Rupa rupa rasanya..
Nangis ...pusing..kelabu...
Mau muntah dan pilu
Menikahlah dengan “orang yang tepat” bukan “cepat menikah” karena menikah bukanlah sebuah perlombaan. Tak perlu kecil harapan, tak usah terlalu bangga dan tak usah terlalu merana jika belum menikah, karena masalahnya adalah bukan waktu, tetapi “menemukan” pasangan yang tepat.
Akan tetapi kebanyakan orang itu sulit dan jarang yg mau menerima ank bawaan dari pasangan..
Dan banyak pula yg meninggalkan ank hanya utk mendapatkan pasangan atau beralasan takut dengan rezeki..
Mengapa...??? Jawabannya hanya hati kalian masing masing yg tau....
Bukankah tiap manusia lahir Allah sudah jamin rezekinya...lalu knapa takut di titipkan anak..yakinlah sama Allah..
Saya pribadi bukan wanita yg berpendidikan tinggi..bukan pula wanita karier..
Saat Allah percayakan bahwa kehidupan dan masa depan ank di titipkan di pundak saya..saya meyakinkan diri saya klo sy mampu atas pertolongan Allah....
Alhamdulillah sampai detik ini Allah selalu kasih jl utk sy dan ank ank dengan kemandirian saya..
Dan ketika saya py impian utk menikah lagi karna satu alasan menyempurnakan ibadah dan terhindar dr fitnah serta zinah...
Saya pun hrs siap dg ank bawaan dr pasangan saya...begitupun kelak pasangan saya...
Saya malah lebih senang jika Allah percayakan utk merawat ank bawaan pasangan saya
Suami bertanggung jawab atas nafkah keluarga tetapi jgn lupa di balik itupun ada doa istri beserta anaknya...ada rezeki di tiap kepala dlm satu rumah...lalu mengapa hrs takut dan khawatir...
Kasih sayang...buat saya pribadi tidak ada istilah ibu tiri kejam atau bpk tiri kejam kalau dlm diri kita py kasih sayang dan iman...
So jgn khawatir dg ank bawaan yg nnt Allahpercayakan utk kalian...bisa jadi ank tersebut ladang pahala utkmu...
Bukankah menikah itu adalah menyempurnakan ibadah..lalu mengapa beralasan ank menghalangi ibadah kalian...justru itu tambahan ibadah buat kita...
tapi ini hrs ada dlm kriteria yg aku mau kan....
jawaban ku ......
Aku lbh PILIH DUDA YG DI TINGGAL meninggal istri nya,karna aku bisa merawat anaknya dgn kasih sayang sebagai ibu nya yg telah pergi meninggalkan dia selama nya... sbb itu aku pernah merasakan sebagai anak yatim yg kurang belaian org tua... dan aku ksh sayang seperti anakku sendiri.
Tak sekadar perkara dunia yang jadi perhatianku istriku. Aku pun terus memperbaiki diri demi jadi imam terbaik bagimu istriku dan anak-anak kita
Tak hanya dunia yang ku kejar, target surga bahkan tak kalah kau perjuangkan. Pesan orang tua padaku yang cukup sederhana tetap ku pegang erat. Meminta untuk bisa mengingatkanmu agar tetap giat beribadah. Sebagai suami, aku juga ingin menuntaskan niatanku untuk bisa menjadi imam yang baik untukmu dan keluarga kecil kita.
Bagaimana bisa aku tak mengucap syukur atas nikmat tak terkira yang Allah berikan untukku
Istriku
Betapa aku berterimakasih kepada Allah yang telah mencurahkan rahmat dan rejekinya kepadaku dengan memberikan pemberian yang istimewa sepertimu. Mungkin kata terimakasih memanglah tidak cukup untuk menggambarkan dan membalas semua yang telah kau berikan dengan ikhlas untukku dan keluarga kita, namun walaupun hanya ini, mohon terimalah ungkapan terimakasihku... .
Istriku semoga kelak kita tetap bisa bersama dijanahnya
Aamiin