Natal Dan Toleransi
Membaur, akrab, tolong menolong dlm bermasyarakat walau beda agama, tapi mampu menjaga identitas keyakinan, itulah toleransi.
Tegas dalam keyakinan, ramah dalam pergaulan, akrab dalam kehidupan......itulah toleransi
Tegas lalu kaku, apalagi kasar dlm bergaul, gaul tapi lebur dan luntur dlm keyakinan..... itu bukan toleransi.
Kami hormati anda yg beragama lain berhari raya sewajarnya. Mohon hormati ajaran agama kami yg melarang tasyabbuh dg ajaran dan keyakinan agama lain...
Umat Nashrani semestinya apresiasi kaum muslimin Indonesia yg biarkan mrk merayakan hari besarnya dg aman di tengah mayoritas muslim.
Jika mereka bandingkan kehidupan beragama mereka di Indonesia dengan nasib minoritas kaum muslimin di negara2 mayoritas Kristen, pasti tidak ada apa2nya.
Apakah di Washington atau London, Idul Fitri seperti Natal di Jakarta?
Belum lagi berbicara umat Islam yang dibantai di berbagai negara oleh penganut agama lain...
Menggunakan kuasa utk memaksa penganut agam lain berpartisipasi dlm hari rayanya, walau dg memakai simbol, itulah anti toleransi yang sebenarnya!
Jadi, yg tidak toleran siapa? Yg tdk ikut natal tapi tidak mengganggu mrk yg natal, atau yg merayakan natal dn mengajak atau bahkan memaksa penganut agama lain utk ikut serta?
Suasana kondusif hari natal nanti jangan dirusak dg mengajak2 kaum muslimin ikut merayakannya. Yg muslim pun jgn lebay ikut merayakannya...Lakum diinukum wa liyadiin…
Sangat dianjurkan MUI atau lembaga2 Islam membuka pusat layanan pengaduan jika ada umat Islam mengalami tekanan utk berpartisipasi dlm perayaan agama lain...
Selamat menjaga izzah beragama namun tetap tebar akhlak mempesona.....
Dinding Komentar