SIY
TUH
ORG
MO
UNREG
KATANYA
H+7
MO
UNREG
SEPET
BGT
MATA
GW
PAGI
PAGI
BACA
BLOG
SOK
MOTIVATOR
GAJE
KLO
TULISAN
BERMUTU
DAN
HIDUP
DIA
BERMUTU
JUGA
MASIH
MENDING
LAH
BISA
MEMOTIVASI
MEMBER2
AN
YANG
LAIN
LAHH
INIIII
HIDUP
DIA
AJA
GAJE
KOK
SOK2AN
NGASIH2
MOTIVASI
PREEETT
BANGET
DAH
Ada hal2 dalam hidup yang patut kita perjuangkan, apakah itu?
Itu adalah kedamaian hati dan ketenangan jiwa dalam hidup.
Tetap menjaga "positive thinking" dan "positive feeling".
Jaga"positive energy vibration" supaya jiwa tetap sehat dan secara tidak langsung berefek pada raga.
Ada yang mengatakan bahwa sumber penyakit adalah dari pikiran.
Maka buanglah pikiran dan hal2 yang menimbulkan "negative energy vibration" dan tentunya buang juga orang2 yang memicu munculnya "negative energy vibration"
Say "GOOD BYE" for toxic people.
HIDUP KUDU SEIMBANG, JANGAN CARI DUIT MULU, REFRESHING PERLU JUGA DONG AHHH...BIAR GA OLENG N GA HALU
JENAB, UNI, MBA NANI N JULEHA, KAPAN2 KITA HALAN2 LAGI YA
INI POTO WKT GW NGANGON BOCAH NAIK MRT...TAPI KLO BWT KITA KEKNYA KRG COCOK, PUANAASS NYA GA TAHAN...KITA CARI TEMPAT HANG OUT YANG SEJUK2 AJA YAH...BIAR GA MELELEH KEPANASAN
KLO YANG LAIN UPLOAD POTO KERJAAN, GW UPLOAD POTO JALAN2 AJA YAH...KLO GW UPLOAD POTO KERJAAN NTAR YANG BACA IKUTAN LELAH BACANYA...MENDING LIAT POTO HALAN2, BIAR IKUTAN REFRESH OTAKNYA, GA BUTEK MIKIR KERJAAN MELULU
Duh kenapa judulnya kayak film bersambung ya. Whatever..
Di part sebelumnya ada ttg ceritaku yg tdk berhasil menjalin relationship dgn duda tanpa anak , dikarenakan si duda ini sudah terlalu nyaman dgn kedudaan.
Lalu akupun berkenalan dgn duda yg memiliki tiga anak. Sejak awal aku respek dgn kejujurannya, bagaimana ia menjelaskan perceraiannya dgn mantan istrinya, bagaimana dia menjaga anak-anaknya tetap dlm kondisi baik dan bagaimana gigihnya ia membangun usahanya walo diapun sudah jd karyawan tetap disatu perusahaan. Sifat dewasa, kebapakan & pekerja kerasnya cukup menarik perhatianku saat itu. Tapi kemudian aku sadar, bahwa dia punya anak loch, dan mendidik anak itu kan ga gampang.
Kalo seandainya si duda ini anaknya
satu mungkin aku masih siap secara mental untuk turut mendidik anak tsb , tapi
jika anaknya lebih dari satu akupun berpikir 1000 kali untuk ini. Setelah diskusi
dgn orang2 terdekat, orangtua & tentunya bermusyawarah dgn Alloh lewat
solat malam & istikharah aku memutuskan tidak melanjutkan taaruf dgn duda
ini.
Dari ceritaku tadi bisa diambil
sedikit catatan bahwa untuk membangun relationship dgn duda dgn anak itu membutuhkan
mental baja. Apalagi jika mantan istrinya tinggal dalam satu daerah, dimana
anak-anaknya tentu punya jadwal tertentu kapan berada dirumah ayah kandungnya,
& kapan berada dirumah ibu kandungnya. Tampak complicated ya. So IMHO, yg
namanya faktor kejujuran & keterbukaan di awal relationship ttg keadaan
keluarga si duda pasca perceraian sangat diperlukan agar tdk ada salah paham. Dan
kuperhatikan bagi sebagian duda cerai membicarakan penyebab penceraian itu tdklah
nyaman, sehingga kalo ada wanita single yg bertanya tanpa sadar menjawabnya dgn
ketus.
Oya satu hal lainnya yg menjadi kekhawatiranku adalah bagaimana jika si duda & org2 disekitarnya (termasuk anak-anaknya) mulai membandingkan kita dengan mantan istrinya. Waw, I don’t have any clue
Ok, cukup sekian ya with all that
duda matters. I’m just sharing what inside my head. Mungkin teman-teman yg
lebih senior bisa sedikit membuka cakrawala
Semakin hari semakin banyak yg mengeluh belum laku, yg bersedih krna belum ada yg melirik, yg kecewa krna yg pernah datang kini telah pergi dan tidak kembali.
Wahai sahabat, cinta itu butuh pengorbanan. Lantas pertanyaannya, apa yg sudah kau korbankan untuk menemukan cinta? Sudahkah kau meminta kepada sang pemilik cinta? Dan sebelum kau meminta, sudahkah kau penuhi kewajibanmu kepada sang pemilik cinta?
Ingatlah wahai sahabat, cinta itu bukan dicari, cinta itu akan datang. Dari mana? Dari sang maha pemilik cinta, Allah Aza wa Jalla. Kok bisa??? Ya bisa. Kau perbaiki dirimu dan menjaga izzahmu (kehormatanmu). Yg wanita, dgn tdk mengumbar aurat, yg pria dgn menundukkan pandangan. Kalau akhlakmu sudah baik, bukan tidak mungkin apabila ada seseorang yg senang dan mengenalkan engkau dgn seseorang yg baik jg.
Bisa dari teman kerja, bisa dari teman keluarga, bisa dari majelis ilmu, Wallahi dari manapun asalkan kau terus memperbaiki dirimu.
Jd tak perlu kau sampaikan keluh kesahmu di blog2, di medsos, dll. Cukup kepada Allah Azza wa Jalla di sepertiga malam terakhir (jam 2-4 dini hari). Krna di sinilah letak pengorbanan terbesar. Dimana dirimu melawan kantuk yg luar biasa, di saat orang lain terlelap dalam tidur nyenyaknya. Inilah pengorbanan yg sesungguhnya. Bukan dengan kau ajak jalan2 yg blum halal, kemudian kau belikan hadiah2 yg justru malah menambah murka sang pemilik cinta.
Semoga Allah memberi kekuatan untuk kita, melakukan pengorbanan di sepertiga malam terakhir, dan semoga Allah segera pertemukan dgn jodohnya masing2.
آمِــيْن اَللّهُمَّ آمِــيْن