebentar. Sebab saat kau berjalan keluar rumah, kecemasan menyebar di seluruh tubuhmu. Seolah semua orang sedang menatapmu. Seakan orang-orang akan tahu rahasiamu.
Di sisi lain, kau nelangsa. Kerelaanmu dulu, rasa sayangmu yang besar, perhatianmu; semuanya tak lagi digubris olehnya. Dia sudah jarang mengirim pesan. Pesan darimu? Lama sekali dibalas. Dengar-dengar, dia dekat dengan perempuan lain. Seakan apa yang kau lakukan dulu tak ada lagi harganya. Kau digantung dalam hubunganmu sendiri. Hati dan rahasiamu ada dalam genggamannya. Segalanya serbasalah.
Episode Terakhir
Hutan belukar selalu punya jalan keluar; lorong gelap selalu punya ujung cerah; pun setiap permasalahan pasti ada solusinya.
Kau mungkin bisa mempelajari hukum dari masalah ini, bertanya kepada orang-orang yang lebih ahli di bidangnya, berkonsultasi dengan orang-orang yang bisa kau percaya dan memikirkan strategi bersama.
Namun, jika kau benar-benar tak tahu harus memulai dari mana... maka, hamparkanlah sajadahmu, panjatkanlah doa dengan sungguh-sungguh, penuh keyakinan, terimalah bahwa ini merupakan kesalahan, tetapi yakinlah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, karena...
Lalu, perbaiki shalatmu. Perhatikan caramu berwudhu, gerakan, dan bacaan shalatmu, sudahkah kau melakukannya dengan benar?
Belajarlah, bersabarlah, berdoa, yakinlah.
Mungkin, ini terlihat seperti... tak masuk akal.
Bagaimana bisa hidup berubah bila kau hanya memperbaiki dirimu di hadapan Tuhan yang Maha Esa semata?
Tetapi, aku melihatnya begini: kau sedang memperbaiki hidupmu di hadapan Tuhan yang Menciptakanmu, yang Menciptakannya, yang Menciptakan seluruh alam semesta, yang Mengatur tata surya yang kompleks dengan sempurna. Bagaimana mungkin Tuhan yang Mengatur seluruh alam semesta ini dengan sempurna tak dapat memperbaiki hidupmu yang tak ada apa-apanya dari kompleksnya alam semesta ini?
Percayalah, segalanya akan membaik.
Mungkin, dia akan berhenti meminta foto itu.
Mungkin, dia tak pernah lagi menghubungimu.
Mungkin, dia sudah bosan. Mungkin, dia akan berselingkuh dengan perempuan lain, memaksanya menghapus semua jejakmu, termasuk foto-foto itu. Memang, ini akan sangat menyakitkan. Tetapi, ini adalah titik balik bagi hidupmu. Kau bebas.
Dan, jika sewaktu-waktu dia mengancammu, sekuat apa pun ancaman itu, kau lebih dekat dengan Tuhan yang Maha Kuasa atas Segala Sesuatu, dia bisa apa?
Sebelum ini semua terjadi, jangan, jangan kirimkan foto itu.
Dan, mari perbaiki diri sejak dini.
Kang Jay