HIDUP KUDU SEIMBANG, JANGAN CARI DUIT MULU, REFRESHING PERLU JUGA DONG AHHH...BIAR GA OLENG N GA HALU
JENAB, UNI, MBA NANI N JULEHA, KAPAN2 KITA HALAN2 LAGI YA
INI POTO WKT GW NGANGON BOCAH NAIK MRT...TAPI KLO BWT KITA KEKNYA KRG COCOK, PUANAASS NYA GA TAHAN...KITA CARI TEMPAT HANG OUT YANG SEJUK2 AJA YAH...BIAR GA MELELEH KEPANASAN
KLO YANG LAIN UPLOAD POTO KERJAAN, GW UPLOAD POTO JALAN2 AJA YAH...KLO GW UPLOAD POTO KERJAAN NTAR YANG BACA IKUTAN LELAH BACANYA...MENDING LIAT POTO HALAN2, BIAR IKUTAN REFRESH OTAKNYA, GA BUTEK MIKIR KERJAAN MELULU
Duh kenapa judulnya kayak film bersambung ya. Whatever..
Di part sebelumnya ada ttg ceritaku yg tdk berhasil menjalin relationship dgn duda tanpa anak , dikarenakan si duda ini sudah terlalu nyaman dgn kedudaan.
Lalu akupun berkenalan dgn duda yg memiliki tiga anak. Sejak awal aku respek dgn kejujurannya, bagaimana ia menjelaskan perceraiannya dgn mantan istrinya, bagaimana dia menjaga anak-anaknya tetap dlm kondisi baik dan bagaimana gigihnya ia membangun usahanya walo diapun sudah jd karyawan tetap disatu perusahaan. Sifat dewasa, kebapakan & pekerja kerasnya cukup menarik perhatianku saat itu. Tapi kemudian aku sadar, bahwa dia punya anak loch, dan mendidik anak itu kan ga gampang.
Kalo seandainya si duda ini anaknya
satu mungkin aku masih siap secara mental untuk turut mendidik anak tsb , tapi
jika anaknya lebih dari satu akupun berpikir 1000 kali untuk ini. Setelah diskusi
dgn orang2 terdekat, orangtua & tentunya bermusyawarah dgn Alloh lewat
solat malam & istikharah aku memutuskan tidak melanjutkan taaruf dgn duda
ini.
Dari ceritaku tadi bisa diambil
sedikit catatan bahwa untuk membangun relationship dgn duda dgn anak itu membutuhkan
mental baja. Apalagi jika mantan istrinya tinggal dalam satu daerah, dimana
anak-anaknya tentu punya jadwal tertentu kapan berada dirumah ayah kandungnya,
& kapan berada dirumah ibu kandungnya. Tampak complicated ya. So IMHO, yg
namanya faktor kejujuran & keterbukaan di awal relationship ttg keadaan
keluarga si duda pasca perceraian sangat diperlukan agar tdk ada salah paham. Dan
kuperhatikan bagi sebagian duda cerai membicarakan penyebab penceraian itu tdklah
nyaman, sehingga kalo ada wanita single yg bertanya tanpa sadar menjawabnya dgn
ketus.
Oya satu hal lainnya yg
menjadi kekhawatiranku adalah bagaimana jika
si duda & org2 disekitarnya (termasuk anak-anaknya) mulai membandingkan kita dengan mantan istrinya.
Waw, I don’t have any clue
Ok, cukup sekian ya with all that
duda matters. I’m just sharing what inside my head. Mungkin teman-teman yg
lebih senior bisa sedikit membuka cakrawala
Semakin hari semakin banyak yg mengeluh belum laku, yg bersedih krna belum ada yg melirik, yg kecewa krna yg pernah datang kini telah pergi dan tidak kembali.
Wahai sahabat, cinta itu butuh pengorbanan. Lantas pertanyaannya, apa yg sudah kau korbankan untuk menemukan cinta? Sudahkah kau meminta kepada sang pemilik cinta? Dan sebelum kau meminta, sudahkah kau penuhi kewajibanmu kepada sang pemilik cinta?
Ingatlah wahai sahabat, cinta itu bukan dicari, cinta itu akan datang. Dari mana? Dari sang maha pemilik cinta, Allah Aza wa Jalla. Kok bisa??? Ya bisa. Kau perbaiki dirimu dan menjaga izzahmu (kehormatanmu). Yg wanita, dgn tdk mengumbar aurat, yg pria dgn menundukkan pandangan. Kalau akhlakmu sudah baik, bukan tidak mungkin apabila ada seseorang yg senang dan mengenalkan engkau dgn seseorang yg baik jg.
Bisa dari teman kerja, bisa dari teman keluarga, bisa dari majelis ilmu, Wallahi dari manapun asalkan kau terus memperbaiki dirimu.
Jd tak perlu kau sampaikan keluh kesahmu di blog2, di medsos, dll. Cukup kepada Allah Azza wa Jalla di sepertiga malam terakhir (jam 2-4 dini hari). Krna di sinilah letak pengorbanan terbesar. Dimana dirimu melawan kantuk yg luar biasa, di saat orang lain terlelap dalam tidur nyenyaknya. Inilah pengorbanan yg sesungguhnya. Bukan dengan kau ajak jalan2 yg blum halal, kemudian kau belikan hadiah2 yg justru malah menambah murka sang pemilik cinta.
Semoga Allah memberi kekuatan untuk kita, melakukan pengorbanan di sepertiga malam terakhir, dan semoga Allah segera pertemukan dgn jodohnya masing2.
آمِــيْن اَللّهُمَّ آمِــيْن
Karena aku mudah jatuh hati
Kerap kali menyukai seseorang yang aku tahu pasti
Dia takkan mungkin jadi milikku
Takkan mungkin memilihku
Kisah lama untuk dikenang
Lagu riang untuk didendang
Lupakan keluh kesah
Kita buat cerita baru yang bahagia
Rina - 25 Juli 2019
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.”