من كانت الدنيا همه فرق الله عليه أمره و جعل فقره بين عينيه و لم يأته من الدنيا إلا ما كتب له. و من كانت الآخرة نيته جمع الله له أمره. و جعل غناه في قلبه و أتته الدنيا و هي راغمة."
"Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai ambisinya, niscaya Allah akan hancurkan segala urusannya dan Allah menjadikan takut fakir (miskin) selalu membayangi diantara dua matanya, dan tidaklah dunia itu datang padanya kecuali apa yang telah ditakdirkan. Barang siapa yang ambisinya adalah negeri akhirat, niscaya Allah akan permudah urusannya dan menjadikan perasaan kaya selalu memenuhi hatinya,dan dunia mendatanginya dengan hina”.
(HR.Ibnu Majah Sunan-nya 2/1375, Ibnu Hibban dalam Shohihnya no. 72, At-Tirmidzi dalam Sunan-nya 2389 dari Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu)
اجْتِهادُكَ فيما ضُمِنَ لَكَ وَتَقصيرُكَ فيما طُلِبَ مِنْكَ دَليلٌ عَلى انْطِماسِ البَصيرَةِ مِنْكَ
Kesungguhamnu mengejar apa yang sudah dijamin untukmu (oleh Allah) dan kelalaianmu melaksanakan apa yang dibebankan (kewajiban) kepadamu, itu merupakan tanda butanya mata hatimu.
(Syaikh Ibnu Atha'illah as-Sakandari-Al Hikam)
Semua menginginkan dunia,seberapa besar kedunian mendominasi dalam hati dan pikiran kita menjadi pijakan dimana posisi kita.Seberapa kognisi kita terhadap eksistensi Tuhan menjadi hal penting dalam memaknai dunia dan segala isinya.Wallahua’lam
Jangan membenci
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata :
لا تكره شيئا اختاره الله، قد يختار الله شيئا فيه مصلحة عظيمة لا تدري عنها أنت
“Jangan sampai engkau membenci sesuatu yang telah Allah pilihkan untukmu. Karena terkadang Allah memilih sesuatu karena padanya terdapat suatu manfaat yang besar yang tidak diketahui olehmu.
Kita manusia memang bersifat materialistis (kebendaan),segala sesuatu dinilai dengan kebendaan.Jika tidak merasakan apa yang kita ingin secara kasat mata kita cendrung mengabaikan sesuatu itu bahkan membuangnya.Padahal jika kita mau berprangsangka baik pada Allah,bisa jadi dengan adanya sesuatu itu Allah hilangkan segala masalah yang siap menerkam kita,Allah hindarkan kita dari berbagai Bala’ atau dihilangkannya berbagai penyakit,dsb.Itulah kita lebih memilih berpikir materialistis ketimbang berprasangka baik pada Allah.
وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.(Al Baqarah.216)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
من أراد صفاء قلبه، فليؤثر الله على شهوته
"Barang siapa yang menginginkan kesucian hatinya, hendaklah dia lebih mengutamakan Allah daripada hawa nafsunya."
[Al-Fawaid hlm. 122]