Wajar jika seorang wanita cantik selalu diajak ngobrol oleh beberapa pria dalam masa yang sama. Ditambah lagi, dia punya banyak teman wanita, dan teman2 lainnya di WhatsApp Groups-nya bahkan menjadi pusat perhatian ditunggu chitchat-nya. Itulah sebabnya seorang wanita cantik bisa begitu terikat pada ponselnya.
Kita suka lihat di cafe2, malah wanita cantik yang terlihat suka tenggelam dalam ponselnya sambil senyam-senyum sendiri, bukannya autis namun lebih banyak pengagumnya di dunia maya.
Itulah realitas sosok wanita yang sedang Kita dekati sekarang haha.
Saat ini, kemungkinan besar dia sedang sibuk menanggapi chat dari pria-pria yang mendekatinya. Beberapa udah dia kenal lama, beberapa dia baru kenal, beberapa dia suka.
Mereka membuka topik obrolan yang kurang lebih serupa, menanyakan hal yang kurang lebih serupa, dan memberikan perhatian yang kurang lebih serupa, “Lagi apa? Lagi di mana? Sudah makan belum?” Tidak heran dia jadi lambat membalas atau kurang bergairah meladeninya, walau mungkin sebenarnya suka dengan orangnya.
Kita pasti pernah chatting dengan wanita yang membalas asyik di hari pertama, lalu dingin atau menghilang di hari kedua.
Bisa saja dia suka kepada Kita, tapi karena obrolan Kita tuh sama seperti pria lainnya, dia jadi kurang antusias. Itu yang membuat chatting menjadi media yang paling lemah: Kita pria bisa terlihat sama seperti ratusan pria lainnya.
Kita udah bersusah payah mengeluarkan topik yang unik, memancingnya untuk curhat, lalu menimpalinya dengan kata-kata positif. Kita pria berharap semua itu dapat membuatnya lebih baik. Namun, semuanya jadi basi karena pria lain juga melakukan hal serupa haha.
Itulah alasannya saya tidak terlalu menyarankan Anda untuk menghabiskan banyak waktu untuk chatting dengan wanita Cantik.
Apakah Kita perlu menurunkan selera ? Ke wanita biasa...bisa jadi hehe...tanpa saingan kan lebih enak dan lancar xixi...apa sih yang dicari? Walau wanita juga cari kemapanan dan kesetiaan Kita pria. Namun setidaknya Kita pria sudah mengalah agar jodoh segera berjumpa.
Kang Jay
Oleh | Jayadiningrat |
Ditulis | May 17 |
Dinding Komentar