User blogs

pengen ngakak rasanya

merenungkan rincian Hadist yang meriwayatkan bahwa pada suatu hari raya `Ied Rasulullah Saw melewati para kaum perempuan, lalu Beliau berkata: “Wahai kaum perempuan bersedekahlah dan perbanyak istiqfaar, karena sesungguhnya saya melihat kebanyakan penghuni nereka (dari) kaum perempuan”, kemudian berkatalah seorang yang arif dari mereka (perempuan): “Mengapa kebanyakan dari kami penghuni neraka?, kemudian Beliau berkata: “ (karena) kalian kerap kali melaknak, dan tidak mensyukiri (mengingkari) kebaikan suami, dan saya melihat kalian kurang akal dan agama (tetapi) sanggup mengalahkan akal (kaum) lelaki”, lalu perempuan itu berkata: “ apa maksud dari kurang akal dan agama?, Belaiu menjawab: “ ada pun kurang akal (adalah) kesaksiaan dua orang perempuan sebanding dengan kesaksian seorang lelaki, maka ini yang (dimaksud) kurang akal, dan (dikarenakan) kalian sering kali melewati malam tanpa sholat, dan berbuka di bulan Rhomadhon, maka demikian (disebut) kurang agama. (HR. Bukhari dan Muslim).

Interpretasi Ilmiah

Apa sebenaranya tafsiran ilmiah dari kata `Pikiran`? seperti yang diketahui dalam pengetahuan modern bahwa otak dan jantung merupakan dua organ utama yang bertanggung jawab dalam berpikir, kesadaran, persepsi, pemahaman,pengambilan keputusan, emosi dan proses berpikir… Otak memiliki miliaran sel yang beroperasi secara terus menerus bahkan saat tidur, dalam rangka menyelia kerja seluruh tubuh, dan jantung berfungsi mengurus aktifitas otak.. dan seterusnya.

- Otak perempuan lebih kecil
- penurunan sel sel otak perempuan
- koneksi otak perempuan kurang
- otak lelaki lebih efisien

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan mukjizat ilmiah dan hadist Rasulullah di beberapa point.

Apakah krna dasar diatas laki² Diberikan hak prerogatif dalam satu hubungan rumah dimana laki2 sebagai pemimpin dan istri harus taat (tidak ngeyel/bangkang/nusyus) terhadap suami..?

Pernah ketemu orang gila di jalanan ? Apa ? Ga pernah ? Anak rumahan apa ga punya duit buat jalan lo hah ??

Kalo ketemu orang gila di jalan gitu, apa yang kamu kamu kamu kamu kamu...sekalian lakukan ? Takut ? Lari ? Lari ketakutan ? Santuy ? Ikutan gila ? Atau pura-pura gila ?

Ada macam2 orang gila di jalanan.
Ada yang ngoceeeeehhh sepanjang jalan sambil cengar cengir.
Ada yang ngomel2 mukanya jutek yang kalo diliatin merasa ditantangin.
Ada yang ketawa ketiwi ngerasa lucu sendiri sambil ngeliatin orang padahal dia yang lagi diliatin orang.
Ada yang pandangannya kosong, tanpa ekspresi. Ada yang mukanya sedih banget.
Ada yang telanjang. Ada yang compang camping.
Eh, pernah ketemu orang gila pake baju pengantin ???

Balik lagi ke soal apa yang harus dilakukan kalo tetiba jalan amprokan ama orang gila ?
Jangan takut. Jalan terus aja. Abaikan. Sambil pura-pura gila.
Kalo digangguin, kalo bisa lari, lari aja, tapi orang gila itu pasti akan girang kalo kita takut dan lari. Kalo apes, malah dikejar2 lo ama orang gila itu.
Kalo dibentakin orang gila, trus diladenin balik bentakin, bisa jadi makin menggila.

Jadi, santuy ajalah kuy, kalo ketemu orang gila. Pura-pura gila aja kalo disekitaran situ ada orang gila. Makin dianggep bakal makin jadi.

Menjadi pura2 gila adalah salah satu cara untuk membiarkannya tetap menjadi orang gila yang merasa dirinya yang paling waras.

Ada yang pernah ketemu orang gila pas lagi jalan2 di AN ? Enggak pernah ?

Oh, gw doang dunk ya yang sadar ada orang gila nyasar di marih, makin gw santuy malah makin menggila. HA !!!*

*buat yang paham aja*

Prof. Quraish Shihab berbicara tentang pembatasan masalah ini, yuakni jodoh berarti memperoleh pasangan hidup. Ada ungkapan klasik bahwa kelahiran, jodoh dan kematian itu di tangan Tuhan. Ini benar, kata Prof Quraish, tapi tidak lengkap.

“Segala yang terjadi adalah takdir Tuhan, bukan cuma jodoh. Jatuhnya sehelai daun dari pohon, itu takdir,” tambah beliau.

Manusia diciptakan dalam ruangan takdir. Jangan menunggu jodoh tapi menjemputnya.

“Menjemput jodoh itu adalah cara menjemput takdir,” terang Prof. Quraish.

Berantakannya aku harus worth sama bahagianya kamu. Kalo ngga, sia-sia dong sakit hati aku!

Setidaknya, aku sudah mencintai kamu sebisaku. Memperlakukan kamu sebaik-baiknya yang aku mampu. Tapi kalo itu menurutmu masih kurang, ya udah. Kamu berhak memilih calon istri yang terbaik untukmu. Aku tahu diri kok!

Udah gitu ajah.........