Penyebab antara lain kita ambil hanya dua point saja dulu, , daya juang para cowok yg begitu lemah, cepat menyerah dsb. Sikap para wanita yg enggan menjawab sapaan dari kaum pria. Padahl jodoh itu ibarat rezeki, datangnya bisa dari sumber yg tak terduga,
Bisa saja anda kurang simpati dgn seseorang namun krn sikap anda yg baik ternyata dia memperkenalkan anda dgn saudaranya atau kerabatnya yg akhirnya menjadi jodoh anda?....
Cowok yg punya beberapa kekurangan namun dgn kegigihannya, rela dikit mengorbankan waktu/tenaga/biaya utk mendatangi dia walau agak jauh di ujung kulon membuahkan hasil berupa tiga anak...karena pas dia lagi sendiri, dia lagi bengong, dia lg zonk, dia lagi kecewa dgn mantannya...dan berbagai kemungkinan lain, Bisa saja kan..? seorang cewek yg awalnya ambisi tinggi setelah sadar dirinya gak laku2 akhirnya memutuskan utk nekad menikahi anda cowok dari kelas menengah puser kebawah...
Mungkin sebagian org akan bertanya tanya kok si cewek mau ame dia?, mrk tidak tahu kegigihan anda yg membuat anda berhasil menggaetnya walau beberapa tahun kemudian dia menghianati anda karena dia dapat yg lebih tajir....
Baik buruk ucapan akan kembali lagi pada pengucapnya,jika bernilai ibadah ia mendapatkan ganjaran serta pahalanya , jika bernilai ma’shiyat ia mendapat siksa/bala. Artinya seorang yang mukallaf akan menanggung penuh kemanfaatan dan resiko ats apa yang ia kerjakan , ia dengar , ia i’tikadkan dan ia ucapkan.
Ada beberapa perkara yang sengaja Allah sembunyikan waktunya,diantaranya : Ajal/maut dalam hidupnya, jodoh, Lailatul qodar dalam romadhon , waktu ijabah dalam siang dan malam. ini dimaksudkan agar senantiasa manusia selalu bersiap-siap ditiap waktunya dan tidak mengerjakan sesuatu kecuali yang bermanfaat baginya,baik untuk dunia ataupun akhiratnya.
Seraya dgn itu kita dapat merujuk Pada kajian tafsir thobary dijelaskan dan disebutkan dengan redaksinya sebagai berikut:
Rosululullah SAW bersabda:
“Dari Abu Hurairah, bersabda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam: “Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berbicaralah yang baik atau diamlah.”
Dan diterangkan pula pada syarah kitab Jami’ul ‘Ulumi wal Hikam ibni rojab
"Orang disebut baik kalau kebiasaan-kebiasaannya baik, termasuk di dalam berbicara. Kebiasaannya berbicara baik sudah masuk ke dalam memori tersirat (otak bawah sadar), sehingga tanpa dipikir-pikir panjangpun, yang keluar dari lisannya selalu baik. Keadaan ini merupakan hasil proses pembinaan diri jangka panjang."
Allah sangat menghargai perjuangan seseorang membiasakan berbicara baik yang tentunya diridhai-Nya dengan senantiasa meningkatkan derajatnya.Sebaliknya, orang yang memiliki kebiasaan berbicara buruk, misalnya suka mencaci, mencela, mengutuk, berghibah, membicarakan aib sahabatnya, dan berkata-kata kotor kata-kata yang membuat murka Allah- ia telah melakukannya dengan kendali otak bawah sadar.
Semoga kita semua terjaga dari hal buruk yang berdampak pada perkataan dari lisan yang tidak terjaga, sehingga jauh dari keridhoannya. Dan hanya kepadaNYA kita semua memohon ampunan dan bimbingannya.
Wallohu A’lamu Bishowaab
Semoga Bermanfaat..
Ada yg masang target 1 bulan bila gak dapat aku out..!, ada yg 3 bulan, ada yg satu periode presiden (5 tahun) dan ada yg gak pake target waktu alias seumur hidup selama AN masih exis....
Berapa lama target waktu anda..?
?? *KEHIDUPAN*??
Pada suatu hari, seorang yang bijak meminta kepada seorang tukang emas yang sudah tua renta untuk membuat cincin dan menuliskan sesuatu di dalamnya.
Sang bijak berpesan, *"Tuliskanlah sesuatu yang bisa di simpulkan dari seluruh pengalaman dan perjalanan hidupmu supaya bisa menjadi pelajaran bagi hidupku."*
Berbulan-bulan si tukang emas yang tua membuat cincin tersebut merenung... kalimat apa yang patut diukir di cincin emas yang kecil itu.
Akhirnya, si tukang emas mengukir sepotong kalimat, dan menyerahkan cincinnya pada sang bijak.
Dengan tersenyum,
sang bijak membaca tulisan kecil di cincin itu.
Bunyinya,
*"THIS TOO, SHALL PASS"*
_(Yang inipun, akan berlalu_)
Awalnya sang bijak tidak terlalu paham dengan tulisan itu.
Tapi suatu ketika, tatkala menghadapi persoalan hidup yang pelik, tak sengaja ia membaca tulisan di cincin itu
*"YANG INI PUN AKAN BERLALU,"*
lalu ia pun menjadi lebih tenang
Dan tatkala ia sedang bersenang-senang, ia pun tak sengaja membaca tulisan di cincin itu
*"YANG INI PUN AKAN BERLALU,"*
lantas ia menjadi rendah hati kembali.
Ketika kita mempunyai masalah besar ataupun sedang dalam kondisi terlalu gembira, ingatlah kalimat :
*"YANG INI PUN AKAN BERLALU "*
Tidak ada satupun di dunia ini yang abadi.
Jadi, ketika kita punya *masalah*, jalanilah & janganlah terlalu bersedih.
Demikian juga tatkala kita sedang senang, nikmatilah dan syukuri, jangan lupa diri.
Ingatlah, apapun yang kita hadapi sa'at ini, *semuanya akan berlalu*.
Untuk itu :
• *Tetaplah SEJUK di tempat yang Panas..*
• *Tetaplah MANIS di tempat yang begitu Pahit..*
• *Tetaplah merasa KECIL meskipun telah menjadi Besar..* dan
• *Tetaplah TENANG di tengah Badai yang paling Hebat..*
Semua yang ada di dunia ini tak ada yang abadi, kecuali yang Empunya Kehidupan yakni Allah SWT .
*"THIS TOO, SHALL PASS"*
Selamat menikmati *hari yg indah ini....*???
Karena
*YANG INIPUN AKAN BERLALU*
?
usia segini koq belum menikah kamu banyak milih sih, kriteria jangan tinggi2 !
Kenapa belum menikah di usia yang Matang ….
menjalani Hidup sebagai wanita lajang di usia matang tidak lah mudah Loh !
Akhirnya Mencari Pasangan via Aplikasi Nikah on line jg, btw memang di kantor atau komonitas gak bisa ketemu yag cocok yaaa!
kalau mau cari jodoh via aplikasi yang umum gak usah syar’i bangat lah , pake bikin sendiri aturannya ikut aturan umum saja kan nyarinya di tempat umum kecuali di aplikasi syar’i yaa ikut aturan admin, yg penting kan... dapet jodoh.. jangan kaku2 dan baku bgt lah!!!
Biasa ajaa..
hmmm…. Hny bs senyum aja menggapinya, semua org bebas ber ekspresi kan disini negara kita pake system demokrasi ,
Aplikasi boleh umum berarti yg memilih mau tidak ikut system umum boleh jg kan….
krn ekspresi sy utk mencari pasangan spt ini prinsipnya
edisi tulisn d buat utk jwbn dgn pertanya2 spt itu , atau ingin bertanya takut gk enak …?
Manusia tidak kuasa menjawab, mengingat jodoh menjadi kewenangan Allah. Tapi jangan berkecil hati, selalu ada hikmah dari setiap ujian yang diberikan Allah atas lamanya jodoh ini.
Berikut hikmah Allah belum mempertemukan.
1. Ujian Naik Kelas
Belum bertemu jodoh merupakan sebuah ujian. Ujian untuk menghadapi orang-orang yang kerap bertanya mengapa belum menikah. Tidak hanya kepada diri seseorang yang belum menikah saja, namun hal yang juga akan dihadapi oleh orang tua dan keluarga yang lain.
Terkadang pertanyaan-pertanyaan tersebut terasa menyudutkan diri dan keluarga. Padahal mereka yang bertanya tidak mengetahui bagaimana usaha mereka dan keluarganya menemukan jodoh. Mereka yang bertanya juga tidak pernah mengetahui begitu banyak doa yang sudah mereka munajatkan agar dipermudah dalam mendapatkan jodohnya.
Namun jodoh yang diharapkan tidak kunjung datang. Pasalnya penentu datangnya jodoh bukan diri sendiri, melainkan Allah AZZA wa Jalla ,Seseorang tidak akan kuasa meminta jodoh untuk datang, karena jika belum waktunya, orang yang diharapkan tidak akan datang.
Di sinilah manusia diujia untuk naik tingkat ke kelas yang lebih tinggi. Allah hanya akan menguji kaum yang disenanginya. Jika mereka bersabar, maka besar lah nikmat Allah kepadanya.
Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ’Azza wa jalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi).
2. Diberi Waktu untuk Memantaskan Diri
Mendapatkan jodoh yang baik tentu menjadi harapan setiap orang. Mereka diharapkan bisa dengan totalitas menjalani hidup dengan kita dan berlaku baik dan setia. Namun, jodoh itu ibarat cermin. Siapa yang menjadi jodoh kita adalah cerminan dari kita. Hal ini sudah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Alquran yang artinya:
“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26).
Jika saat ini belum didekatkan jodoh, cobalah introspeksi diri. Apakah tindakan dan perbuatan kita sudah baik atau tidak? Jika kita masih banyak menyimpang dari ajaran Allah, maka ada baiknya memperbaiki diri. Karena kabar baiknya, Allah mengizinkan kita berbenah menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga jodoh yang akan datang juga sama nilainya dengan kita.
Bisa saja Allah mendatangkan jodoh pada saat ini, namun nilai kita masih tidak cukup untuk mendatangkan jodoh yang baik, sehingga mereka yang datang adalah mereka dengan kualitas rendah.
3. Diberi Waktu Membahagiakan Orang-orang Tersayang
Seperti diketahui, ketika sudah menikah, maka tanggungjawab lebih besar adalah untuk suami atau istri. Perhatian kepada keluarga otomatis berkurang ketika sudah menikah. Untuk itu, jika saat ini belum dipertemukan jodoh, berprasangka baik saja. Mungkin ada orangtua yang masih begitu membutuhkan kita, atau ada adik-adik yang harus diselesaikan sekolah dan kuliahnya. Dengan begitu, menunggu tentu tidak akan menjadi waktu yang sia-sia. Karena memberi dan membahagiakan mereka bernilai ibadah dan sedekah.
4. Apa yang Diterima Saat Ini adalah yang Terbaik Pilihan Allah
Belum dipertemukan jodoh mungkin menjadi hal yang cukup menyakitkan. Bahkan diantaranya sering menggerutu dengan kondisi tersebut. Namun siapa yang paling tahu hal yang terbaik suatu barang? Tentu saja penciptanya bukan? Sama dengan manusia, yang paling tahu hal yang terbaik dari manusia tentu saja Allah SWT sebagai sang pencipta.
“Boleh jadi kamu rnencintai sesuatu padahal sesuatu itu amat buruk bagimu, dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu. Kamu tidak menge¬tahui sedangkan Allah Maha Mengetahui” (QS. 2:216).
Sehingga jika saat ini masih belum dipertemukan jodoh, ada baiknya tetap berprasangka baik dengan Allah SWT. Dia tentu paling tahu dengan kebaikan kita dan tidak akan menyengsarakan hamba-Nya sendiri, di luar kemampuan hamba tersebut.
Bagi yang sudah dipertemukan jodoh, atau yang melihat orang lain belum berjodoh sebaiknya tidak menyudutkan. Memang, kita hanya tahu mereka belum menikah sehingga kita berhak bertanya mengapa mereka belum menikah. Kita tidak tahu mereka sedang memperjuangkan sesuatu, dan yang kita lupa jodoh adalah misteri yang ditulis sendiri oleh Allah, sehingga mereka tidak kuasa mendatangkan kecocokan jodohnya sendiri.
Nyatanya nihil.
Gak ada usaha, untuk suatu pembuktian. Ketemuan utamanya!
Beberapa kali kami chat di WA (itupun selalu aku yang ngechat duluan dan dia seperti ga punya inisiatif buat komunikasi telpon atau sms nanya kabar) ngebahas soal kepastian keseriusan dia tanpa bermaksud memaksa, tapi jawabannya sibuk kerja, belum ada waktu. OKe, fix! Aku maklumi, lebih tepat berusaha ngertiin.
Tapi akhir-akhir ini aku mikir(setelah 2 bulan aku sengaja menghilang pengin tau dia merasa kehilangan atau gak, paling ga sms kek tanyain aku lah tapi nyatanya dia blass gak peka)arah ta'aruf ini sebenarnya kemana ya?!.
Kok aku merasa, cuma aku aja yang punya inisiatif soal komunikasi sementara dia entah. Aku merasa, aku gak bisa memahami jalan pikiran dia gimana.
Kamu dan aku sama-sama kerja, kita tau sesibuk apapun kalo emang menurutmu aku penting dalam hidupmu ya kamu pasti akan ngehubungi aku. Basa-basi telpon, ngobrol nanyain kabar paling gak seminggu dua kali kek, gak nuntut aku harus tiap hari chat kirim kabar. Tapi ini sama sekali gak. Kamu bahkan lebih pasif dari yang aku sangka. Disini aku mulai ragu.
Apa iya kita ini 'sama-sama'?
Apa sih makna sama-sama buat kamu?
Karena kalo aku nih memaknai "sama-sama" sebagai berikut:
kalo aku kenapa, aku pasti cerita. Kamu kenapa, sini cerita, kita sharing gitu lho; kalo aku bisa bantu, ya aku akan bantu. Kalo kamu kenapa aku gak tau, kamu naroh beban sendirian, aku buat apa bertahan selama ini sama kamu?
Hubungan dua orang manusia yang berbeda gender ini haruse sih timbal balik. Bukan timbalnya doang tapi ga dibalikin. Kalo aku nyaman, ku juga pengin kamu ngerasain hal yang sama. Kalo komunikasi sepihak kayak gini, dan kamu ngerasa gabisa luangin waktu buat ketemu orangtuaku, ya udah buat apa "sama-sama"?! Karena kayaknya kita udah gak sevisi.
Kamu lagi kenapa, aku gak tahu, karena kamu jarang ngomong terbuka soal diri kamu ke aku. Kamu lagi ngerasain apa, I have no Idea. Aku jujur ga tahu perasaaan kamu sekarang itu gimana. Kamu juga gak ada inisiatif buat cerita, padahal kamu tahu nomor teleponku.
Ini yang buat aku mikir ulang, apa cuma aku sendiri yang antusias sementara kamunya selow gampangin gitu aja. Buat apa sama-sama tapi aku merasa kita udah ngga "sama-sama"?