Sebetulnya saat kuselami sedikit demi sedikit, kucermati dan kurangkum dari beberapa wanita disini, banyak sekali didapat sebuah pengajaran akan arti sebuah kehidupan.
Apabila terpadukan dengan sedikit perjalanan kehidupan yg pernah sy dapat, mungkin jadilah sesuatu yg berguna dikemudian hari nanti.
Sy tidak usah menyebut siapa nama² wanita ini karena itu tidak etis dan tidak baik. Sebab kita tidak saling kenal dan yg lebih penting : sy tidak mau dicap sok / jadi salah paham nantinya.
Sy hanya senang berdialog, diskusi dengan siapapun tentunya dengan tetap mengutamakan santun beretika dan saling menghormati.
Sama sekali tidak meng-gebu² mengejar / menaklukkan hati wanita, ya tidak.
Setidaknya barangkali dalam diskusi nantinya minimal sama² mendapati sebuah makna hidup yg sangatttt berfaedah sebagai tambahan bekal menapaki kehidupan dihari esok.
Kita yg sama² tidak tau dan tidak mengenal, semoga kita tetap jadi baik dalam berteman / bersaudaraan. Jangan sampai ada salah paham karena ini tidak kita ingini.
Dan kalaupun sesudah berdiskusi / bertukar cerita dikemudian hari hati timbul simpatik atau tertarik, yaaa itu karunia Alloh swt Tuhan Yg Maha Kuasa menggerakkan hatimu.
Berdo'alah dan bermohonlah petunjuk kepada-NYA : bilamana sy memang baik pastinya kau yakin dan akan bertemu dan dipersatukan dengan sy. Sebaliknya bilamana sy tidak baik, tidak mungkin kau dipertemukan dengan sy.
Sekalipun keduanya saling tersematkan kata didik, namun kata pendidikan belum tentu bisa menghasilkan insan yg terdidik.
Begitupun kata terdidik belum jaminan bisa menghasilkan sertifikasi pendidikan yg mumpuni.
Akan tetapi dari jiwa² terdidik inilah nantinya yg melahirkan pendidikan² cemerlang dambaan setiap insan.
Buat sy pribadi lebih memilih dan menelusuri jalan terdidik. Bilamana diri ini kita biasakan dengan hal² yg terdidik, maka hasil akhirnya akan membentuk sebuah jiwa yg senantiasa menjaga hal² yg baik, yg arif bijaksana, yg bermoral etika lagi menjaga kehormatan dalam setiap segi ucapan juga perilaku.
Agak berbeda halnya dengan pendidikan.
Pendidikan mayoritas menyajikan ilmu² yg fokusnya keduniawian dan sedikit sekali menyelipkan keterdidikan didalamnya.
Maka tugas masing² diri kita adalah meraba diri, meraba hati, bercermin dan banyak bercermin
Kita yg disemati pendidikan, sudahkah kita mampu dan bisa menyatukan antara pendidikan dan jiwa yg terdidik menjadi sosok yg baik, arif bijaksana, yg hebat nan berguna.
Jawabnya ada dalam cermin dihadapan masing².
Seseorang yg tidak berpendidikan tinggi namun mempunyai jiwa terdidik itu lebih utama ketimbang kebalikannya.
Begitu banyak kisah² nan perjalanan kehidupan yg mengajarkan pada diri kita untuk meraih bahagia juga jauh dari halang rintang nan cobaan.
Namun tidak banyak yg paham, tidak banyak yg mengerti bagaimana cara meraih harapan, dambaan dan cita² itu.
"untaian sua dari kesunyian, pencerah jiwa nan pelita haqiqi ditengah gempita masa kini"
Sepanjang sejarah karir ngemsi kawinan, biasanya dan kebanyakannya, pasangan yang melaksanan resepsi adalah pernikahan yang pertama, yang usianya masih muda, usia-usia ideal menikah, usia produktif lah ya kan, kisaran usia 20 - 30 - 40an.
Tapi kemaren, saya agak surprise dengan pasangan yang melaksanakan akad nikah jam 09.00 pagi dan resepsi jam 12.00 siang. Jarang-jarang saya ngemsiin acara kawinan pasangan yang berumur tidak lagi muda. Sangat jarang, bisa diitung jari deh kayanya.
Iya, pasangan yang menikah kemaren bukan pasanga muda apalagi belia. Pasangan ini sudah berumur kepala 5 something tapi masih terlihat awet muda. Kalau biasanya pada acara prosesi kirab pengantin, sang mempelai diiiringi oleh kedua orang tua, maka pasangan ini diiringi oleh anak-anak beliau yang sudah besar.
Anyway, dua orang anak dari mempelai wanita, sudah menikah bertahun lalu dan saya juga yang ngemsiin kawinan anak beliau. Lah, panjang umur yak kemaren saya malah ngemsiin kawinan emaknya....
Tetap semangat usaha dan nunggu jodoh yaaaaakkk
Masa kalah semangat sama yang berumur yang entah sudah berapa kali menikah yang anak-anaknya sudah besar dan sudah menikah pula.
Jika Allah sudah menyiapkan jodoh kita, pasti akan sampai dan tiba waktunya untuk menikah, memiliki pasangan dan berumah tangga.
Kalau pun pernah gagal sebelumnya, jika memang berniat baik untuk kembali berumah tangga dan Allah sudah menyiapkan jodohnya, akan sampai dan tiba waktunya, meski mungkin entah di usia kepala berapa.
Semangkaaaaaaa eeeaaaa...
08.12.2019
Bride ; Bp. M. Said Hanafi & Ibu Siti Fatima
Venue @Swiss-Belhotel Borneo Banjarmasin
Decoration by @Youngky_WO
Photo & Video by @Bigozie
Wedding MC @echyee_thya
pengendara sepeda motor gk sabar: Maju dong! Dasar Bego!
supir angkot intelektual: kalo gue bego, gua gk bakal jadi supir angkot tau!
langsung saya dengar dan mempertanyakan dalam hati pendidikan yg dia jalani selama ini
Sudah menjadi bagian bagi setipa INSAN.
Hitam Putih selalu mewarnai dan berdampingan.,selayaknya sebuah pasangan sejati.
Dan disetiap sendi kehidupan pasti ada Cerita.
Akankah kita membuatnya INDAH atau KELAM.? CERITA HIDUP KITA ?
Semua pasti sudah ada Garis hidupnya masing".
Kita memang tak bakalan mampu merubah GARIS Hidup, tapi kita harus bisa mengendalikannya.
Sepahit dan sekeras apapun CERITA HIDUP.,akan INDAH, bila kita membuatnya INDAH.
#seberapa besar rasa syukur kita dalam menjalani CERITA HIDUP..?
Hanya diri dan Sang Khaliq yang tau.