Sevisi
Menikah bukan hanya perihal makan berdua, nonton berdua, atau tidur berdua. Bukan juga hanya perihal kemana-mana ada yang menemani dalam perjalanan. Bukan juga (hanya) tentang, ada yang membangunkan sahur ketika Ramadhan. Bukan.
Menurut ku menikah ialah menyatukan dua visi misi yang berbeda lalu menjadikannya sebuah visi besar dalam rumah tangga, di mana kita dan pasangan memiliki tujuan yang sama.
Visi besar seorang muslim ialah surga. Hingga ketika ada seorang pria yang datang meminang. Hal pertama yang harus di tanyakan adalah bagaimana hubungan dia dengan Allah. Bagaimana kedekatan dia dengan islam. Karena hanya laki-laki shalih yg tahu di mana surga itu berasal.
Maka menikah bukan hanya tentang kenikmatan dunia, melainkan kenikmatan yang harus menghantarkan keduanya pada kebahagiaan yang abadi dalam surgaNya.
Menikah adalah menyatukan dua kepala yang sama-sama kerasnya untuk saling merenda asa dalam bingkai keimanan. Untuk saling berlomba meningkatkan kualitas ketaqwaan di hadapan Sang Pencipta. Saling merajut kasih dalam perjalanan menuju Allah yang dirindukan.
Itulah hakikatnya sebuah pernikahan bagi seorang muslim. Hingga seharusnya tidak membuat kita ragu untuk menolak pinangan laki-laki yang tak paham agamanya sendiri. Sebab, jika Allah saja ia tidak kenal, bagaimana bisa menghantarkan kita ke surgaNya yang mulia?! Mustahil bukan?!
Kenyamanan
pasangan yang sudah Terbiasa bersama dalam segala hal secara alami membuat seseorang nyaman lantaran ia tidak lagi harus menyembunyikan sifat aslinya dan juga bisa melakukan hal-hal yang ia tidak bisa lakukan di depan orang lain , posisi ini namanya adalah kenyamanan.
Meski kenyamanan merupakan salah satu unsur penting dalam hubungan percintaan, namun nyaman dan cinta itu dua hal yang berbeda dan memikirkannya penting bagi bgt buat mereka yang berniat untuk maju setingkat ke ranah pernikahan.
ssstttt tapi....., sekedar nyaman bisa membuat hubungan lebih rentan akan kekacau-balauan seperti adanya isu perselingkuhan, kurangnya transparansi, meningkatnya potensi sakit hati dan kekecewaan mendalam, karena biasanya hal itu di picu dari adem2 aja hubungnya alias tanpa konflik dan riak2 kecil.
Terlalu nyaman terkadang membuat seseorang lupa dan memaklumi saat dirinya disakiti, dibohongi dan dipermainkan.
Idealnya, cinta tidak seperti itu atau setidaknya memiliki risiko jauh lebih kecil dalam menghadirkan masalah-masalah serupa.
intinya menentukan pilihan berdasarkan visi dan misi atau kenyamanan di kembalikan lagi keselera, pengalaman, atau tujuan dari masing2 kita menikah itu untuk apa, cuma yg terpenting Pastikan bahwa pasangan kita kelak adalah yang Se-Iman
salam-Jumaat hari penuh keberkahan
Dinding Komentar