Baik, saya akan bahas tentang Manusia (terutama Pria) apakah butuh Poligami, kita lihat dari sudut pandang science bukan agama atau lainnya.
Manusia itu secara fisik kuat untuk mempertahankan diri dan kelompoknya sehingga manusia sebenarnya tidak butuh poligami. Dalam sejarah manusia, poligami sangat merusak peradaban, dimulai dari jaman pra sejarah ketika pria homo erectus/neandertal dll bersaing dalam kelompok dengan membunuh pria2 lain agar menjadi paling kuat sehingga bisa mendapat banyak wanita kemudian harus memelihara wanita2 dan anak2 tersebut. Maka pria prasejarah itu yang paling kuat itu sangat sibuk padahal dialam yg ekstrim sehingga sulit memunculkan peradaban dan akhirnya manusia prasejarah itu punah.
Sedang peradaban manusia homo sapien sekarang mampu bertahan hidup karena berdasarkan perkawinan berbasis monogami, ada satu ayah yang berburu/bertani khusus untuk satu ibu yang merawat anak, si pria tidak terlalu sibuk untuk menafkahi dan menjaga keluarganya. Peneliti bernama Owen L mengatakan, "Tubuh manusia didesain sesuai dengan aturan monogami". Dimana kecenderungan jika bukan orang kaya raya, poligami malah membuat pria homo sapien cepat koit karena kelelahan mencukupi kebutuhan keluarga, seperti pria dijaman prasejarah.
Poligami walau untuk beberapa suku adalah solusi namun itu adalah beban peradaban. Misalkan seandainya kaisar2 china tidak berpoligami maka dinasti2 mereka mungkin akan bertahan lebih lama, kaisar china yg punya selir dibawah 500 malah diketawain. Demikianpun terjadi di Jawa, Erlangga terpaksa memecah kerajaannya menjadi Jenggala dan Kediri gara2 dia punya banyak istri dan banyak anak yang potensial menjadi putra mahkota. Perseteruan kerajaan di Jawa yang berlarut2 ratusan tahun sehingga menjadi sangat lemah menjadi hanya Yogyakarta dan Surakarta gara-gara poligami.
Lalu apakah poligami masih relevan di masa kini? Menurut saya poligami unt masa kini sudah tidak relevan pada hampir semua kasus. Lalu ada penggiat poligami bilang, kan jumlah wanita dan pria lebih banyak wanita ???? nah coba lihat survey perbandingan berdasar usia di Indonesia. Dimana terlihat perbedaan usia pria lebih sedikit di Indonesia baru muncul diusia 40 tahun, kalau yg muda2 mah seimbang. Jadi usia 40 tahun keatas baru wanita lebih banyak, mgkn karena banyak pria koit diusia diatas 40 tahun haha. Dimaklumi karena pria 7 tahun lebih pendek umur koitnya dibanding wanita. Mengapa? Terutama karena wanita tidak bekerja kasar, wanita lebih menjaga kebersihan dan kesehatan, makan lebih teratur, wanita jg punya siklus bulanan unt regenerasi darah dll. Jadi poligami menjadi RELEVAN jika wanita yang dipoligami berusia diatas 40 tahun apalagi 50th 60th dimana kesenjangan jumlah wanita diusia 60th keatas jauh lebih banyak dari jumlah pria 60th keatas. Jangan alasan poligami tp carinya wanita 20-30th haha ini mah menjadikan pria lain usia 20-30th jadi jomblo, kasihan lah, mengambil jatah pria muda, janganlah walau anda mampu karena kaya raya.
Sekali lagi, walau praktek poligami bisa memberi solusi bagi beberapa kasus, tapi untuk banyak kasus lainnya adalah beban dari peradaban dan kebudayaan. Peneliti Daniel E. mengatakan, "Kecenderungan kita berpasangan monogami telah menggantikan persaingan para pejantan alam liar memperebutkan sumberdaya wanita (akan seks). Dan dengan gaya perkawinan inilah kita bisa mencapai kelompok besar yang sangat terikat dalam organisasi yang rumit dan membuahkan peradaban.".
Kesimpulannya apa? Jadi secara science tidak dapat disimpulkan karena pria itu ambigu apakah karakteristiknya monogami, poligami atau selingkuh. Walau tidak dapat disimpulkan, tapi sy berusaha memberi gambaran latar belakang kenapa pria cenderung bermonogami.
Pembahasan berikutnya tentang apa ada hubungan antara poligami dgn selingkuh ?. Jadi poligami dan selingkuh adalah dua hal yang berbeda, yang berasal dari dua bagian otak pria yang berbeda. Sehingga kita tidak bisa mempercayai bahwa poligami adalah SOLUSI dari perselingkuhan, tidak bisa ya. Keinginan pria berpoligami dihasilkan dari sisi otak satunya, yang akan bisa punya hasrat selingkuh jika dari sisi otak satunya lagi menginginkannya. Dan orang berpoligami (yg muncul dari sisi otak satunya) belum tentu mau berselingkuh karena sisi otak satunya tidak mengizinkan. Karena ini dua ranah yang berlainan, poligami lebih banyak melibatkan fungsi neokorteks dibanding sekedar selingkuh. Jadi jangan kaget jika orang akhlaknya baik taat ibadah bersahaja sayang keluarga kemudian poligami, bahkan di islam sendiri dibolehkan poligami jika istri sebelumnya telah dibahagiakan sebagai kewajiban utama spt ibadah wajib baru kemudian melaksanakan sunnahnya dengan berpoligami. Jadi salah kaprah jika pria ingin poligami tapi istri sebelumnya belum bahagia bahkan mencaci maki istrinya didepan gebetan yg ingin dipoligami, itu sih pria gagal cuman cari pelarian alias niat poligaminya muncul dari sisi otak selingkuhnya alias tujuan utamanya melegalkan selingkuh. Jadi ingat ya, poligami sesungguhnya itu sulit dibandingkan dengan pria mesum yang suka selingkuh, karena muncul dari dua sisi otak berbeda. Demikian ketik-ketik saya.
Kang Jay
Oleh | Jayadiningrat |
Ditulis | Mar 14 '23 |
Dinding Komentar