Ya ayyuhal mar'ah, kita ga tau bagaimana keadaan mereka dikala sendiri, kita gatau hatinya, bagaimana perlakuan terhadap kedua orang tuanya. Jika mendapatkan sesuatu shahih dari postingannya maka terimalah dan amalkan tanpa perlu menaruh rasa kekaguman kepada orangnya, apalagi sampai berharap pengen punya suami seperti dia. Karena jika akhirnya mendapati kenyataan ga sesuai harapan, lalu apa? Akhirnya kecewa. Atau minimalnya akan memasang kriteria yg tinggi (karena maunya yg kaya dia)
Maka mintalah kepada Allah dengan menyebutkan sifat², jangan mudah menaruh harapan kepada seorang ikhwan siapapun dia, seberapa tinggipun pendidikannya, seberapa terlihat humorispun dia dan seberapa tampak faqih nya dia dalam agama, apalagi jika kita mengetahuinya hanya sebatas di sosial media.
Namun berharaplah kepada Allah agar Allah memberikan yg terbaik menurut-Nya, bukan menuntut kita.
Dan jatuhkan hatimu kepada dia yg karena Allah dia memperjuangkanmu, kemudian menghalalkanmu. Dan Mohon lah pertolongan kepada Allah agar tidak memasuki hati kita, kecuali yg halal bagi kita.
Jika ternyata kita dapati diri kita sulit untuk nengontrol hati, atau mudah menaruh hati kepada seseorang di sosmed, maka ahsan kita menghindarkan diri dari akun² ikhwan meskipun ada kebaikan dari postingannya, karena ada mudharatnya bagi kita, minimalnya akan menyibukkan diri dan hati kita dari mengingat Allah..
Wallahu a'lam
#fiqihwanita
#nasehatdiri
Ada bbrp member cWo AN,yg inbox saya,ngajak kenalan,mau serius,bla..bla..bla.setelah saya intip balik n liat calon pasangan yg mereka inginkan,rata2 kriterianya,ga ada pada saya.yg jdi pertanyan,kalian itu coba2 ato iseng2 berhadiah?
*serius nanya*
di dalam buku sastra arab "Wahyul Qalam" karya Ar-Rafi'i, diceritakan seorang pemuda menikah dengan seorang cacat, judulnya Qubhun Jamil (Buruk namun Cantik). Dikisahkan seorang pemuda yang sangat shalih dinikahkan oleh seorang syekh (gurunya), namun pemuda tersebut belum pernah bertemu dengan sang calon mempelai wanita. Singkat cerita, pada malam pertama pemuda tersebut mendapati istrinya seorang yang cacat.
Selang beberapa waktu, pemuda tersebut terbiasa melihat kekurangan istrinya dan bertambah kecintaan kepada istrinya karena keshalihan wanita tersebut, yang setiap harinya selalu mencari ridho suaminya dan senantiasa mentaati perintah suaminya (yang sesuai syariat), setiap hari kebaikannya bertambah dan setiap harinya kecantikannya bertambah di depan mata sang pemuda tersebut, sehingga ia tidak mau digantikan dengan wanita manapun yang lebih cantik dari dia.
*Kesimpulan : Cinta karena cantik tidak akan abadi, krna setelah berkurang cantiknya, maka akan berkurang cintanya. Namun Cantik karena cinta, inilah cinta yg abadi, yg senantiasa menambah kecantikan karena keshalihan dan ketaatan kepada sang suami tercinta.
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkanmu, bila diperintah ia taat kepadamu, dan bila engkau pergi dia akan menjaga dirinya." (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata hadits ini Shahih di atas syarat Muslim).
Lebih jelasnya :