1. Mengirim Pesan Musiman
Seperti pria yang sedang melakukan pendekatan, dia suka menyapa, mengajak Anda bicara melalui pesan teks atau media sosial. “Kamu sedang apa?” atau “Lagi di mana”? Dia mengomentari unggahan-unggahan Anda di media sosial dengan hangat, atau meninggalkan pesan di kotak pesan langsung. Seolah punya perhatian khusus. Tapi perhatikan, komunikasi yang dia lakukan tidak konsisten.“Ada saatnya dia berkomunikasi selama beberapa minggu. Lalu ada jeda, di mana tak terdengar kabar darinya sama sekali. Ego mereka terpenuhi, ketika beberapa minggu intens berkomunikasi dengan Anda dan Anda merasa terbuai. Setelah itu, komunikasi berkurang, atau malah menghilang. Memukul harga diri Anda,” kata pakar perilaku dan hubungan dari Amerika Serikat, Clarissa Silva. Perlu diperhatikan, jika seorang pria benar-benar menaksir Anda, dia akan intens dan konsisten melancarkan komunikasi.
2. Membuat Janji yang Tak Pernah Terealisasi
Sesekali pria ini membuat hati berbunga-bunga, tapi di lain hari, bikin merana dan bertanya-tanya: apa dia benar-benar menaksirku? Dia selalu bicara ingin mengajak Anda ke bioskop atau makan malam. Namun ketika tiba hari di mana seharusnya Anda dan dia pergi bersama, tiba-tiba dia tak bisa dihubungi, atau membatalkan janji temu tersebut. “Tipe pria pemberi harapan palsu akan berkata, ‘sepertinya lebih baik minggu depan’, namun saat minggu depan tiba, dia bilang, dia sibuk. Tidak pernah ada rencana nyata dan terealisasi,” ungkap pakar kencan dari Amerika Serikat, Polina Solda.
3. Menarik Ulur Perasaan
Sebaiknya jeli dalam membaca sinyal. Jangan-jangan dia hanya memberi harapan palsu. Kenali ciri-cirinya, sehingga Anda tidak perlu membuang waktu.
Meski janji-janji hampir tak pernah terealisasi, dengan kata-kata manis dia bisa membuat Anda kembali berbunga-bunga. Tipe pria satu ini memang seolah-olah memberi sinyal dan bersikap seperti Anda benar-benar istimewa. Tapi hanya sebatas itu saja, berbulan-bulan hubungan Anda tak juga beranjak ke jenjang pacaran, apalagi lebih serius dari itu. “Ia membuat Anda berharap, membuat perasaan Anda naik-turun sepertiroller coaster. Begitu terus,” sambung Polina. Ketika Anda mencoba menyinggung ke mana arah hubungan ini, biasanya dia akan mengalihkan pembicaraan
Hayooo ada yang ngerasa gak nie?????
Apalah saiah inih, sekedar sisa-sisa bubuk kupi sesetarbabak doang.
Sekolah juga cuman sampai S5 perbacotan.
**tetiba turun sesosok dengan selendang mayang dari belahan langit tenggara untuk menghempaskan misteri disuatu desa terpencil ; mengggeeeerrrr, klean smuaaahhh**
twantweuuuhhh,.....selendang mayang bukannya ES ?
hooh
Saat di kantor saya pernah ditanya oleh rekan kerja saya yang sudah punya istri, "Saya bukannya mengeluh dan tidak bersyukur kang. Tapi saya rasa kurang nyaman dengan istri saya yang cerewet dan bawel. Bagaimana ya kang untuk mengatasi hal tersebut?”
Kalau ada pertanyaan seperti itu, saya suka sekali mengungkapkan tip jitu berikut. Ada 4 tip jitu dari seorang ustaz untuk menghadapi pasangan yang bawel dan cerewet: Dekati dia dengan penuh cinta. Tatap matanya dengan mesra. Pegang tangannya dengan romantis. Lalu bisikkan ke telinganya, “Lu bisa diem nggak?".
Hehe... itu jawaban candaan. Jangan dianggap serius, apalagi diamalin he he.
Yang perlu kita pahami bersama bahwa manusia itu satu paket. Memiliki kelebihan dan juga disertai dengan kekurangan. Maka tentu bukan tindakan bijak jika kita menerima kelebihannya, tapi tidak menerima kekurangannya.
Apalagi terkait dengan perempuan. Bahwa perempuan itu laksana tulang rusuk. Sudah dari sananya tulang rusuk itu bengkok. Kalau dibiarkan ia akan tetap bengkok, tapi kalau kau luruskan maka dia akan patah.
Lalu diapain dong? Ya tetap biarkan ia bengkok. Tulang rusuk yang lurus dan datar, bahaya bagi paru-paru.
Semua manusia itu memiliki karakter khas yang dibawanya semenjak lahir. Jangan pernah mengubah karakter khas itu, selagi ia tidak melanggar larangan Allah.
Mendengar kalimat itu ada lantas yang bertanya, "Kalau membiarkan wanita tetap bengkok, bukankah itu berarti kita membiarkannya dalam kesalahan dan kesesatan?”
Harap dibedakan antara 'kebengkokan' dengan ‘penyakit'. Karakter khas yang terbawa sejak lahir itu kebengkokan. Sedangkan kemaksiatan, dosa, dan perbuatan buruk, itu ibarat penyakit yang menyerang sang rusuk. Itu yang harus dibasmi dan diobati.
Contoh mudahnya, kita lihat saja Aisyah yang manja dan ceria. Ada Nusaibah binti Ka'ab yang keras dan jago karate. Ada Ummu Hani' binti Abu Thalib yang sangat pemberani. Ada yang selugas Hafshah, yang tertawanya lepas, tapi tetap bisa membentak dengan keras. Ada sosok yang lembut dan keibuan sebagaimana Khadijah.
Maka, terima itu sebagaimana karakter khas. Kalau kebiasaan-kebiasaan buruk, maka bantu mereka menghilangkannya secara perlahan.
Kang Jay
Pernah baca komentar seseorang, kalau cari jodoh itu yang MAU sama kamu.
Baiklah, akhirnya saya terapkan. Ada yang mau diajakin menikah, langsung gas. Meski di tengah pandemi dan ada pembatasan sosial, bisa berlangsung lancar acaranya.
Walaupun bertemu jodoh di luar situs AN dan kenapa saya tidak menulis ini di testimoni. Saya ingin megucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada AN. Di sini saya banyak belajar, mengenal berbagai karakter.
Dengan segala kerendahan hati, saya meminta maaf bila ada kata-kata saya baik di blog maupun chat/pesan yang kurang berkenan di hati member AN.
Kepada member AN yang belum mendapatkan jodoh, selamat berjuang!
Salam,
Arie Witantra
"Kang, saya dari Banjarmasin, saya keturunan sunda seperti kang Jay. Saat ini usia saya sudah menginjak 33 tahun, berkali-kali gagal ta'aruf bahkan saya dua tahun kemarin menyibukkan diri dengan pekerjaan sampai akhirnya awal tahun ini daftar AN. Kegagalan ta'aruf ini sempat membuat saya trauma karena saya tipe wanita yang jika sudah menjatuhkan hati susah move-on, namun saat ini ada salah seorang teman saya semasa SMA yang keukeh nunggu saya, tapi akhlaknya tidak bagus dan tidak patuh syariat, jarang bahkan boleh dibilang tidak pernah sholat. Terakhir dia menghubungi saya via WA satu bulan yang lalu. Bagaimana menurut kang Jay?”
Jujur, saya rada berat dan rada terbebani ketika harus menjawab pertanyaan seperti ini. Saya terus terang segan dan ingin menghindar untuk menjawab pertanyaan seperti ini. Tetapi karena pertanyaan ini sudah masuk inbox dan saya harus balas, maka saya akan jawab.
Mengapa saya merasa terbebani? Karena saya khawatir jawaban saya nantinya akan melukai perasaan wanita. Tentunya karena saya belum bisa merasakan bagaimana psikologis kaum wanita yang telah memiliki kerinduan yang amat besar untuk bisa segera berumah tangga, sementara belum memiliki kesempatan mendapat pendamping yang cocok.
Saya hanya bisa berasumsi bahwa saat wanita memiliki keinginan yang sangat besar dan telah memenuhi ruang jiwanya, pada akhirnya bisa menurunkan kualitas dari yang wanita targetkan, sehingga sekecil apapun peluang yang ada asal bisa mengarahkan pada pernikahan, pada akhirnya akan diambil juga.
Mungkin ada yang memutuskan untuk menikah dengan orang yang akhlaknya belum baik lalu dengan sikap optimis berpikir:
"Ah, bukankah itu bisa menjadi media dakwah bagiku. Siapa tahu diriku yang memang diutus oleh Allah untuk menyadarkan dan mengubahnya. Siapa tahu diriku yang dijadikan oleh Allah sebagai perantara hadirnya hidayah baginya."
Saya sangat menghargai sikap optimisme semacam itu. Mungkin sudah sangat familier bagi kita kisah tentang Ummu Sulaim, salah seorang wanita yang dijanjikan surga. Ketika Abu Thalhah laki-laki kafir melamar Ummu Sulaim, maka Ummu melakukan adu argumentasi tentang keislaman yang akhirnya Abu Thalhah masuk Islam, dan keislamannya itulah mahar pernikahannya dengan Ummu Sulaim.
Hanya saja teteh harus bisa mengukur kualitas diri teteh. Saya khawatir kekuatan iman teteh jangan-jangan masih Iemah, sehingga bukannya teteh yang berperan mengubahnya, justru teteh yang malah terseret dalam keburukan akhlak.
Kedua, pertimbangan kekuatan argumentasi teteh. Keterbatasan ilmu akan berpotensi membuat jalan dakwah akan terseok di hadapan objek dakwah. Maka ukurlah diri teteh, apakah teteh sudah memiliki kesiapan dalam pengetahuan, ilmu, dan pemahaman tentang Islam.
Jika teteh sudah merasa bisa mengubah dan menyadarkannya, silahkan keyakinan itu diuji dulu dengan sholat, berdoa dan memohon untuk mendapat petunjuk dari Allah. Hal ini bisa dirasakan saat rasa yakin itu benar-benar muncul didalam hati teteh dan sulit hilang. Namun jika kemudian yang muncul adalah meragu, maka sebaiknya tunda dulu niat teteh, dan kembali dalam kesendirian.
Jadikan kesendirian ini sebagai momentum untuk meningkatkan kedekatan teteh kepada Allah. Semakin kuat kesabaran teteh, semakin tekun doa teteh untuk dipertemukan dengan kekasih halal penggenap jiwa, insya Allah semakin dekat pula pertolongan Allah ke teteh. Aamiin.
Kang Jay