Konsep dasar pemahaman jodoh dalam Al Qur'an dan hadist.
Allah SWT berfirman :
" Dan diantara kekuasanNYA ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya,dan dijadikanNYA diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."(QS.Ar-Ruum:21)
Berdasarkan ayat tersebut, dah menjadi sunatullah bahwa Allah menciptakan semua mahlukNYA berpasang²an dan semua manusia pasti ada jodohnya, tergantung ikhtiar dari manusia itu sendiri atau takdir Allah. Karena setiap takdir itu ada yang mutlak (sudah menjadi ketentuan Allah), kita manusia hanya bisa menerimanya dan satu lagi adalah takdir ikhtiar yaitu takdir yg memang bisa diperoleh dengan jalan ikhtiar atau usaha yg sungguh², yg dalam hal ini adalah melalui ihtiar Doa (misal Sholat Hajad).
Allah telah berjanji dalam firmanNYA:
"Laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji dan wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji(pula) , laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik(pula).'' (QS.An Nuur:26).
Rasulullah SAW, bersabda :
"Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketentuan Allah) kecuali doa dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali berbuat kebaikkan." (HR Tirmidzi, HR. Ibnu Majah)
Allah Ta'ala memperkuat ketentuannya dalam firmanNYA:
"Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)."
(QS. Ar Ra'd: 39).
berdasarkan Alquran dan hadis diatas, laki² yg baik adalah untuk wanita yg baik dan lelaki yg buruk adalah tuk wanita yg buruk pula, maka tugas seorang laki²/wanita yg baik adalah berikhtiar dengan sungguh² dan berdo'a kepada Allah agar mendapatkan jodoh yg baik, dan menyerahkan sepenuhnya ihtiarnya tersebut pada Ridho dan ketentuan Allah dengan cara yg sesuai dengan nilai² Islam.
Ada yang tau apa maksud dari fitur siap nikah di website dan apps ayonikah(AN)?
Apakah untuk mengabarkan pada sesama member AN lainnya bahwa pemilik akun sudah siap lahir batin untuk menikah tapi belum ada calon? Sehingga buat yang berminat untuk segera menikah bisa langsung menghubungi akun yang terdaftar di siap nikah?
Atau malahan maksudnya akun yang terdaftar di Siap Nikah itu sebenarnya sudah punya calon dan akan segera menikah sehingga member lain mohon jangan mendekati si pemilik akun tersebut?
Hehe... maaf bisa dicari sendiri kelanjutannya... ?
Pada prinsipnya laki² akan selalu berusaha membahagiakan dan melakukan yg terbaik untuk istri dan anak²nya, namun dgn sifat laki² yg selalu menyembunyikan rasa sedih, prustasi, despresi, tekanan dan beban hidup demi terlihat sosok yg kuat dihadapan pasangan, kadang wanita tdk menyadarinya hingga membandingkan pasangannya dgn si A si B atau si C malah kadang ada wanita yg menginginkan sikap pasangannya meneladani sikap sebagaimana Baginda besar rosullullah Saw yg selalu memuliakan istrinya Khodijah.
Pertiinyi apakah dijaman smartphone sekarang ini ada seorang wanita mampu menteladani sifat Khodijah :
Khodijah memilih Suami yg bijaksana dan penuh perhatian
Sebelum menikah dengan rasulullah Khadijah menolak beberapa usulan pernikahan karena tujuan menikah bukan hanya untuk mendapat keturunan tetapi Ia ingin memiliki suami yg shaleh. Dan Allah mengirim orang yang bisa memenangkan hatinya yg murni yaitu Nabi Muhammad SAW.
Dimana realitanya sekarang kebanyakan wanita menerima laki² hanya melihat sisi materi. Padahal membuat pilihan yg bijak adalah langkah awal yg penting untuk menjadi istri yg suportif dan penuh kasih, karena hanya bisa benar² mencintai sepenuh hati seseorang yg kagumi dan hormati,
Khadijah adalah seorang pribadi yang tidak lari dari masalah
Ketika rasulullah mengalami kejadian bertemu dengan Malaikat Jibril dalam wujud yang sebenarnya. Orang pertama yang beliau datangi adalah khadijah untuk menceritakan kejadian tersebut. Dengan rasa takutnya rasulullah, disanalah peran khadijah sebagai istri terlihat.
Seorang istri harus memiliki kualitas tertentu untuk menjadi pilar dukungan pada masa-masa sulit suaminya, rasa empati, optimisme, kehangatan, sifat cinta, seperti seorang ibu.
Khodijah adalah penasehat yg bijaksana
Khadijah tidak berhenti untuk menghibur rasulullah dalam situasi dan kondisi apapun. Dia memberinya saran terbaik kepada rasulullah terhadap berbagai masalah yg dihadapi. Dimana realitanya sekarang ini banyak wanita yg hanya bisa menuntut dan mengeluh bahkan ngomel² dalam menghadapi problema rumah tangga
Khadijah adalah seorang yang rela berkorban
Meski menderita sepanjang hidup dan kehilangan kekayaan setelah wahyu dimulai pada suaminya , penghormatan khadijah terhadap suaminya tidak pernah goyah. Dia tetap menjadi pilar kekuatan bagi rasulullah sampai kematiannya.
Bagaimanapun sebagai seorang istri kita harus selalu mensupport suami dalam keadaan apapun dan jadilah seperti Khadijah yang tidak pernah meninggalkan Rasulullah meskipun dia harus hidup menderita dan kehilangan sebagian hartanya.
TIRU YANG BAIK DARI LAKI-LAKI TERKENAL, WALAU BELUM MAMPU TIRU REZEKINYA
Barusan saya melihat rekaman wawancara Ashraf Sinclair dengan Fenny Rose, dimana Ashraf mengatakan, "Saya berusaha untuk selalu ada untuk anak saya, sehingga saya juga ikutan tentang segala hal mengenai anak saya semenjak dia lahir, mulai dari ganti popok , mandiin, dan lain-lain. Kecuali hal yang tidak saya bisa seperti ASI."
Lihat? Laki-laki sesukses dan sekaya dia mau membantu mengganti popok dan memandikan anak. Itu baru dua contoh kecil yang disebutkannya. Belum lagi hal-hal tetek bengek lainnya, yang intinya melakukan pekerjaan yang kata orang-orang selama ini itu 'urusan' ibunya.
Tanpa maksud merendahkan, apa kabar laki-laki yang ngasih uang cuma bisa pas-pasan, tapi berlagak seperti bos besar terhadap istri. Apa-apa semua yang berhubungan dengan anak dan rumah itu tugas istri. Tidak peduli istri lagi repot masak dan anak menangis, bisa telinganya begitu tuli tak mau tahu, sambil main hp berkata," Anak nangis tuh!". Luar biasa bukan?
Biasanya alasannya para suami sibuk cari uang di luar, jadi tidak mau lagi direpotkan urusan anak dan urusan kerjaan rumah. Seakan-akan anak lahir bukan karena perbuatannya juga, tapi karena istrinya saja yang tiba-tiba hamil tanpa diapa-apain sama suami. Kalau soal sibuk, Ashraf di samping artis juga seorang pengusaha, kurang sibuk apa dengan dua profesi begitu, tapi dia tidak enggan untuk turun serta mengurus anaknya sendiri. Ya! karena dia tau itu darah dagingnya, bukan cuma darah daging istrinya saja. Mungkin begitulah cara laki-laki yang pikirannya tidak dangkal bekerja.
Dan kemudian aku teringat lagi dengan Pak Habibi, di mana beliau bisa setia dengan satu perempuan sampai akhir hayatnya. Seorang laki-laki yang bisa membuat pesawat, tidak tergoda untuk menduakan istrinya, punya selingkuhan atau kabur dengan pelakor. Lihatlah biografinya, pernah ditawari perempuan cantik untuk gratifikasi, tapi beliau tolak. Dan beliau tetap teguh setia mengenang istrinya saat Ibu Ainun lebih dulu berpulang, menunggu setiap hari tanpa melewatkan satu haripun tanpa menyebut nama Ibu Ainun, hingga akhirnya jasad beliau pun dibaringkan di sisi pusara istri tercintanya.
Jadi, jika tidak mampu meniru kekayaan, kepintaran dan ketenarannya, tirulah sifat baiknya, yaitu misalnya kesetiaan dan tidak merasa hina saat membantu istri mengurus anak. Jangan sampai sudahlah uang pas-pasan, muka ala kadarnya, tapi bertingkah seperti tuan besar, dan istri adalah pembantu. Sudah begitu, jangankan bikin pesawat terbang, bikin gambarnya saja sudah tak mampu, kasih nafkah senen kamis kembang-kempis, masih sok-sok selingkuh dan minta kawin lagi. Malu atuh!
Salam Manis di hari Kamis ... ini copas dr group sebelah
Mungkin yang suka baca berita online, dua hari ini diramaikan dengan usulan Menko PMK Muhadjir Effendy menyarankan menteri agama mengeluarkan fatwa atau peraturan tentang pernikahan berdasar status ekonomi alias orang kaya menikahi orang miskin. Kata beliau, bisa mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia.
Sekjen MUI Anwar Abbas menanggapi positif usulan ini, agar bisa saling tolong menolong dan perputaran harta tidak hanya dilingkaran orang kaya.
Namun Wamenag Zainut Tauhid mengatakan kemenag tidak bisa mengeluarkan fatwa, yang bisa adalah ulama seperti MUI. Beliau juga mengatakan pernikahan tidak bisa dipaksakan karena semua berawal dari cinta yang tumbuh dari hati. Namun beliau mendukung semangat dari ide ini yaitu mengentaskan kemiskinan.
Saya tergelitik dengan berita tersebut. Saya teringat dengan ucapan salah satu Kyai, “Janganlah kamu menjadikan kekayaan calon istri sebagai idaman untuk pernikahan, namun jadikanlah pernikahan sebagai kunci rejeki.” Kemudian sebuah literatur hadist riwayat At-Thabrani: “Dan barang siapa menikahi wanita karena hartanya, maka Allah akan menjadikannya melarat.”
Melarat? Secara logika, hal ini wajar karena menikahi wanita kaya dengan tujuan hartanya kemungkinan besar bahkan membuat istri jadi sombong, kikir dan cenderung menghina suami, bukannya kenikmatan harta namun justru mendapatkan kerendahan diri di mata istri dan orang lain, itu mungkin yang disebut dihadist diatas menjadi “melarat”. Memang tidak semua wanita akan begitu, pasti ada juga wanita kaya yang baik hatinya dan mampu menempatkan diri sebagai istri solehah he he.
Ingatlah “melarat” ini bermakna luas karena kita pasti tahu bahwa rejeki itu tidak hanya berbentuk harta namun bentuk lainnya seperti kesehatan, kebahagiaan, ketrampilan, bahkan masih bernapas adalah rejeki.
Penelitian terbaru didunia menyebutkan bahwa perempuan semakin tak mau menikah dengan pria miskin dan bangkrut. Di Amerika tingkat perkawinan menurun karena kaum pria akan menjadi tidak menarik secara ekonomi jika miskin, ini terutama karena banyaknya wanita yang kuliah dan bisa cari duit sendiri. Hal ini bukan berarti menunjukan wanita makin meterialistis namun wanita menginginkan stabilitas. Di Jepang pun fenomena ini sama, mungkin kalau pernah baca di awal tahun 2020 model seksi Kato Sari menceraikan suaminya karena suaminya dianggap terlalu miskin dan tidak bisa memberikan uang seperti yang diinginkannya, berawal saat suaminya memohon agar dia berhenti berbelanja. Demikian juga dibelahan dunia lainnya, seperti cina yang suka menunda, eropa yang suka tinggal bersama he he.
Kebalikannya jika pria menikahi wanita miskin, mungkin jika atas dasar cinta (apalagi mencari ridlo Allah) cenderung tidak terlalu banyak masalah karena pria sudah pada kodratnya memberi nafkah ke Istri. Hal ini juga yang mendasari diberbagai negara Pria telat nikah karena mengejar kesuksesan dulu, seperti di Jepang menikah diatas 40 tahun hal biasa karena mengejar karir dan harta dulu, di eropa dimana pesta perkawinan butuh biaya besar sehingga banyak yang kumpul kebo, dan dibeberapa negara lain.
Namun di Indonesia sendiri, saya melihat fenomena pria enggan menikahi wanita miskin lebih karena enggan dijadikan tulang punggung dan perlindungan seutuhnya seorang wanita. Sehingga lebih memilih wanita sekufu bahkan kaya dengan alasan agar rumah tangga berjalan lancar karena saat ini banyak dilihat rumah tangga hancur karena suami tidak bisa memberi nafkah dengan baik, maksudnya kedepannya mertua atau keluarga istri bisa bantu-bantu ha ha, bukannya malah keluarga istri merongrong minta bantuan.
Mengentaskan kemiskinan dengan si kaya menikahi si miskin, sayapun melihat ide pak Muhadjir baik. Namun dalam pelaksanaannya saya rasa masih akan menemui banyak kendala, kecuali ada insentif khusus dari pemerintah seperti pajak penghasilan bisa berkurang dari 15% jadi 5%, DP 0%, BPJS Kesehatan ditanggung pemerintah selama 5 tahun dari tanggal menikah atau yang lain ha ha. Kalau hanya fatwa dari pemerintah (Kemenag) saya rasa kurang menarik, mungkin perlu dikeluarkan oleh organisasi yang lebih dekat dan mengena ke masyarakat, misal dari organisasi seperti Muhammadiyah, NU atau yang penuh pendukung fanatik seperti FPI, LDII dll. Contoh Muhammadiyah sangat tidak menganjurkan poligami, hal ini sangat di hormati dan juarang bahkan sulit ditemui poligami oleh pengikut organisasi ini. Pemahaman mereka, keluarga ideal dan idaman adalah monogami, dimana poligami justru keluarga tidak ideal, bukan disalahkaprahkan poligami itu karena lagi mempraktekkan syariat islam ha ha ha apalagi ada bilang yang tidak mau mempraktekannya maka tidak ikut ajaran Nabi padahal demi mengintimidasi wanita he he he. Namun sayapun harus menghargai pendapat tersebut karena saya Nahdliyin he he he.
Semoga kita yang masih mencari jodoh atau akan menuju ke pelaminan agar memiliki niat dalam membangun rumah tangga untuk mencari ridlo Allah agar kita bisa menggapai bahagia dunia akherat, aamiin.
Kang Jay
Indonesia sedang krisis cinta, sampe suami istri untuk saling cinta aja diwajibkan oleh negara dalam bentuk undang undang.. sebegitu parah kah kita..?