Indramayu...
tanah kelahiran ku, hanya 5 menit dari pantai dan hanya 100 meter dari Pantura lama tempat aku menatap pertama kali dunia.
Indramayu...
Kota yang setiap hari ribut tawuran, Genk, begal dan pemerasan, di situ aku lahir dan tumbuh di tempa kerasnya kehidupan.
Indramayu ...
Seburuk apapun, sejelek apapun sehina apapun pandangan mereka, aku tetap menyayangimu.
Indramayu....
Dari rahimmu lahir sosok-sosok petarung kehidupan yang tangguh, tersebar di belahan lain, meski kadang sebagai Bromocorah.
Indramayu....
Kekayaan alam mu melimpah
cadangan minyak bumi di sana bahkan terbesar se Indonesia
Beras mu melimpah sebagai daerah penyangga beras Nasional bahkan sering membeli sesuatu dengan barter beras.
Lautmu luas, tenang dan dalam hingga sering di jadikan pangkalan kapal induk untuk berlabuh dan isi BBM.
Indramayu....
aku kan kembali
karena komitmen sudah di hancurkan oleh hancurnya sebuah komitmen.
Indramayu...
Lelah aku menapak jalan, dari Batam sampai Manokwari pernah aku jelajahi.
Indramayu....
aku pulang tuk menepi.
Esok hari.
Dinding Komentar