User blogs

Ardian81 VIP
Bicara soal pasangan hidup adalah babak penentuan akhir dari cerita ksendirian kita..kalo salah memilih akibat bisa fatal bukan nikmat sorga yg kita dapatkan tetapi panas neraka dunia yang kita jalani, bahkan bisa jadi mala petaka dunia akhirat. tanpa bisa membantah semua manusia di dunia ini pastinya menginginkan pasangan yang tepat yang bisa saling memberika rasa kenyamanan, ketenangan, kebahagian dan bisa saling setia saling mencintai dan menyayangi dengan tulus.

Nah bagai mana caranya agar bisa memilih pasangan yang tepat ? Hal ini tidak lepas dari tuntunan islam Rasulillah SAW telah memberikan bocoran pada kita

Rasullila SAW bersabda wanita dinikahi karena empat hal: karena Hartanya, karena kedudukanya, karena parasnya, karena Agamanya.maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya ( Keislamanya ). kalo tidak demikian niscaya kamu akan merugi. ( HR. Bukhari-Muslim )

Ketika Agamanya baik tidak ada salahnya menjadikan diya sebagai istri atau suami. laki2 yang baik untuk wanita yang baik, wanita yang baik untuk laki laki yang baik pula.seorang wanita yang taat agama akan menjaga diri dan kelurga dari hal hal yang tidak di inginkan

Harta, keturunan, dan kecantikan bukanlah jaminan kebahagiaan tapi agama bisa menjadi pegangan yang kokoh untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.



Ardian81 Oct 24 '19
aininur VIP

5-5-15 LEWAT

15-5-15 LEWAT

6-6-16 LEWAT

16-6-16 LEWAT

7-7-17 LEWAT

17-7-17 LEWAT

8-8-18 LEWAT

18-8-18 LEWAT

9-9-19 LEWAT

19-9-19 LEWAT

02-02-2020 APAKAH AKAN LEWAT JUGA

ATAU

20-02-2020 ?????

Akankah ku dapatkan buku hijau dan buku coklat...

Yukkk yg mau tanggal cantik bersamaku...

smileysmileysmiley

Promo akhir tahun...

Satu bonusnya dua...blush

aininur Oct 23 '19 · Komentar: 11
Mr_Mahmud VIP
Masalahnya dia tak tega meninggalkan suaminya yg sekarang walau beliau sdh lumpuh, tak memberi nafkah lahir batin....Astaga?...boleh gak ya..?
Mr_Mahmud Oct 23 '19 · Nilai: 5 · Komentar: 9
Mr_Mahmud VIP
........rolling_eyes
Mr_Mahmud Oct 23 '19 · Komentar: 5
achyee VIP
Promo harga spesial hanya malam ini.

Besok harga naik.



achyee Oct 23 '19 · Komentar: 27
andhiesetiyo VIP
coffeecoffeecoffeecoffeecoffee
Mencintai lalu menikah menurutku it biasa..

Tpi.....

Menikah lalu brthn dan tdk prgi dan menikmati cinta it br luar biasa....

andhiesetiyo Oct 23 '19 · Komentar: 5
Septian6661 VIP

Apakah Anda pernah disakiti sedemikian rupa hingga sulit untuk melepaskan dan memaafkan? Apakah balas dendam akan membuat Anda merasa lebih baik? Apakah Anda penganut pola pikir “Dont get mad, get even!” ? Di tengah suasana bangsa yang sedang agak sensitif belakangan ini, saya ingin mengajak Anda untuk mengungkap berbagai kemanisan & ketidakmanisan dalam hal balas dendam.


Bahasa Jerman memiliki sebuah kosakata menarik dalam bahasa Jerman, ‘schadenfreude‘, artinya rasa puas yang kita rasakan ketika orang lain menerima kemalangan. Secara logika aneh sekali jika kita manusia -sebagai makhluk intelektual yang memiliki norma- bisa mendapatkan kenikmatan pada keadaan seperti itu.


Manusia seharusnya tidak sesakit, serendah dan sekejam itu, ‘kan?


Teknologi pemindai PET scan menyatakan sebaliknya. Reaksi emosional schadenfreude itu dapat terdeteksi muncul pada area otak kita yang bernama dorsal striatum, yaitu bagian yang bertanggungjawab untuk perasaan nikmat atau puas. Bagian itu teraktivasi (yang berarti konsumsi aliran darah meningkat di sana) salah satunya ketika kita merencanakan sesuatu untuk membalas dendam kepada orang lain.


Hal tersebut ditemukan oleh Ernst Fehr adalah seorang peneliti dari University of Zurich yang telah melakukan penelitian tentang balas dendam selama bertahun-tahun. Ia menyatakan demikian: “A person who has been cheated is left in a bad situation—with bad feelings. The person would feel even worse if the cheater does not get her or his just punishment.”


Itu sebabnya kita merasa butuh untuk membalas, yaitu supaya mengalihkan bad feelings itu kepada orang lain. Semakin detil plot pembalasan yang Anda buat, semakin banyak aliran darah yang mengalir ke dorsal striatum, akibatnya semakin besar antisipasi kenikmatan yang Anda rasakan.


Sampai di sini, peribahasa rasanya benar: revenge is sweet.


Namun ternyata penelitian Ernst tidak berhenti sampai di situ saja. Ditemukan bahwa aliran darah pada bagian otak itu bisa berkurang ketika kita diingatkan pada konsekuensi, biaya atau resiko yang terjadi bila rencana balas dendam benar-benar dilaksanakan. Dalam bahasa sehari-hari, kenikmatan balas dendam hanya ada pada tahap perencanaan dan antisipasi.


Jika kemudian benar-benar dilakukan, rasa nikmat itu segera tergantikan dengan banyak sekali perasaan-perasaan negatif. Daniel Gilbert dari Harvard University menegaskan hal tersebut, “actually inflicting revenge on someone who has wronged us leaves us feeling anything but pleasure.”


Bahkan sebuah penelitian lainnya yang berjudul The Paradoxical Consequences of Revenge menyatakan bahwa orang yang berharap bisa puas karena balas dendam justru mendapat ketidakpuasan yang berkepanjangan. Anda tahu alasannya?


Karena orang yang sudah membalas dendam cenderung akan terus memikirkan, merenungkan, dan mengenang orang yang menyakitinya; sementara orang yang tidak membalas dendam cenderung melanjutkan hidupnya dan tidak memusingkan orang yang menyakitinya. Berikut adalah kutipan langsung dari isi hasil penelitian tersebut:


“People underestimate the extent to which punishment will make them ruminate about the transgressor, and they fail to realize that this is especially true if they instigate the punishment. The reason for this paradoxical finding is that rumination prolongs the negative emotions that punishers are trying to escape in the first place—the act of having punished someone keeps us thinking about them.”


Menurut seorang psikolog sosial, Kevin Carlsmith dari Colgate University, tujuan balas dendam adalah demi menyeimbangkan keadaan dan merasakan kepuasan, namun anehnya jika dilakukan malah menciptakan efek berkebalikan. “Rather than providing closure, revenge does the opposite: it keeps the wound open and fresh. So it’s easier to move on. Say no to revenge. It only hurts yourself,” ucap Kevin sebagaimana dikutip oleh Psychology Today.


Sekali lagi, kenikmatan balas dendam tidak pernah bertahan lama dan hanya ada di tahap awal sebelum balas dendam dilakukan.

Septian6661 Oct 23 '19 · Tags: balas dendam
achyee VIP
Aku terlalu rock N roll untuk kamu yg soleh...sleepy



achyee Oct 23 '19 · Komentar: 22
Septian6661 VIP

Manusia seharusnya tidak sesakit, serendah dan sekejam itu, ‘kan?


Teknologi pemindai PET scan menyatakan sebaliknya. Reaksi emosional schadenfreude itu dapat terdeteksi muncul pada area otak kita yang bernama dorsal striatum, yaitu bagian yang bertanggungjawab untuk perasaan nikmat atau puas. Bagian itu teraktivasi (yang berarti konsumsi aliran darah meningkat di sana) salah satunya ketika kita merencanakan sesuatu untuk membalas dendam kepada orang lain.


Hal tersebut ditemukan oleh Ernst Fehr adalah seorang peneliti dari University of Zurich yang telah melakukan penelitian tentang balas dendam selama bertahun-tahun. Ia menyatakan demikian: “A person who has been cheated is left in a bad situation—with bad feelings. The person would feel even worse if the cheater does not get her or his just punishment.”


Itu sebabnya kita merasa butuh untuk membalas, yaitu supaya mengalihkan bad feelings itu kepada orang lain. Semakin detil plot pembalasan yang Anda buat, semakin banyak aliran darah yang mengalir ke dorsal striatum, akibatnya semakin besar antisipasi kenikmatan yang Anda rasakan.


Sampai di sini, peribahasa rasanya benar: revenge is sweet.


Namun ternyata penelitian Ernst tidak berhenti sampai di situ saja. Ditemukan bahwa aliran darah pada bagian otak itu bisa berkurang ketika kita diingatkan pada konsekuensi, biaya atau resiko yang terjadi bila rencana balas dendam benar-benar dilaksanakan. Dalam bahasa sehari-hari, kenikmatan balas dendam hanya ada pada tahap perencanaan dan antisipasi.


Jika kemudian benar-benar dilakukan, rasa nikmat itu segera tergantikan dengan banyak sekali perasaan-perasaan negatif. Daniel Gilbert dari Harvard University menegaskan hal tersebut, “actually inflicting revenge on someone who has wronged us leaves us feeling anything but pleasure.”


Bahkan sebuah penelitian lainnya yang berjudul The Paradoxical Consequences of Revenge menyatakan bahwa orang yang berharap bisa puas karena balas dendam justru mendapat ketidakpuasan yang berkepanjangan. Anda tahu alasannya?


Karena orang yang sudah membalas dendam cenderung akan terus memikirkan, merenungkan, dan mengenang orang yang menyakitinya; sementara orang yang tidak membalas dendam cenderung melanjutkan hidupnya dan tidak memusingkan orang yang menyakitinya.

Septian6661 VIP

saya tidak tahu apa saja yang sudah Anda lakukan untuk menyembuhkan rasa sakit hati. harusnya sih Anda tidak perlu terus dibayangi sesak dan pilu sampai berbulan-bulan. kesalahan terbesar yang membuat Anda sangat sulit pulih adalah karena Anda berusaha melupakan memori pengalamannya agar sakitnya hilang..

SAYANGNYA.. itu adalah usaha yang ngaco sengaco-ngaconya.

otak manusia merupakan mesin tercerdas yang justru paling dungu (dan tidak tahu caranya) dalam hal melupakan. semakin Anda memaksa diri untuk melupakan sebuah pengalaman, semakin otak akan memperkuat memorinya dan mengabadikan rasa sakitnya agar besok-besok Anda tidak tersandung di hal serupa.

itu sebabnya berusaha melupakan pengalaman yang menyakitkan itu sama seperti menebalkan sebuah paragraf dengan stabilo..

sesungguhnya menyembuhkan hati dan move on bukan soal melupakan, melainkan menulis-ulang apa yang pernah terjadi agar Anda bisa ringan berjalan maju. kunjungi lagi pengalaman itu, gali berbagai penemuan dan kesimpulan konstruktif baru sehingga konteks pengalaman tersebut jadi berubah. kadang bisa Anda lakukan sendiri, kadang perlu bantuan konselor agar prosesnya lebih mudah.

memori pengalamannya akan tetap ada sama persis, bahkan kadang jadi tambah detil, namun Anda tidak lagi merasakan sakitnya.. justru malah merasakan saktinya Anda setelah melalui itu semua. persis kisah klien saya tadi.. memaafkan dan mengikhlaskan saja tidak cukup, Anda perlu melakukan LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN LOGIS agar luka yang ada itu mengering dan sembuh.

kenapa sakitnya bisa berkurang jauh, bahkan menghilang total?

karena otak Anda sendiri sudah PUAS BELAJAR dari pengalaman yang buruk itu. otak Anda tidak perlu lagi menyalakan alarm sakit untuk menarik perhatian Anda dan mengingatkan Anda tentang luka-luka yang ada. otak Anda merasa LEGA NYAMAN tidak perlu khawatir lagi karena kini dia sudah lebih cerdas, kuat, dan berharga dibanding sebelumnya.

pain is an uncomfortable but neccesary reminder for you to re-evaluate your gain.. kalau sudah dapet sesuatu, otomatis tidak perlu lagi ada sakit/pedih/sesaknya. kalau kamu belum membuka diri dan mengumpulkan 'kekayaan baru', ya otak akan terus menerus mengingatkan bahwa kamu masih mengalami 'kerugian'.

pemulihan selalu dimulai dari keterbukaan. menutup diri dan berusaha melupakan dan menyembunyikan pengalaman luka justru membuatnya makin membusuk tak terawat. Anda perlu berani terbuka dan mengotak-ngatik pengalaman masa lalu tersebut seperti contoh kasus yang saya ceritakan di atas..

semalam saya menemukan sebuah penelitian terbaru dalam Psychonomic Bulletin & Review yang menyatakan bahwa jika kita memodifikasi konteks memori seperti itu, maka konten memorinya pun ternyata bisa memudar

Septian6661 Oct 23 '19 · Tags: rahasia
Pages: « Previous ... 269 270 271 272 273 ... Next »
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo