Di sebuah desa, berembuslah berita tentang sebuah batu permata berharga milik seorang petapa. Seorang pemuda mendatanginya, dan meminta batu tersebut."Ini, ambil untukmu," kata petapa itu tanpa beban.
Sang pemuda pulang dengan senang, tetapi ada sesuatu yang mengusik pikirannya.
Hingga keesokan harinya dia kembali ke tempat petapa. "Hai, orang suci, ambillah permata ini kembali, tetapi berikan hati penuh ikhlas yang mampu memberikan permata ini."
Sebuah analogi yang menggambarkan seseorang yang telah menemukan makna KEBAHAGIAAN.
Ya, demi kebahagiaan kita berusaha memenuhi diri dengan berbagai macam fasilitas: harta melimpah, rumah mewah, mobil mewah, kekuasaan, dan lain sebagainya. Bahkan berusaha mendapatkan pasangan yang cantik, kaya dan tampan, atau anak-anak yang imut dan pintar. Tetapi benarkah kita sudah bahagia? Ataukah kita masih merasa bahwa kebahagiaan itu masih begitu jauh dari genggaman?
Banyak dari kita yang belum juga menemukan kebahagian namun malah menemukan kekosongan dalam menjalani hidup.
Ada jalan keluar yang sederhana tapi kerap terlupakan. Jalan keluar yang sebenarnya membimbing kita melihat ke dalam, ke diri kita, dan menemukan kebahagiaan sejati.
Ya kebahagiaan sejati datang dari diri kita sendiri. Hargailah yang sederhana kadangkala itulah yang membuat kita bahagia. Kebahagiaan tidak hanya terletak pada atau pun rupa, tapi terletak pada hati yang ikhlas menerima baik buruk kita, memang bukan untuk seketika, namun untuk selamanya. Bersyukur adalah kunci kebahagiaan sejati.
Mari kita berbahagia pada apa yang kita miliki. Bersemangatlah pada apa yang kita ingini. Sukses bukanlah kunci kebahagiaan, namun kebahagiaan adalah kunci kesuksesan.
Dinding Komentar