Al-Bukhari juga meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. beliau bersabda:
“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.”.
"Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik" (Qs. An Nur: 26)
yang dimaksud baik-tidak baik itu menurut Allah. Standar baik-tidak baik itu tentu saja sudah ditentukan oleh Allah. Bahkan kata baik-tidak baik itu ada karena ada agama. Berarti apa?
Jika kita menilai sesuatu yang baik- tidak baik tentu saja berdasarkan pada agama. Karena tidak logis jika kita menilai sesuatu baik- tidak baik hanya berdasarkan pemikiran itu sendiri.
Lalu dengan dasar di atas mengapa di AN mencantumkan kriteria tuk idaman calon pasangannya.? Dimana pada hakikatnya jodoh itu telah diatur oleh Allah
saling menolong kepada sesama manusia yg membutuhkan terutama ... org special di mata allah.
Mungkin saja dua insan ini ada rasa saling tertarik namun ada hal2 yg mengganjal,
misalnya, si dia domisilinya berjauhan dan tidak memungkinkan salah satu untuk ikut pindah, contohnya : Aku disuatu kota dimana disitulah aku punya usaha, yg satunya di (misalnya jatim/Probolinggo) yg sikonnya dia sulit utk meninggalkan daerahnya mengingat disitu ada kerabat keluarga maupun ortunya, ditambah anaknya yg mSIH SEKOLAH ATAUPUN YG SDH MENIKAH TAPI TAK RIDHO IBUNYA DIBAWA JAUH KE SEBERANG PULAU..?? maka akhirnya kasih tak berlanjut hanya sampai sebatas suka sama suka, tertarik sama tertarik tp utk mewujudkannya, sulit dilakukan....bagaimana pendapat anda ttg situasi seperti ini..? Pernahkan anda mengalaminya..?
Kalimat-kalimat yang populer, belum tentu benar.
Sering dianggap benar, padahal belum tentu benar.
Orang-orang menganggapnya benar karena mayoritas orang menyebut-nyebutnya dan melakukannya. Semacam ikut-ikutan. Boleh dibilang, ada Bandwagon Effect di sini.
"Terima aku apa adanya!" Ini sebenarnya kalimat yang salah dan berbahaya. Itu artinya kita nggak mau belajar, nggak mau bertumbuh.
Kalau Nabi Yusuf atau Nabi Sulaiman yang ngomong begitu, yah pantes. Wanita pun bisa menerima dengan senang hati. Wong prianya jelas-jelas ganteng, kaya, pinter, soleh, dan penuh wibawa.
Lha kalau kayak kita-kita ini? Yah nggak pantes ngomong begitu. Sama sekali nggak pantes. Banyak hal yang perlu kita perbaiki. Saran, carilah pasangan yang siap belajar dan siap bertumbuh.
"Saya nyari istri yang mau diajak hidup susah!" Ah, niat awalnya aja nggak bener. Udah susah, terus ngajak-ngajak orang lagi, hehehe.
Kalaupun sekian tahun kita hidup susah bersama pasangan, yah nggak apa-apa. Jalani. Tapi niat kita saat hendak menikahi adalah untuk membahagiakan. Bukan ngajak hidup susah. Hei, jangan main-main. Setiap kata adalah doa dan menjadi semacam rel yang mengarahkan langkah-langkah kita.
So, pilih kata-kata yang tepat dan memberdayakan. Siaaaap? ???
Ippho Santosa
12 Agustus 2019