Pusing bahas berat2 mending ringan2, okelah mode on energi muda. Tau gak sih cowo itu sangat sangat sangat sensitif pada sentuhan. Kalau cewe nih ya ama bestie masih gandengan masih rangkulan masih cipika cipiki bahkan tidur bareng satu selimut. Sedang cowok mana ada, cowo sejak lulus SD sudah kagak ada yang pernah ngelus2 lagi, ibunya aja udah ga pernah elus dan peluk maka jadilah cowo tuh haus belaian haha. Cowo itu jablay tau gak sih. Jadi sekalinya dibelai langsung berasa sampai tulang, hiiii merinding kebawa mimpi.
Cewe biasanya berpikir kalau ngepegang cowo maka cewe yang rugi, ih gue kan cewe, no salah karena cowo lebih butuh sentuhan. Jadi kalau suka ama cowo, tertarik ama cowo, misal "cowo ini lucu nich" maka jangan lupa dipakai sentuhannya misal cukup sentuh lengan dikit aja, yah biasa aja jangan diuwel-uwel. Misal blm lama kenal maka tap lengan dikiiit saat ketemu, "eh kamu kemana aja". Kemudian udah mulai akrab "Eh kamu lagi ngapain", ditepuk dikit, lanjut dipukul ringan atau dicubit saat ngomong lucu.
Intinya ada sentuhan, selama ini banyak cewe yang salah mainnya, yaitu sama yang nggak suka malah tu cowo dipegang-pegang, dicubit, dipukul2, dirangkul2 akhirnya si dia yg kagak disuka malah ngejar-ngejar. Coba di ingat-ingat. Jadi jangan ya, kalau ama yg kagak disuka jangan dipegang2 justru ama yang disuka yang dipegang2. Oke ya.
Kang Jay
Baik, saya akan bahas tentang Manusia (terutama Pria) apakah butuh Poligami, kita lihat dari sudut pandang science bukan agama atau lainnya.
Manusia itu secara fisik kuat untuk mempertahankan diri dan kelompoknya sehingga manusia sebenarnya tidak butuh poligami. Dalam sejarah manusia, poligami sangat merusak peradaban, dimulai dari jaman pra sejarah ketika pria homo erectus/neandertal dll bersaing dalam kelompok dengan membunuh pria2 lain agar menjadi paling kuat sehingga bisa mendapat banyak wanita kemudian harus memelihara wanita2 dan anak2 tersebut. Maka pria prasejarah itu yang paling kuat itu sangat sibuk padahal dialam yg ekstrim sehingga sulit memunculkan peradaban dan akhirnya manusia prasejarah itu punah.
Sedang peradaban manusia homo sapien sekarang mampu bertahan hidup karena berdasarkan perkawinan berbasis monogami, ada satu ayah yang berburu/bertani khusus untuk satu ibu yang merawat anak, si pria tidak terlalu sibuk untuk menafkahi dan menjaga keluarganya. Peneliti bernama Owen L mengatakan, "Tubuh manusia didesain sesuai dengan aturan monogami". Dimana kecenderungan jika bukan orang kaya raya, poligami malah membuat pria homo sapien cepat koit karena kelelahan mencukupi kebutuhan keluarga, seperti pria dijaman prasejarah.
Poligami walau untuk beberapa suku adalah solusi namun itu adalah beban peradaban. Misalkan seandainya kaisar2 china tidak berpoligami maka dinasti2 mereka mungkin akan bertahan lebih lama, kaisar china yg punya selir dibawah 500 malah diketawain. Demikianpun terjadi di Jawa, Erlangga terpaksa memecah kerajaannya menjadi Jenggala dan Kediri gara2 dia punya banyak istri dan banyak anak yang potensial menjadi putra mahkota. Perseteruan kerajaan di Jawa yang berlarut2 ratusan tahun sehingga menjadi sangat lemah menjadi hanya Yogyakarta dan Surakarta gara-gara poligami.
Lalu apakah poligami masih relevan di masa kini? Menurut saya poligami unt masa kini sudah tidak relevan pada hampir semua kasus. Lalu ada penggiat poligami bilang, kan jumlah wanita dan pria lebih banyak wanita ???? nah coba lihat survey perbandingan berdasar usia di Indonesia. Dimana terlihat perbedaan usia pria lebih sedikit di Indonesia baru muncul diusia 40 tahun, kalau yg muda2 mah seimbang. Jadi usia 40 tahun keatas baru wanita lebih banyak, mgkn karena banyak pria koit diusia diatas 40 tahun haha. Dimaklumi karena pria 7 tahun lebih pendek umur koitnya dibanding wanita. Mengapa? Terutama karena wanita tidak bekerja kasar, wanita lebih menjaga kebersihan dan kesehatan, makan lebih teratur, wanita jg punya siklus bulanan unt regenerasi darah dll. Jadi poligami menjadi RELEVAN jika wanita yang dipoligami berusia diatas 40 tahun apalagi 50th 60th dimana kesenjangan jumlah wanita diusia 60th keatas jauh lebih banyak dari jumlah pria 60th keatas. Jangan alasan poligami tp carinya wanita 20-30th haha ini mah menjadikan pria lain usia 20-30th jadi jomblo, kasihan lah, mengambil jatah pria muda, janganlah walau anda mampu karena kaya raya.
Sekali lagi, walau praktek poligami bisa memberi solusi bagi beberapa kasus, tapi untuk banyak kasus lainnya adalah beban dari peradaban dan kebudayaan. Peneliti Daniel E. mengatakan, "Kecenderungan kita berpasangan monogami telah menggantikan persaingan para pejantan alam liar memperebutkan sumberdaya wanita (akan seks). Dan dengan gaya perkawinan inilah kita bisa mencapai kelompok besar yang sangat terikat dalam organisasi yang rumit dan membuahkan peradaban.".
Kesimpulannya apa? Jadi secara science tidak dapat disimpulkan karena pria itu ambigu apakah karakteristiknya monogami, poligami atau selingkuh. Walau tidak dapat disimpulkan, tapi sy berusaha memberi gambaran latar belakang kenapa pria cenderung bermonogami.
Pembahasan berikutnya tentang apa ada hubungan antara poligami dgn selingkuh ?. Jadi poligami dan selingkuh adalah dua hal yang berbeda, yang berasal dari dua bagian otak pria yang berbeda. Sehingga kita tidak bisa mempercayai bahwa poligami adalah SOLUSI dari perselingkuhan, tidak bisa ya. Keinginan pria berpoligami dihasilkan dari sisi otak satunya, yang akan bisa punya hasrat selingkuh jika dari sisi otak satunya lagi menginginkannya. Dan orang berpoligami (yg muncul dari sisi otak satunya) belum tentu mau berselingkuh karena sisi otak satunya tidak mengizinkan. Karena ini dua ranah yang berlainan, poligami lebih banyak melibatkan fungsi neokorteks dibanding sekedar selingkuh. Jadi jangan kaget jika orang akhlaknya baik taat ibadah bersahaja sayang keluarga kemudian poligami, bahkan di islam sendiri dibolehkan poligami jika istri sebelumnya telah dibahagiakan sebagai kewajiban utama spt ibadah wajib baru kemudian melaksanakan sunnahnya dengan berpoligami. Jadi salah kaprah jika pria ingin poligami tapi istri sebelumnya belum bahagia bahkan mencaci maki istrinya didepan gebetan yg ingin dipoligami, itu sih pria gagal cuman cari pelarian alias niat poligaminya muncul dari sisi otak selingkuhnya alias tujuan utamanya melegalkan selingkuh. Jadi ingat ya, poligami sesungguhnya itu sulit dibandingkan dengan pria mesum yang suka selingkuh, karena muncul dari dua sisi otak berbeda. Demikian ketik-ketik saya.
Kang Jay
Beberapa tahun ini saya terkesima membaca banyak berita, istri A kepergok selingkuh oleh suaminya, istri B C D dsb. Kenapa berita2 saat ini banyak didominasi oleh istri selingkuh bukan pria selingkuh, apakah karena para kuli tinta cari hanya memberitakan yg bikin sensasi aja atau itu kenyataan zaman modern ini. Kasus ini gampang kita baca tinggal search digoogle, tiktok atau youtube "Kepergok selingkuh" maka kita akan menemukan sebagian besar terutama dibagian2 atas adalah wanita yg kepergok selingkuh.
Padahal seharusnya stereotype ini buat pria, suatu hal yang normal jika pria selingkuh, label pria buaya lah pria playboy lah udah biasa. Bahkan dulu ada hasil survey dinegara2 islam temasuk negara2 melayu menunjukkan kalau pria yang anunya besar maka cenderung selingkuh, sedang pria yang anunya kecil cenderung poligami. Haha ga ada mendingnya.
Namun dalam beberapa tahun ini, para ilmuwan di barat bahkan di Indonesia telah melakukan serangkaian penelitian bahwa wanita masa kini memiliki kecenderungan lebih untuk melakukan perselingkuhan di banding pria. Seorang peneliti bernama W. Martin bahkan bilang, "Kami tadinya menganggap bahwa laki2 adalah jenis kelamin yang lebih liar dari wanita dalam hal sex, tapi ternyata itu tidak benar".
Ini sangat mengherankan para peneliti, kok bisa sebelumnya wanita dianggap resesif, tidak seagresif pria dalam hal sex, tapi kenapa data sekarang malah sebaliknya, kondisi di dunia seperti itu, dan di Indonesia juga seperti itu adanya. Di Asia, Indonesia no.2 setelah Thailand sebagai negara tukang selingkuh dimana menurut survey 40% pasangan di Indonesia berselingkuh dan dari 40% itu wanita 15% lebih banyak dari pria. Ini adalah fenomena zaman sekarang, atau apakah ini akhir zaman?.
Baik, akan saya bahas secara psikologi sesuai bidang keilmuan saya, beberapa alasan utama kenapa wanita zaman sekarang lebih banyak selingkuh dibanding zaman dulu.
Yang pertama adalah Kesempatan. Wanita masa lalu itu punya kesempatan sedikit. Wanita sekarang ini banyak bekerja diluar rumah sama dengan pria, sehingga punya kesempatan lebih besar untuk selingkuh dibanding wanita masa lalu. Peneliti barat bernama Natasha B bilang, "Wanita pekerja banyak selingkuh karena di tempat kerjanya banyak obrolan pekerjaan yang sulit dipisahkan dgn obrolan intim dan emosional. Sehingga banyak alasan untuk selingkuh dgn rekan kerja prianya." Berdasarkan riset terbaru tentang profesi di Indonesia yg paling banyak perselingkuhannya : 1. Pekerjaan berhubungan dgn Keuangan, 2. Maskapai penerbangan, 3. Guru & Dosen, 4. Tenaga Kesehatan, 5. Pegawai Kantoran. Nomer satu dimaklumi misal kerja contoh di bank atau asuransi banyak yg cantik2 dan ganteng2. Jadi bisa ditegaskan bahwa Kesempatan jadi yg pertama alasan selingkuh.
Kemudian alasan kedua adalah Kemandirian. Survei yg dilakukan peneliti Indonesia bernama Joris menunjukkan wanita dgn posisi tinggi dikantor lebih rentan terlibat perlingkuhan dibanding wanita posisi biasa. Wanita2 sekarang banyak yg terlibat dalam ekonomi sehingga membuatnya tidak takut terhadap semua resiko akibat perselingkuhan seperti cerai. Wanita jaman dulu takut banget kalau ketahuan selingkuh, karena ada stigma misalkan dihajar pasangannya, malu sama saudara tetangga, tapi wanita jaman sekarang sebenarnya takut selingkuh tp taraf takutnya lebih rendah dari wanita jaman dulu. Seperti ga bisa dihajar suaminya karena banyak UU kdrt yg melindungi wanita. Juga tidak takut cerai karena memiliki basis ekonomi yg kuat. Trus stigma sebagai janda sekarang sudah tidak relevan bahkan banyak yg sudah mengabaikan. Kita lihat banyak artis kepergok selingkuh, tapi akhirnya Netizen memaafkan. Jadi bisa disimpulkan, selingkuh bukan hal menakutkan bagi wanita karena kurangnya kontrol sosial yg memadai. Indikasi ini jg bisa dilihat dari angka perceraian didominasi 73% karena wanita menggugat cerai, artinya cerai aja tidak takut apalagi selingkuh. Makanya para pria di AN kalau mau cari istri setia maka jangan cari wanita Mandiri, hehe bercanda haha terserah aja.
Alasan ketiga karena Sex. Ada stereotype yang selama ini diyakini tapi itu salah, yaitu pria kalau selingkuh karena ingin mencari kepuasan seksual, sedangkan wanita mencari kepuasan emosional. Padahal baik pria dan wanita memiliki hasrat dan dorongan terhadap seksual yg sama, bahkan kalau sudah sama2 menyala maka wanita jauh lebih kuat dari pada wanita. Yang membedakan adalah pria sebagai inisiatornya dimana pria yang lebih mudah terangsang dan yang mengajak, sedang wanita menunggu, tapi kalau wanita sudah dirangsang dan sudah di puncaknya bahkan lebih dari laki2 galaknya. Nah masalah ini jarang disadari oleh masyarakat kita sehingga kalau dalam suatu hubungan seksual, pria kadang suka menganggap wanita hanya sebagai obyek seksual dan wanita tidak layak dipuaskan. Karena anggapan pria, soal puas atau tidak puas dianggap "ah nafsu wanita kan bisa hilang sendiri, aku udah loyo nih". Nah ini SALAH. Ketika si pria udah puas maka selesai, nah si wanita sebenernya nggak. Jadi walau terlihat rutin suami istri dalam hubungan seksual yah 3x seminggu, si suami puas puas puas, tapi ternyata istrinya nggak nggak nggak. Nah inilah yang menjadi pemicu terjadinya istri selingkuh. Sudah rahasia umum bahwa banyak istri2 yang punya partner (pria lain) yang hanya bertemu untuk melampiaskan kebutuhan seksualnya karena si pria lain ini lebih jago memuaskan si istri. Peneliti Indonesia bilang, "Dalam hubungan seksual, pria kebanyakan meminta wanita melakukan apa yang dia mau tanpa imbal balik setimpal padahal wanita modern memiliki tingkat pengetahuan lebih besar dari sebelumnya. Maka jika tidak puas dirumah maka wanita tidak segan mencari sesuatu yg baru bagi dirinya diluar". Makanya wahai pria tolong diperhatikan hal2 semacam ini. Buat para suami itu menjadi tanggung jawab untuk memuaskan istri sebagai nafkah bathin. Jangan berkedok sunnah Rosul ee kitanya aja yg cari kepuasan hehe. Geli euy nulisnya dari tadi xixi.
Diatas adalah tiga alasan kenapa wanita selingkuh, tapi sebenarnya kalau hanya ketiga alasan ini maka seharusnya pria dan wanita setara dalam selingkuhnya, misal soal seksual toh sama2 horni, trus kemandirian toh pria jg lebih dulu mandiri, kesempatan jg pria dari dulu kerja diluar. Tapi kenapa jumlah peselingkuh wanita lebih tinggi daripada pria ????. Ini karena relasi hubungan pria dan wanita ternyata dizaman sekarang tidak sama lagi, namun saat ini masih di paksa sama, ini alasan berikutnya yaitu alasan ke empat. Kalau pria menempatkan dirinya untuk "ME" seperti mengayomi, melindungi, mengajak wikwik, memberi hadiah dll, sedang wanita menempatkan dirinya "DI" seperti dikasih hadiah, dilindungi, disayangi, diajak ml, diperkaos hehe. Nah semua itu didunia modern memunculkan masalah, kalau si pria melakukan ME pada wanita trus si pria itu puassss maka selesai dan si pria akan mempertahankan hubungan rumah tangga karena ME jd puas senang dan jadi tidak berpaling alias setia, burungnya kenyang haha. Sedangkan perempuannya karena dia DI, jadi inisiatif bukan pada diri wanita sehingga hanya bisa nunggu. Nah jika ada pria atau suami tidak mengerti akan diri si wanita, si pria tidak memberikan kepuasan pada dirinya, maka si wanita berpikir ulang seperti mencari kepuasan diluar atau tidak bisa mempertahankan hubungan itu. Kebalikannya, si pria mempertahankan hubungan itu karena dia merasa puas udah selesai tidak cari2 yang lain toh si wanita tidak rewel ngamukan dll. Tapi karena wanita DI maka dia tidak bisa ngatur kepuasannya, sehingga ketika gagal mendapat perhatian, memahami dirinya, mendengar curhatannya dsb maka si wanita cenderung melakukan perselingkuhan. Nah inilah yang menyebabkan wanita secara statistik selingkuh lebih tinggi dari pria.
Jadi alasan satu, dua dan tiga membuat wanita setara pria. Maka alasan ke empat ini yang menjadi pembeda yaitu ME dan DI yang kemudian membuat wanita kehilangan arah, misal si wanita lagi gatel tapi suaminya kagak MEngerti padahal si wanita pingin DIgituin namun tidak bisa apa2 mau MEminta malu. Maka si wanita akan mencari pria yang bisa "ME" dirinya.
Semoga ketik2 diatas ada manfaatnya, karena perselingkuhan itu bagaimanapun menyakitkan. Jadi kalau anda pria atau suami kagak mau diselingkuhi maka pelajari kenapa wanita selingkuh agar bisa menservice wanita nya lebih baik hehe. Akhir kata, saya Jay yang tidak mau diselingkuhi mengucapkan terima kasih sudah baca blog ini.
Kang Jay
Ngobrol2, ketawa ketiwi, mkn2, poto2, ngopi sore, ngobrol2 lg, tau2 udh sore, seruu bingiitt, bs ngerefreshin otak yg biasanya dipake bwt kerja terus.
Biasanya ngajakin tmn2 AN yg lain bwt kopdar, tp yg skrg ini dadakan bgt, ga sempet bwt kbr2in, satset2 janjiannya, dibisa2in ngeluangin wktnya, krn klo tarsok2 nunggu bener2 luang wktnya ga bakal bs klop wktnya, apalg udh mepet mendekati bln Ramadhan. Smoga next bs agak santai janjiannya n bs halo2 ke tmn2 yg biasa ikutan seru2an
Di dunia ini, tiada yang kekal.
Begitu pula relationship, rumah tangga dan sebagainya.
Efek mencurigai si dia lagi mencoba cheating.
Huh!!! Sebel! Ingin pergi jauh!
Awas aja kalau cari Hera!
Hera tutup pintu!
Sebel!