Kalau cinta sudah datang biarkan saja jangan dilawan walau mungkin saja sakit. Karena jika kita lawan malah tambah sakit.
Misal: "Aku kok ya cinta pada pacar sahabatku", "Aku kok jatuh cinta sama yang itu ya, ndak level".
Jika cinta memanggilmu, ikuti saja. Kenapa? Untungnya nanti banyak, cinta bisa membahagiakanmu bisa menyengsarakanmu, tapi walau dikondisi bahagia atau sengsara tapi cinta memberi manfaat besar yaitu akan mensucikan kita. Pelajaran luarbiasa akan kita dapat kalau hidup dalam cinta, bukan dalam nafsu lho ya, CINTA.
Cinta itu heeemmm, kalau kita jatuh cinta serasa hidup kita hilang yang ada yang kita cintai, mau makan inget dia, lagi wa tidak mau berhenti2, udah tidur? Belum. I miss u? I mis u too? I miss u? I miss u too berulang2 ga mau berhenti sampai tau2 tengah malam. Jalan2 di mall lihat baju, yg dilihat bukan "Aku ingin baju apa?" Tapi kira2 si dia pantes gak pake baju itu. Selalu DIA gak pernah AKU.
Makanya Al Ghozali sangat menyarankan hubungan kita sama Allah itu bukan hubungan Juragan ke buruh. Tapi hubungan cinta, kalau kita bisa cinta sama Allah maka luar biasa. Disitu iman jadi maniiiiis rasanya.
Jadi kalau cinta datang jangan dilawan, mungkin bagi cewek2 pokoknya punya prinsip kalau bukan cowok mapan dan berpendidikan maka tidak mau jatuh cinta padanya. Bedakan antara rasa cinta dengan ekspresi cinta, kalau ekspresi cinta terutama cewek pagernya banyak, tapi kalau rasa cinta kan monggo2 saja.
Kembali lagi ke awal. Kenapa biarkan saja cinta mendatangi kita? Karena cinta bisa mengalahkan bisa menaklukkan musuh terbesar dalam diri kita namanya EGO. Ego susah ditaklukkan pakai akal kagak bisa pake akal pake trick, yang bisa menaklukkan adalah cinta. Jadi dengan cinta kita DISUCIKAN. Disucikan dari ego. Orang tidak bilang aku. Di segala level hidup, orang selalu bilang aku bahkan agama ya agamaku, Tuhan ya Tuhanku sehingga rebutan Tuhan rebutan tafsir rebutan Islam yang paling benar. Tapi dalam cinta, ndak, ego kita kalah yang ada hanya yang kita cintai, kepentingan kita tak ada artinya dibanding kepentingan dia. Walau kita suruh jemput jam 4 subuh gak masalah, padahal suruh bangun untuk sholat subuh susah sekali. Itu cinta, ego kita sendiri ditaklukkan. Hasilnya apa? Nda ada, cinta tidak menghasilkan apa2 kecuali keseluruhan diri kita diberikan penuh. Cinta tidak memiliki maupun dimiliki. Cinta karena cinta telah cukup untuk cinta. (Ini kalimat biasanya orang yg ditinggal pacarnya ha ha).
Jadi cinta saja cukup. Lalu apakah tidak boleh menikah, ya boleh menikah. Tapi seandainya tidak menikah juga tidak apa2. Karena cinta murni tidak ada urusan dengan memiliki dengan dimiliki. Kalau kita pria kecewa luar biasa karena nembak ditolak, itu belum cinta. Itu masih DAGANG, aku cinta padamu kalau kamu cinta padaku, kalau ngak ya ngak cinta tapi aku akan marah dan bakal nyari yang lain. Itu belum cinta, tapi kita lagi cari pasangan, gitu aja, nanti nemu yang lain trus bilang Cinta lagi ha ha, saya pertegas itu bukan cinta tapi suka. Levelnya jauh dibawah Cinta, hanya suka, hanya ingin memiliki, bahkan mungkin hanya tertarik saja, atau level terensahnya hanya sekedar ngebet pingin punya pasangan. Tapi kalau Cinta itu, bakal kita jaga yang kita cintai dari kesedihan, dari kejatuhan, dari kerusakan bahkan oleh diri kita sendiri. Karena kita tidak memikirkan diri kita sendiri. Untuk kasus nembak trus ditolak, malah berpikir, "Ah bener juga, jangan sama aku, karena kalau sama aku hidupmu lebih susah secara pekerjaanku biasa dan gak punya apa2". Jadi intinya Cinta tidak ada hubungannya memiliki dan dimiliki. Cinta saja sudah cukup. Cinta mensucikan diri dari EGO.
Nah bagian berikutnya, ini yang lagi coba saya renungkan dengan dalam. Sangat dalam, dibanyak keheningan malam malam termasuk malam ini. Kalau relasi kita dengan Allah karena CINTA maka kita tidak hitung2an pahala. Karena selama ini, terus terang saja, saya masih suka ber-DAGANG sama Allah, misal sholat berjamaah di masjid karena lumayan nyari 27x lipat pahalanya lho. Bacalah ini itu nanti pahalanya sama dengan sekian. Itu kita masih DAGANG. Sedekahlah sekian maka nanti akan dibales oleh Allah sebanyak 10x lipat. Dagang paling menguntungkan itu sama Allah, saya sudah membuktikannya untuk melipat gandakan kekayaan saya, terutama setelah istri tak ada, saya seperti ketakutan dalam sendirian, kalau saya sakit keras siapa yang ngurus, kalau saya pikun siapa yang ngurus, maka saya harus melipat gandakan kekayaan saya segera mumpung saya masih produktif sehingga nanti bisa bayar suster perawat sampai saya meninggal atau bayar panti jompo yang mewah. Ketakutan dihari tua, ketakutan setelah mati masuk surga atau neraka. Akhirnya relasi saya dengan Allah, seperti masih DAGANG, hitung2an pahala, hitung2an pamrih harta, relasinya masih belum naik.
Kalau relasi dengan Allah karena Cinta. Maka saya pun merenung kembali, misal kenapa jamaah di masjid? Karena Allah suka dan nyuruh jamaah, bahkan kalau Allah hanya nyindir2 maka saya nda papa saya jalaninya. Kemudian Allah nyuruh bangun malam, meski Allah tidak mewajibkan, maka saya akan bangun malam. Itu namanya Cinta. Kagak usah menghitung, bangunnya sepertiga malam karena pahalanya sekian kali lipat. Jadi kalau belum sepertiga tapi sudah kebangun, nonton sepakbola dulu. Itu masih Dagang.
Dalam Islam ada yang dinamakan Ikhsan, gimana caranya melakukan yang terbaik untuk Allah, nah untuk sampai ke maqom ikhsan ini ya relasinya harus cinta bukan ahhh semoga nanti sama Allah dikasih surga yang paling tinggi. Lagi2 kita masih membayangkan balasan atau imbalan atas perbuatan kita.
Saya masih terus berusaha membangun relasi Cinta dengan Allah. Walau saya anggap sampai saat ini masih kurang bahkan belum usaha maksimal, semoga kedepannya selama masih diberi umur menjadi Cinta. Demikian juga dengan Anda pembaca blog ini bagi yang terketuk untuk memperbaiki relasi kita dengan Allah. Semoga ada manfaatnya. Aamiin.
Kang Jay
Dinding Komentar