Allah SWT telah menetapkan jodoh, rezeki, dan kematian kita dalam kitab Lauh Mahfudz. Namun bukan berarti kita tidak dapat memilih jodoh kita sendiri. Allah memberikan jalan bagi kita untuk memilih jodoh yang kita inginkan. Hanya saja jika Anda menginginkan jodoh yang baik untuk Anda maka jadilah pribadi yang baik, begitu pula sebaliknya jika Anda menjadi pribadi yang tidak baik, maka jangan mengharapkan jodoh yang baik. Sebagaimana janji Allah di atas.
Mungkin kita pria pernah dibilang oleh wanita tidak peka. Kemudian kita pria kebingungan, tidak peka pada hal apa, perasaan semua biasa dan baik-baik aja. Lalu dibilang lagi tidak peka, bertanyalah pria "peka pada hal apa?", namun tidak dijawab wanita.
Saya akan ambil contoh kasusnya pada putri saya. Pada awal kenalan dengan cowok, putri saya tercengang melihat ketidakmampuan sang pria teman dekatnya untuk peka atau turut bersedih hati saat putri saya sedang sedih atau curhat tentang kesedihannya.
Kondisi ini sebenarnya sudah banyak diteliti, bahwa pria dan wanita akan sama-sama merasa nyaman saat berdekatan secara fisik dengan orang yang gembira. Namun, hanya wanita dalam penelitian menunjukkan yang masih merasa sama nyamannya berdekatan dengan orang yang sedang terluka atau sedih.
Yang saya amati, seperti teman-teman putri saya yang akan terus menemani saat hati putri saya terluka atau sedih. Mereka akan bertanya kapan itu terjadi, apa yang diucapkan, apakah kamu bisa tidur, atau udah makan belum, atau mau aku kerumahmu?.
KEMAMPUAN untuk “mendampingi” selama terjadi masalah emosi memang sudah tertata kuat dalam diri wanita.
Akan berbeda dengan pria jika melihat wanita sedih, cenderung diam atau hanya mengucapkan, “Aku harap kau lekas ceria lagi, ya” kemudian buru-buru melanjutkan kesibukannya atau menjauh pergi. Bukannya sang pria sengaja tidak peka, namun lebih berkaitan dengan insting purba pada pria. Insting pria terbiasa menghindari kontak dengan orang lain bila mereka sendiri sedang mengalami masa yang beraatttt dari segi emosi. Pria biasa menenangkan atau memproses kesulitannya secara SENDIRIAN. Dan mengira wanita akan melakukan hal yang SAMA. Jadi bukan tidak peka, namun pria cenderung udah dari sononya begitu.
Lalu putri saya bertanya mengapa ayah bisa peka? (versi putri saya he he) "Nak, ayah sudah mengalami asam garam kehidupan, apalagi sejak punya kamu anak perempuan kemudian kamu ditinggal ibumu, ayah berusaha keras memahamimu". Untuk pria muda yah pastinya cenderung lebih mengandalkan insting, masih wajar kurang peka. Dia butuh banyak berinteraksi dengan wanita untuk mengasah kepekaannya.
Namun banyak juga pria yang susah belajar. Bahkan sampai puluhan tahun menikah pun, masih banyak suami yang masih mengandalkan insting purbanya saja alias tidak peka terhadap istrinya ha ha ha. Dalam benaknya, "Saya kan ga neko-neko, dan udah berusaha jadi suami baik kok". Eee ternyata dianggap gagal total tanpa kepekaan, sehingga menyebabkan istrinya tidak bahagia, memilih bercerai atau bahkan kecantol pria lain yang dianggap lebih "peka". Memang pemahaman perbedaan pria dan wanita perlu digarisbawahi saat ingin menikah, jangan hanya modal cinta apalagi nafsu saja.
Kembali ke putri saya , tentang ketidakpekaan pria bisa juga muncul dalam berbagai emosi lainnya, tidak hanya saat wanita sedih saja.
Pria teman dekat putri saya (yah pacar lah) sebenarnya sudah mengungkapkan ingin menikahi putri saya. Namun karena putri saya baru diterima di RS sebagai bidan yang benar-benar masih hetic banget dengan kesibukannya, sehingga dia minta waktu untuk menjawabnya. Sang pria setuju.
Setelah beberapa bulan akhirnya putri saya mulai terbiasa dan berkurang tekanan kerjanya. Putri saya sadar bahwa dia pun ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama pujaan hatinya, rencana ini sudah didiskusikan juga dengan saya dan saya mengiyakan. Putri saya memutuskan untuk membuat dia tahu. Selama dua bulan, putri saya melontarkan banyak isyarat alias kode-kode, yah pembahasan tentang anak lah, tinggal dimana lah, persiapan apa yang diperlukanlah, namun sang pria tidak banyak merespon dengan semangat alias datar saja menjawab bahkan sekenanya, tanpa merasa tahu pesan-pesan sebenarnya.
Setelah beberapa bulan kemudian karena panik, putri saya langsung bilang, “Aku siap menikah,” pada suatu sore. Sang pria hanya menjawab, “Ok, saya sangat senang mendengarnya” menoleh sambil tersenyum sebentar lalu menonton lagi pertunjukan musik di hari minggu sore itu.
Putri saya mulai panik. Apa dia sudah berubah pikiran? Apa dia sudah tidak mencintainya lagi? Setelah menonton musik, putri saya selama beberapa jam mencecarnya. Akhirnya karena seakan merasa frustrasi dan terhina, putri saya menangis. Putri saya bertanya apakah dia sedang mau meninggalkannya. Sang pria kaget dan menjawab, “Apa?”. “Bagaiman bisa berkesimpulan seperti itu? Ini kan pertama kalinya adik menyatakan bahwa siap menikah....(berpikir sejenak, mulai sadar, dan oalah ealah)....maukah adik menikah denganku?”. Lega dan tersenyum malu-malu putri saya ha ha ha.
Putri saya tidak bisa mengerti bagaimana sang pria seperti tidak peka dengan sinyal-sinyalnya selama berbulan-bulan ini, bahwa dirinya sudah siap menikah.
Nah ini salah satu sifat wanita yang perlu dipahami pria, saya teringat saat putri saya masih kecil, dia tidak mau berhenti melenggak lenggok sebelum berhasil memancing ekspresi wajah saya. Jika putri saya tidak mendapat respons yang diharapkan, dia akan terus lenggak lenggok dengan tingkah lakunya itu. Dia akan berhenti jika menyimpulkan dan mengira bahwa saya tidak menyukainya, karena tidak melihat ekspresi saya.
Yah mirip mirip seperti kisah putri saya saat udah dewasa diatas. Ketika sang pria tidak langsung melamarnya dan tidak langsung menanggapi interogasinya, dia menyimpulkan bahwa sang pria tidak mencintainya lagi. Sebenarnya, sang pria hanya kurang peka aja dengan sinyal-sinyal itu, bahkan saat diberi sinyal keras maka sang pria sebenarnya hanya berusaha mengulur waktu untuk mengajukan lamaran karena saat itu kan saat pertama kali putri saya bilang siap menikah, dia mungkin sedang berpikir langkah apa selanjutnya, yah khas pria kadang tidak bisa spontan, perlu waktu untuk mensinkronkan dengan logikanya dulu.
Begitulah wanita he he he, selalu ingin pria peka tanpa perlu dia mengungkapkan keinginan dia sebenarnya, mungkin dibenak wanita, jika mengungkapkan langsung seakan menjatuhkan harga dirinya atau bakal bikin malu atau apa silahkan comment dibawah. Yah bagi pria harap maklum dan mulai belajar peka.
Yah sebisanya ya he he...namanya aja belajar...
Kang Jay
Tapi lebaran kali ini bisa terselamatkan oleh PSBB corona.
Pami langkah tos midamel lara, tur lisan nu sok nyusun kapalsuan, nepi kangajantenkeun lukana manah.
Khilaf sareng Ngalantur etateh nu janten sipatna abdi, ari nyuhunkeun panghampura eta kawajiban abdi.
Ngabersihkeun hate tina sagala dosa eta anu jadi tujuan abdi.
Dina dinten boboran (lebaran) ieu pamugi lawang hampura anjeun masing kabuka.
مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ
Sim abdi sakulawargi neda ngahaturkeun wilujeung boboran, hapunten samudaya kalepatan.
Kang Jay & Keluarga
Bismillah... In the name of Allah..
Kalimat itu mungkin yg menjadi dasar kebanyakan dr kita semua utk join di AN...
Walopun ada jg sebagian yg join di AN mgk sebatas mengikuti hawa nafsu aja atau sekedar iseng aja..
Profilnya cukup menarik, sampe terbaca deskripsi dirinya yg tdk malu mengakui kl statusnya msh beristri & memiliki 2 orang anak..
Dan ditambah embel2 kalimat "lebih baik jujur", tulisnya..
Yg jadi pertanyaan, seberapa jujurnyakah dirinya ?
Apakah dia jujur jg ke istrinya, ke anaknya, kalo sedang ikut situs cari jodoh & mencoba cari kenalan perempuan lain ?
Bisa jadi sih..
Kl niatnya ikutan AN cuma iseng2 siapa tau dpt hadiah... Ya..itu haknya dia.. hanya, salah alamat aja kl sampe bermaksud mengenal saya lebih jauh, krn saya lebih menghargai istri & anaknya ketimbang dia.. walopun saya tdk mengenal mereka..
Kl niatnya ikutan AN udah direstui oleh istrinya... Ya..itu haknya dia juga... Tp tetap aja salah alamat kl sampe bermaksud mengenal saya lebih jauh, krn sekali lagi, saya lebih menghargai istri & anaknya ketimbang dia... walopun saya tdk mengenal mereka..
Konsep poligami memang diperbolehkan dlm Islam, dicontohkan oleh Rasulullah.. tp jarang2 ada yg mengikuti sunnahnya.. krn yg dinikahi Rasulullah kebanyakan adalah janda miskin & tua, semata2 utk melindungi mereka dari hinaan, dr cemoohan, dr fitnah orang lain...
Dan iya, nikahilah wanita yg kamu suka, bisa 2, 3, atau 4.... Rata2 kaum pria hanya mengutip ayatnya sampai disini.. pdhal msh ada kelanjutannya.. Tp sekali2 kamu tdk akan pernah bisa bersikap adil.. pdhal, salah satu syarat poligami, adalah hrs bisa bersikap adil... Sedangkan Allah sendiri berfirman, kalau kamu tdk akan pernah bisa bersikap adil...
Jadi, pembolehan poligami itu sendiri sebenarnya disertai oleh suatu persyaratan, yg bisa dibilang mustahil utk bisa dilakukan..
Tp ya kesimpulan ini hanya sebatas pemahaman saya yg msh perlu belajar banyak banget mslh agama.. :)
Pernah dulu sekali, saya diajakin nikah sama temen SMP yg udah punya istri & anak... Saya hanya menjawab singkat... Jgn pernah lagi kamu coba khianati istri & anakmu, walopun itu cuma dlm imajinasimu.. Hargai mereka..!
Be loyal & respectful, and you will get all the love, and everything you need to make you feel special.. ;)
Selamat hari raya Idul Fitri 1441 H.. Mohon maaf lahir batin.. Enjoy this precious moment with your family.. :)
Stay at home.. Ga bisa mudik sedih juga ya rasanya.. hiks..