User blogs

Tag search results for: "hak"
Jayadiningrat VIP

Semoga dengan bekal pengalaman berumahtangga teteh bisa diambil hikmahnya, menjadi wanita kuat dan sholehah. Allah maha adil.


Membaca blog teteh terlihat sekali teteh masih terguncang jiwanya. Tenangkan jiwa teteh dulu.


Alangkah lebih baik sementara mencari jodohnya secara offline, mungkin cari dari kenalan saudara temen dll. Didunia online, saya akui kadang KEJEM teh, banyak scammer, dll, harus kuat mental. Sebaiknya di online yah dianggap iseng2 berhadiah saja, tak ada yg instant kenal langsung nikah seperti di drakor pelayan ketemu CEO yang tajir melintir, kecuali ada keajaiban.


Saya akui teh, pada dasarnya pria (alias kebanyakan) sulit multitasking, cuman bisa bekerja terus sampai rumah bilang lelah dan lelah. Boro-boro ngurus anak, bersih-bersih, mijetin istri dll, kalau kagak disuruh ya kadang tidak bergerak bahkan maunya dilayani, suruh masak lah suruh mijetin lah bahkan suruh nungging ehhhhhh.....


Jangan terlalu bermimpi indah, kalau nanti punya suami tuh siaga (siap antar jaga), mijetin kayak dipantai, peka, perhatian dan romantis yah dimanjakan kayak cinderella. Kita bukan Asraf, tapi juga eteh bukan BCL he he. Pada kenyataannya di dunia malah istri yang sibuk, ngurus rumah lah, ngurus anak lah, masak, nyuci nyetrika, mijetin, bahkan bantuin cari nafkah. Kejam-jam. Tapi itulah yang saya lihat pada diri alm istri saya, semua semua dikerjain, hiks. Dikasih pembantu malah bingung sendiri mau disuruh apa, eee minggu dibebasin kelayaban alasannya "mosok papah aja sabtu minggu libur tapi pembantu kagak ada liburnya".


Sehingga coba nantinya saat teteh berumah tangga lagi, suami dilibatkan, misal bagian ngepel diserahkan ke suami, istri jangan mengumpat dulu kalau belum dipel namun coba bujuk dengan lembut. Atau misal teteh suntuk dirumah, coba bujuk dengan lembut untuk ngajak jalan2.


Tak usahlah merendahkan diri bersujud, mengemis, nangis, siap dipukuli agar sidia mau membahagiakan. Cukup ketuk egonya, "Kang, aku tuh bahagiaaa sekali punya suami kamu, gak nyangka bisa kenal sama kamu dulu" (kalimat pump ego pria), setelah ego dia naik, lanjut bilang "yuk weekend kita nginep dihotel dan jalan2 ke alam, udah lama gak honeymoon lagi" buatlah pria tanpa sadar membahagiakan. Pria lemah di EGO.


Jangan serang EGOnya "kamu tuh kepala rumah tangga, gimana sih" "kamu tuh tidak romantis" "parah ya kamu jadi suami, ga ada wibawanya didepan anak istri" "kamu tuh bisanya cuman cari nafkah, aku juga bisa". Ingat pria pada dasarnya kasar dan suka perang, liat aja dunia ini kacau banyak perang gara-gara pria ha ha, jangan biarkan mereka mengeluarkan tenaga dalamnya gara-gara kalimat merendahkan itu. Tapi saya percaya, wanita mah udah dari sononya pintar menggoda dan menyetir pria, terlihat lemah tapi sejatinya setrong bahkan mesin keluarga ada pada seorang istri. Ingat dibelakang suami hebat ada istri super, sang pembisik yang hebat. "Kang, akang kan jago pidato dan memimpin coba daftar jadi pak RW" "Kang, mosok cuman RW, sayang kan kemampuan akang yg hebat coba jadi Camat", kemudian "Bupati" lalu "Gubernur" lama-lama jadi Presiden gara-gara istri. Padahal sejatinya, suaminya tuh pria mager dan hobby nya tidur.


Saya punya teman bupati kota ******** usianya sama dengan saya, awal karir mulai dari nol, setamat sma jadi juru tulis partai, meningkat jd pengurus partai, anggota dprd dan terakhir bupati. Kuliahpun disambi dari S1 di garut, S2 unpad dan S3 unpad. Saya kenal juga istrinya, seorang pembisik militan, support 100% suaminya.


Itu juga yang dibisikin alm istri saya untuk saya, "Akang dari pada nongkrong2 kagak jelas mending kuliah S1, bangga kan mamah punya suami Sarjana", lanjut S2 "Nanti mamah pakai baju apa ya saat wisuda Magister" dan pelan-pelan bisikan untuk memberanikan diri jadi Pemandu Wisata, Manager terus Kepala Bagian. Dari seorang kurir surat yang mondar-mandir naik motor berteman front office dan OB, tanpa bermimpi jadi kepercayaan direktur.


Sekedar saran untuk semua para calon istri, jika suatu saat jadi istri, maka udah gak jaman istri hobby nya menuntut hak hak hak namun saat menjalankan kewajiban seakan tertindas, padahal malas masak malas beres2 rumah kemudian suami nyuruh masak beres2 rumah dianggap suami kebanyakan menuntut hak. Jadi istri harus cerdas. Agar hak nya secara tidak langsung terpenuhi ya cari cara dengan akal. Mungkin bekerja untuk mendukung rejeki keluarga. Atau sebagai supporter suami agar sukses, sehingga bisa punya rumah mewah, pembantu banyak, jalan2 pake supir, perawatan di korea. Jangan sedikit2 minta cerai. Jadilah wanita strong. Saya selalu ajarkan ke anak perempuan saya, "selama suamimu tidak selingkuh dan masih menafkahi adek, jangan pernah ada keluar kata "Cerai" dari mulut adek walaupun adek bertengkar hebat, itu sangat menjatuhkan mental suamimu, percayalah siapapun laki-laki akan dendam diserang egonya tidak bisa membahagiakan istri, itu malah jadi bibit selingkuh atau malas bekerja karena egonya hancur."


Dan yang terutama saya lihat berhasil merubah suami adalah trick adik perempuan saya yaitu doakan suami, sholat sunnah khusus buat suami, dan yang paling dahsyat adalah sholawat buat suami. Keajaiban insya Allah ada.


Juga berdoa buat teteh sendiri, percayalah kebahagiaan bukan melulu hanya dari suami, namun bisa mungkin dari nonton drakor, lanjut kuliah, ikutan kursus, bercengkerama dengan anak, atau hobby teteh lainnya misal bikin kue dll. Ingat bahwa kebahagiaan adalah dari kita sendiri, jangan berharap pada orang lain, karena ujungnya malah bisa sakit hati. Ingat setan ada dimana-mana yang siap merusak kebahagiaan kita, namun jika kebahagiaan muncul dari diri kita sendiri dan kita proteksi dengan keimanan dan doa, setan pun kelimpungan cari celah unt merusaknya.


Saya teringat alm istri suka masak, saya bilang "mamah mau bikin aku gendut ya, ini udah 90kg gara-gara mamah" dia jawab "ee gr, saya kan hobby masak". Bagus itu hobby masak. Atau anak perempuan saya suka sekali ngurus bayinya sendiri, saya bilang "adek ngapain bayar babysister?" "Atuh papah, kan saya ibunya, si bibi teh buat aplusan aja kalau saya udah leles atau piket". Maklum anak saya bidan di RS.


Jurus terakhir. Jika kita merasa kenapa kok kita terus yang berjuang, sedang si dia enak-enakan. Ikhlasin aja, cukup kembali ke tujuan awal menikah yaitu cari pahala dari Allah. Berbakti pada suami atau menafkahi istri anak, demi mengharapkan surga Allah. Suami/Istri dan anak hanyalah sementara dan anggap sebagai perantara untuk mendapatkan kenikmatan Surga di akherat kelak. Aamiin.


Kang Jay

Jayadiningrat Mar 16 '20 · Nilai: 3 · Tags: hak, kewajiban
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo