Di pagi yang mendung ini, barusan saja mendapat kabar darinya langsung bahwa ibu mantan meninggal. Innalilahi. Hati terasa sedih sekali, seperti baru kemarin bertamu dan sang ibu sumringah tanya kabar. Logat khasnya yang suka bikin ketawa karena kami sama2 satu daerah.
Setahun sebelumnya ayahnya meninggal. Saya teringat betul beliau yang sudah renta tertatih2 keluar kamar untuk sekedar mengobrol sebentar. Logatnya yang sama dengan ibuku karena dari daerah yang sama. Semuanya menempatkanku dengan nyaman seakan bagian keluarga mereka.
Belum lagi, anaknya yang baru saja lewat usia balita adalah penguat hubungan kami dulu, sangat bangga jika mengajaknya jalan2 karena dia begitu cantik, comel dan lucu yang langsung jadi pusat perhatian orang untuk memandangnya. Suara ketawanya masih terngiang, dan dia suka menanyakan kapan ke Dufan lagi bila chating dengan mamanya. Maafkan nak, janji itu belum kutepati.
Teringat itu semua hati menjadi trenyuh, seorang janda anak satu yang menjadi yatim piatu namun begitu tegar menjalani hidup, bekerja keras ngantor dipagi hari dan malamnya mengurus anak, setelah 4 tahun sebelumnya suaminya meninggal.
Pantas dari kemarin seperti teringat dia, memandang foto profilenya di WA dan foto2 kami saat jalan2 berdua di TMII.
Hati ini seperti terisi, apakah ini saatnya untuk menemani hari2nya sebagai teman dan kekasih tuk menemani hidupnya. Kesedihannya begitu terasa embosnya ke jiwa ini. Menggetarkan seisi dada. Maafkan aku selama ini, oh....... Memandang keluar mencari-cari matahariku pagi ini diantara mendung.
Always remember you when listening Joji song glimpse of us...hoping I'll find a glimpse of us.
Kang Jay