Mempelajari ilmu tasawuf tingkat tinggi kadang lucu namun banyak benernya, di banyak pondok2 pesantren ada jargon beribadah itu jangan khusyuk2 nanti kamu makin bodoh. Jgn ditelan mentah2 ya, berikut penjelasannya.
Semisal kita puasa sunnah kalau udah niat dari malam "biasanya" besoknya seharian kita kuat2in apapun yang terjadi, takut niatnya tidak tulus. Namun Rasulullah sendiri ada riwayat pagi2 sekali menanyakan ada sarapan tidak ? Dijawab Aisyah tidak ada, maka nabi puasa. Kemudian jam 10an tanya lagi ke Aisyah? Dijawab ada sarapan, maka nabi membatalkan puasa dan makan.
Berikutnya, mengapa orang alim zaman nabi tidak terus menerus ibadah misal sholat fardhu ada qabliah badiyahnya tp dirutinkan, karena mereka ingin memperlihatkan ibadah orang islam itu mudah. Kebayang orang kafir lihat ibadahnya muslim seharian di masjid fardu qabliah bakdiyah awabin witir belum wiridan, ya orang kafir liatnya gemetaran haha. Tapi kalau lihat hanya fardu2 aja, mikir mereka "Enteng jg jd muslim". Nah tugas orang alim, melakukan ibadah sunnah yg jarang orang lakukan sebagai pengingat, namun jk udah banyak ya ga usah ikut2an. Ya sholat sunah qabliah bakdiyah tapi jangan jadikan sunah mendekati wajib.
Lanjut, kisah lain, jadi ada sahabat jadi imam tapi terlalu lama, ada yang ingin ngurusin ontanya akhirnya mengadu ke Rasulullah, "Ya Rasulullah saya makmum pada Muadz tapi dia kelamaan, sayapun mufaroqoh (pisah dari imam trus sholat sendiri), tapi Muadz marah dan bilang bahwa saya munafik", maka Rasulullah bilang ke Muadz "Engkau kalau mengimami sholat jangan lama2, itu merusak Islam, ditakutkan orang tidak suka sholat gara2 kamu terlalu lama mengimami." Barokahnya hadist ini membuat muslim sampai saat ini banyak yg membaca "Qulhu" dan Al-Kautsar hahaha, karena kalau mengimami kelamaan takut dimarahi Rasulullah. Padahal saat Nabi menasehati ke Muadz karena Muadz rakaat pertama membaca surah Al-Baqarah trus rakaat kedua Al-Maidah, ya wajar makmumnya meriang hehe. Pendapat saya setuju, gimana2 Islam jangan jadi problem. Juga ada hadist terkait sholat jangan lama2 agar ibu bisa segera menyusui karena anaknya menangis, juga ada yang punya urusan jangan sampai Sholat menjadi problem membatalkan urusan. Ini juga menghindari Muslim waktu itu yang baru pindah dari agama nenek moyangnya, menganggap islam agama susah dan banyak ibadahnya, malah memperhatikan agama lain misal Kristiani yg dirasa lebih mudah ibadahnya, mungkin kalau Yahudi sama2 susah juga bukan berasal dari suku ini hehe.
Ada di hadist Bukhari, ada sahabat nabi mau sholat udah siap2 takbir, mendadak dia lihat untanya lari, larilah dia mengejar unta. Setelah dapet dan diikat, dia sholat sebagai makmum masbuk. Selesai sholat ada Tabiin bilang, itu orang tua mencintai dunia". Sahabat nabi itu menangis sambil bilang dijaman Rasulullah hidup hal seperti ini tidak masalah tapi kok sekarang apa2 dipermasalahkan. Dia menangis karena saat Rasulullah hidup Islam itu gampang, kok sekarang islam jadi repot. Dia beralasan bahwa dia sudah tua kalau untanya hilang trus dia pulang gimana. Logikanya bener, misal keluarganya mempermasalahkan gara2 sholat trus bikin Unta hilang, akhirnya sholat jd Tersangka, kan jadi melemahkan Iman. Ya sholat kan masih ada waktu, bisa masbuk jk tidak ya munfarid.
Ada kisah lain di kitab Ghunyah, ketika itu ada orang yg sholat dhuha setiap hari, dia didatangi sababat Nabi yaitu Ibnu Abbas dan memarahi orang tersebut sambil bilang kalau sholat dhuha itu seminggu sekali atau sebulan sekali, aku yg sahabat nabi aja lihat nabi tidak sholat dhuha setiap hari kenapa kamu tiap hari. Namun ada benarnya, ini untuk menyelamatkan dia, dia sholat dhuha tiap hari tetap aja dia miskin hehe, ditakutkan dia menyalahkan dhuha, ini malah bisa merusak iman.
Jadi jika kita merasa bahwa ibadah sunnah malah itu membuat jadi Tersangka maka harus kita hindari atau dibuat jarang2.
Nabi juga pernah bilang, kamu bacalah Al-Qur'an ketika hatimu senang, namun jika mulai tidak senang maka hentikan. Maknanya dalam, tujuannya agar Al Qur'an tidak jadi tersangka. Karena manusia itu ada dosis maksimalnya, karena sifat dasar manusia ada bosannya.
Begitu juga ibadah sunnah dalam mencari jodoh, ada yang sholat tahajud terus menerus pokoknya berikrar sampai terlihat hilal jodohnya. Namun berbulan2 kok belum kelihatan hasil maka mulai deh kita merasa menyalahkan Allah, maka mending hentikan atau lakukan jarang2.
Begitulah Rasulullah mengajarkan kita bahwa jika suatu ibadah sunnah itu sudah pada level Tersangka maka harus disudahi dulu, tentu yang fardhu tidak bisa seperti sholat 5 waktu, zakat, puasa ramadhan. Jangan sampai ibadah sunnah itu merusak diri kita sendiri.
Ada kyai besar bilang, dia kadangkala pingin berdoa tp dia seperti sadar bahwa doa itu sulit terkabul maka beliau tidak jadi. Dikhawatirkan kita berharap banyak kemudian tidak terkabul trus menyalahkan Allah. Misal berdoa atau sedekah terus-terusan agar jadi kaya, ternyata tetep aja miskin, maka hentikan. Amankan Iman kita, berdoa dan beribadahlah sesuatu yang umum dan ikhlas karena rasa sayang kita kepada Allah. Semoga itu akan membuat hati kita lembut dan berkurang hawa nafsu atau keinginan kita terhadap dunia.
"Allah menghendaki bagi kalian kemudahan, dan tidak menghendaki kesulitan".
Kang Jay
Pagi ini Hera ingin bercuit cuit disini.
Di dunia ini kita dihadapkan berbagai pilihan, baik itu pilihan study, pilihan bidang lapangan kerja, pilihan lokasi domisili, bahkan pilihan pasangan.
Kadang hati goyah dengan berbagai godaan pilihan, contohnya : kerja di perusahaan A fasilitas oke, kerja di perusahaan B kesejahteraan oke, kerja di instansi C jaminan hari tua oke, berwiraswasta omset kita pegang sendiri.
Tapi apakah kita akan mengambil semuanya? Apakah kita sanggup?
Maksud hati ingin diambil semuanya, tapi apa daya manusia punya keterbatasan. Kita bukan manusia yang bisa membelah diri seperti Amoeba.
Begitu pula pasangan, kita pasti dihadapkan dengan berbagai pilihan pasangan dengan segala karakternya.
Banyak berbagai pria / wanita dengan segala bentuk pekerjaan, pendidikan, karakter, tuntutan dan sebagainya.
Apakah akan kita ambil semuanya?
Apakah kita sanggup?
Menurut Hera secara pribadi, pernikahan itu bukan hanya mencari pasangan sah untuk pemuas nafsu belaka, orientasi fisik belaka.
Akan tetapi, pasangan itu adalah teman hidup untuk berbagi keluh kesah bersama, saling mengisi, saling memahami, saling toleransi segala kekurangan maupun kelebihan.
Kita akan hidup dengan pasangan sampai akhir hayat.
Pilihlah pasangan yang nyaman untuk berbagi keluh kesah dalam segala kondisi kehidupan dan pilihlah yang memiliki karakter menyenangkan hati. Nyaman di hati. Membuat rumah tangga selalu riang gembira.
Sederhana kan?
Kalau di hati sudah merasa kurang nyaman, kenapa harus dipaksakan?
Hidup itu buatlah simple, jangan terlalu ribet
Happy Thursday
To be continued
Next.... Hera punya cerita
Ini yg 4 org tmn baru kenal, asik2 bgt org2nya, ak beli tiket cancelan tmn mrk yg mendadak ga bs ntn krn ada acara lain, mrk alumni akademi TarQ, jgn2 Hera kenal...kyknya bakalan jd genk nonton konser ini, klo ada konser yg seru2 udh janjian mo ntn bareng2 lg
Kalau bicara kitab yang satu ini, karangan Syeikh Ibn ‘Atha’illah, adalah kitab yang cukup berat untuk dibaca dimana perlu guru mengajarkan ke kita tentang makna2 dari setiap kalimat. Kitab ini merupakan karya terbaik dan komprehensif dari beliau. Beliau adalah ulama ahli tasawuf pada zamannya, namun tidak menafikan ilmu-ilmu lainnya.
Kitab ini minim mencantumkan ayat Alquran, hadits dan berbagai argumentasi lainnya. Namun, kitab ini ditulis sebagai refleksi atas pengalaman penghayatan spiritualitas penulisnya. Kitab ini merupakan kumpulan mutiara-mutiara cemerlang untuk meningkatkan kesadaran spiritual.
Saya sendiri merasa kitab ini bisa menjadi tuntunan praktis di tengah-tengah kesibukan dan gelombang materalisme yang kuat.
Walau baru seminggu saya mempelajarinya, namun makna yg terkandung saya rasa luar biasa, beberapa terngiang2 dalam diri saya, beberapa saya ambil sebagai contoh saja:
Pertama, Orang arif tidak akan membanggakan amal ibadahnya, karena malah jadi kurang pengharapan kepada Allah, sehingga apa yg dia dapat merasa karena amal ibadahnya, bukan karena rahman dan rahimnya Allah. Ini sederhana tapi dalam.
Kedua, amal ibadah yg kokoh ikatannya dgn iman adalah ibadah dengan ikhlas. Apabila amal ibadah tidak dilandasi keikhlasan maka akan membawa si hamba menjadi angkuh dan lupa diri, sok merasa paling beramal dibanding orang lain. Lagi2 sederhana tapi dalam.
Ketiga, menurut saya ini cukup unik. Menurut Hikam kalau berdoa itu cukup sekali, pemikirannya cukup sederhana yaitu Allah mosok lupa, mosok harus diingatkan terus terusan, karena yang boleh diingatkan adalah orang yang mungkin lupa, la Allah tidak bakal lupa mosok kita ingatkan terus hehe. Saya pun akhir2 ini jadi memikirkan makna ini, misal 3 hari yg lalu saya sudah memanjatkan doa, trus hari berikutnya ya saya cuman berpikir "ya Allah masih inget kan?" Kemudian dilanjut baca sholawat dan Al Quran. Begitu jg hari berikutnya, dlm hati saya berpikir "Allah masih inget to?". Balik lagi ke Hikam, pemikiran pengarang Hikam yg setingkat wali ini cukup unik namun ada benarnya hehe misal kita punya utang ditagih terus ya dijawab "masih inget, masih inget" haha..
Keempat, dan yang paling membuat saya paling takjub akan kitab Hikam adalah tentang pemikiran orang yang beribadah sedikit dan yakin bahwa itu anugerah dari Allah, itu lebih baik daripada ibadah banyak tapi selalu merasa kurang. Misal ada orang yg udah sholat wajib kemudian gak puas lanjut sholat bakdiah trus lanjut sholat lain lagi. Tapi ada orang sebelahnya yang sholat wajib aja tp rasa syukurnya begitu besar bahkan menikmati sekali bisa sujud ke hadirat Allah, maka maqomnya dianggap Hikam lebih tinggi. Secara logika wajar karena kelakuan satunya merasa kurang terus walau udah dikasih kesempatan sholat wajib oleh Allah, seakan Allah tuh Polisi jadi merasa diawasi trus takut ini takut itu. Heh..........lg2 ini tentang sederhananya ibadah sekali tapi khusyuk.
Terakhir, agar umat islam yang merasa dosanya banyak sebanyak busa dilautan untuk tidak takut memulai berdoa. Ini tentu banyak yg mengalami alias Islam KTP, disaat kita buanyak dosa maka kita seakan alergi ibadah sehingga pura2 lupa sholat padahal dengar adzan juga melupakan doa trus merasa tak layak masuk surga alias pasrah diakherat masuk neraka. Maka gunakan mindset ini "Ya Allah jika aku ingat dosaku maka aku tidak pantas masuk Surga, namun jika mengingat kemurahan dan rahmat-Mu maka aku pantas saja masuk Surga". Dokrin ini coba jika diulang2 dalam pikiran kita maka perlahan kita punya harapan bisa kok masuk Surga, perlahan kita mau mulai dari sekedar berdoa, pelan2 coba ah sholat kan Allah maha Pemurah yg menggugurkan dosa kita dan diberi Surga. Akhirnya rutin ibadah karena kita ahli Surga.........
Dan ada ribuan hikmah lainnya.
Saya cukup takjub dengan kitab ini. Yah saya sekedar memberi gambaran tentang Al-Hikam. Semoga memberi manfaat. Aamiin.
Kang Jay
Klo perabotan jorok gt ga malu diupload di dunia maya, berarti pemiliknya ga sadar klo dirinya super duper jorookk
Ingin mengomentari bog Hera namun karena setelah ketik2 kok panjang maka saya buatkan Blog tersendiri saja.
Terkait dengan kekayaan makanya banyak orang pingin kaya agar terutama mampu memberikan pendidikan yang baik untuk anak2nya menjadi orang sukses seperti anak para konglomerat atau pejabat tinggi seperti Erick Thohir, Sandiaga Uno, Nadiem Makarin, Gita Wiryawan bahkan AHY, semuanya lulusan Amerika. Pendidikan bagus seperti juga temen Hera membuka peluang ke kesuksesan. Kalau orang bodoh suka bilang ah kuliah dikampus biasa spt Binus jg bisa sukses contohnya William pendiri Tokopedia, atau ada yg bilang ah gak sekolah aja bisa sukses contohnya Bob Sadino. Tp dgn pendidikan bagus akan membuka akses dan wawasan tentang keilmuan bukan hanya mengandalkan keberuntungan dan kegigihan.
Misal dulu sy kalau tidak memaksakan kuliah mungkin saya ya pasrah jadi Admin sampai sekarang, karena temen seperjuangan saya tahun 1996 masih sebagai Admin. Walau kebahagiaan tidak bisa diukur dari kekayaan dan jabatan, namun setidaknya kita harus berjuang seperti juga imam2 Islam jaman dulu kaya2 seperti misal Imam Abu Hanifah orang terkaya di bagdad bahkan pas meninggal dibrangkasnya ada 11T belum pabrik tekstil dll, kecuali Imam Ahmad memang niat tidak mau kaya. Kyai2 di Indonesia jaman dulu jg kaya2, bahkan muridnya bekerja pada kyainya dan digaji, bukan seperti kyai2 jaman kini minta bayaran ke muridnya.
Namun orang2 Islam sekarang seperti berusaha berlindung pada Islam itu sendiri, misal kenapa sekarang orang2 islam miskin dijawab krn "kita mencari akherat", lalu kenapa orang islam suka melakukan kekerasan dijawab " Ya itu kan amar makruf nahi mungkar", atau kenapa orang islam susah maju secara teknologi dijawab "Ya kita kan mengejar akherat" yg paling sering tentang kenapa orang islam miskin2 dijawab "Ya sekaya apapun kan tidak dibawa mati". Pikiran2 itu adalah pikiran2 memperkosa agama, jadi agama digunakan untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak bersalah yg disalahkan agama.
Padahal ulama2 terdahulu bahkan sejak zaman nabi hampir semua kaya. Kita tahu di Islam mengemis itu haram, kecuali kepepet banget nget seperti kepepet makan babi ditengah padang pasir dikasih musafir yahudi. Trus mempermewah masjid itu haram sedang disekitarnya masih banyak orang miskin, masjid itu dimakmurkan dengan keramaian bukan dibangun dgn material2 mewah, faktanya sekarang banyak orang2 islam mengemis untuk memewahkan masjid, keblinger, alasannya untuk syiar lah, ladalah itu malah menghancurkan islam dari dalam. Tapi ya emang umat Islam zaman kini susah sekali menerima kritik, padahal dizaman Umar melakukan instrospeksi setiap malam, instrospeksi diri ini untuk menyelamatkan karakternya agar bisa bersih. Nah umat Islam sekarang sulit mau instrospeksi karena menyakitkan, gak mau disebut dosa gak mau disebut salah akhirnya muslim sekarang menjadi jauh dari peradaban awal muslim yg benar. "Bro kamu kok miskin?", "Iyalah fokus aja pada akherat, kekayaan kan kagak dibawa mati".
Satu kisah lagi, apakah dijaman nabi ada pelacuran?, banyak, baik di madinah maupun di mekah, ada ciri2 khusus rumah pelacuran. Lalu apakah Nabi menggerebek rumah2 itu, Tidak, bisa dicari dihadist manapun. Padahal diislam zinah itu haram. Kenapa Nabi tidak menggerebek? Karena Nabi fokus pada masalah Inti kenapa terjadi pelacuran itu yaitu Kemiskinan. Kalau Islam jaman Nabi kalau ketemu Ular maka lumpuhkan kepalanya, bukan lumpuhkan ekornya, nah umat Islam jaman sekarang banyak yang kebalik lumpuhkan ekornya.
Misal saat ini dampak dari kemiskian spt kriminalitas, premanisme, pelacuran dsb. Lalu muncul Islam garis keras bilang hancurkan pelacuran dsb, nah itu semua ekor2nya jarang yg berpikir menyelesaikan kepalanya yaitu kemiskinannya. Padahal Rasulullah sudah mencontohkan dengan terang benderang, secara logika kita tentu sadar Nabi pasti dapat akses ke kekayaan krn Islam menyebar sangat luas bahkan ke eropa, namun sedikit yg beliau manfaatkan untuk diri dan kelurganya, hampir setiap hari Nabi dapat upeti berkilo2 emas perak perhiasan sutra bahkan budak namun semua itu beliau sumbangkan untuk memberantas kemiskinan karena beliau tahu akar masalahnya umat Islam yaitu kemiskinan. Jadi saya ulang, Nabi itu sangat kaya sekali namun hartanya langsung disumbangkan ke yg membutuhkan. Dengan tercukupi materi dan makanan umat islam maka Nabi mengharapkan umatnya akan khusyuk dalam ibadah dan menjauhi segala larangan agama seperti kriminalitas dll.
Namun saat ini banyak orang terpaku pada kemiskinan Nabi, tidak mikir kemana hartanya dimanfaatkan. Nabi berusaha agar Syariat2 islam yang beliau sampaikan dan bangun itu berdiri diatas kemampuan finansial setiap umatnya. Misal berhaji tentu butuh kekuatan finansial memadai, kemudian berzakat dan bersedekah tentu perlu juga finansial memadai, artinya apa? Artinya syariat islam bisa tegak kalau setiap umat Islam memiliki kekayaan yg memadai. Makanya Islam generasi awal prioritasnya menanggulangi kemiskinan sebagai pondasi awal mendirikan syariat Islam.
Trus ada yang bilang kalau miskin kan hisabnya ringan ? Gini ya, saat diakherat kemudian ditanya kenapa kamu tidak bersedekah dijawab karena saya miskin, malaikat langsung bilang ya sudah kamu lewat tapi bukan dianggap hisabnya ringan tapi karena tidak punya pahala dibagian itu haha. Beda dengan orang kaya? Kau apakan hartamu dijawab buat zakat dan sedekah, buat bantu bangun masjid, buat bikin sekolah dll, tentu malaikat tidak akan suruh lewat saja namun dihitung dulu berapa pahala yang bisa didapat bahkan Allah menjanjikan pahala berlipat lipat ganda lalu dikurangi maksiat dari harta itu tp tidak dilipat ganda alias satu dosa nah setelah dikalkulasi nemulah jumlah pahala sisanya, kan lemayan tuh kagak disuruh lewat saja spt si miskin. Jadi ingat ya, miskin bukan hisabnya ringan tp maksudnya pahalanya ringan hehehehe.
Hikmah yang diajarkan Nabi "Kaya tapi hidup sederhana, bukan hidup sederhana karena terpaksa".
Kang Jay
Aduh! Tapi kalau ketawanya ditahan2, perut jadi mules
Teori yang ngawur!
Mana ada donor darah ke ibunya terus DNA nya masuk ke tubuh anaknya
Ampuuunnnn DJ!
@Mahudi komen lu kocak eeeuy!
Hera makin ngakak! Lu punya anak nyamuk berapa?
Mama nyamuk apa kabar?
Ditemani a cup of dark choccolate coffee and bread, plus alunan music jazz, memulai aktifitas pagi yang produktif dengan POSITIVE VIBES
Happy Friday
ketika di lihat pake bola mata,,, ketika di simak pake nalar pikiran,,, ketika di ukur pake masa atau jaman.
terkadang....... asupan gizi jasmani jadi acuan kebanyakan khalayak,,, hingga tingginya akal pikiran hampir dipertuhankan.
kapankah suara hati sanubari itu jadi seragam diri dalam bertutur nan berpijak,,,
pelita serta rona gemilang itu tidak mudah bersemayam dalam diri,,,
Klo ada yg ikutan komen bawa2 Siti Khadijah, akan ak delete komennya, ga relevan bgt hari gini slalu bawa2 Siti Khadijah, krn si lakinya jg bkn Rasulullah