Di alam nyata memang asli sy sering pendiam. Sy lebih senang menyimak dan memperhatikan dulu sebelum ikut bersua.
Bersamaan dengan menyimak itulah filter hati filter rasa filter nurani sy aktifkan memilah nan memilih, untuk nantinya sy akan cukup menjadi pendengar sejati ataupun pantasnya bersua.
Pendiam kan bukan berarti bisu.
Ada lah saatnya sy juga mau omong atau menceritakan sesuatu.
Nah dengan bermacam-macam filter diantaranya sy sebut di atas, sy tetap mengacu nan berpijak pada norma etika. Kita sebagai warga timur yg kental dengan santun etika dan saling rukun hidup bersama berdampingan, musti pandai² menempatkan diri dalam perbuatan dan ucapan.
Jangan sampai gegara hal yg kecil, berakibat merendahkan martabat harga diri.
Begitupun berhadapan dengan hal yg mengharuskan sy harus bersikap sabar dan mengalah, bila memang sikon mengharuskan sy sepantasnya sabar dan mengalah, maka hal inipun sering sy lakukan.
Sabar dan mengalah bukan berarti kita lembek / bukan pula kita lemah tak punya pendirian, bukan pula tidak bisa tegas ..... ya tidak begitu.
Jadi laki itu tidak gampang.
Laki harus punya kesabaran tingkat tinggi (luwih dowo usus'e = bhs.jawanya)
Laki juga harus punya etikad sikap ucap yg lebih banyak kebaikannya
Laki menjadi pemimpin diri dan isteri nantinya, sudah sepantasnya sedari beranjak gede hingga dewasa berlanjut membina rumah tangga berkeluarga hingga ujung usia seyogyanya membiasakan diri mempraktikkan sebanyak mungkin sesuatu contoh kebaikan yg lazim diperlukan dalam kehidupan ini.
Bahasa singkatnya "sebelum engkau menasehati atau mengajak seseorang untuk berbuat baik, berbuatlah dan praktekkan dulu sebanyak mungkin dalam usiamu".
Dengan begini
santun kata terkias "tanpa kita banyak bicara, tanpa kita perlu banyak berucap, maka suatu saat nanti anginpun akan memberitakan siapa diri ini"
dan insyaa Alloh kharisma aura positif akan dirasakan orang² sekeliling kita dimanapun berada. Terlebih lagi kepada seseorang dambaan hati yg dalam kediaman kita, akhirnya nanti dengan sendirinya dia bisa merasakan hal ini,
dari sinilah hubungan awet itu terjalin. Rasa untuk saling setia, seiya sekata itu akan otomatis dijaga masing². Sinar kharisma yg terpancar dari seseorang karunia Alloh swt inilah yg jadi buruan setiap insan.
Semoga kita semuanya disini banyak yg menyusuri jalan kebajikan, diakhirnya dalam kehidupan kita dihindarkan dari goda dan coba yg teramat sulit, dan terlebih lagi semoga kita dipertemukan dengan dambaan yg berhati mulia dalam kesehariannya .... aaaamiin ya robbal 'alamiin.
Ada juga yg menargetkan bagaimanapun harus dapat yg tinggi segalanya.
sekilas kutipan ini cerita nyata yg pernah kudengar langsung dr laki² yg pernah bertemu sy, tapi tanpa kutanya dia cerita sendiri seperti itu.
Buat sy pribadi sy tidak berfikir seperti itu. Sy bukanlah pengejar urusan ranjang.
insyaa Alloh sy laki normal dan alhamdulillah dikaruniai sehat wal afiat.
Sy.pun bukan tipe penarget harus dapat yg begini dan begini ,,,,, tidak demikian.
Walau di biodata telah terisi tulisan ,,, itu hanya sekilas saja. Sy.pun tidak tau akan dipersandingkan dengan wanita yg seperti apa? wanita yg usianya dibawah sy, yg sepadan, atau malah yg diatas sy.
Secara naluriah tidak ada yg namanya laki itu mau menyusahkan wanita.
Begitupun naluriah wanita mungkin pengennya menjalani kodrati wanita saja.
Sy hanya yakin bahwa sy akan dipertemukan wanita yg baik hatinya. Wanita yg ketika sy sayangi dan sy kasihi dengan caraku, dia tau paham serta bisa merasakan. Untuk nantinya lebih menjadi wanita yg bermoral etika yg luhur nan berbudi pekerti yg mumpuni.
Yg penting wanita ini agamanya islam (atau dr agama lain namun dengan sendirinya mau memeluk agama Islam)
dan wanita ini suka akan sopan santun.
Tidak perlu sy ngetes ini atau ngetes itu
Kalau hanya ingin mengetahui karakter dan kepribadiannya. Sebab tanpa ditespun hal itu akan terlihat jelas, tidak bisa ditutup-tutupi atau disembunyikan.
Bila dikau wanita tidak terbiasa memakai kerudung, sy.pun masih bisa menyukaimu.
Bila engkau wanita yg terbiasa berkerudung, sy juga bisa menyukaimu.
→ satu pesanku ←
semoga dikau wanita yg tidak berkerudung, jiwa nan kepribadianmu lebih mulia.
semoga engkau wanita yg sudah terbiasa berkerudung, jiwa nan pribadimu lebih mulia juga luhur budi pekerti.
Hanya inilah modal utama meraih hidup yg bahagia secara haqiqi.
Bentangan layar maya inilah memancarkan beraneka figur sifat nan karakter. Ada yg sudah terbaca dr pose fotonya, ada yg terlihat dr tulis coretannya, ada pula yg gak bisa terkuak dr sini namun terunggah jelas ketika jumpa bertatap muka.
Apa yg kau simpan dihati?
Apa yg kau rasa dihati nan fikir?
Apa yg kau ingini?
Apa yg hendak kau genggam?
Sy pribadi tidak berharap yg muluk² (tidak terlalu ketinggian), inginku sederhana dan ringan saja :
Semoga disini masih banyak yg gemar bersedekah peduli kepada saudara² kita yg hidup dibawah garis.
Semakin besar rejeki nominal yg kau dapati
Semakin tebal tanganmu menggenggam pundi² , semoga semakin sering nan besar pula angka² rupiah yg kau jajakan untuk kaum lemah, miskin, juga anak yatim piatu .... aaaamiin ya robbal 'alamiin
Terus apa hubungannya dengan cari pendamping hidup??
.....kok aneh² saja, nulis tanpa penjelasan tanpa pemaparan.....
Sy bukan ustadz
Bukan pula seorang kyai
Kalaupun kupaparkan disini pastilah nampak seperti koran, yg nantinya tidak terbaca semuanya dan hanya dikutip bagian mana yg diminati saja.
Singkat kata pasti ada hubungan erat antara sedekah dan jodohmu....!!!!!
Sebisa mungkin tetap kuambil seberkas cahyanya buat kusandingkan dengan Nur ILLAHI sebagai pelita hati, bekal menapaki hidup nan menjaga jiwa raga ini senantiasa teguh, kokoh, berkharisma pada jalan lurus.
Dalam sanubari nan jiwa yg berkharisma, pastinya terselip beraneka warna-warni kebahagiaan haqiqi. Kebahagiaan yg selalu dinanti, sekaligus jadi munajat nan perebutan setiap insan (baik kala sendiri maupun bersama teman, keluarga dan terlebih bersama dambaan hati dikemudian hari hingga purna).
dan
"kehidupan yg telah terlewati suka meringankan beban para fakir miskin"
(umumnya pertanyaan ini buat teman² semua disini. Terimakasih dan mohon maaf bila kurang berkenan)
Disinilah pijakan awal titian jalan setapak meraih cita² bahagia yg nantinya bakal merealisasikan do'a² munajat yg sekian lama terpanjatkan pada kehadirat Alloh swt Tuhan Yg Maha Kuasa.
Semoga dikau semuanya (termasuk sy) yg tidak berlabel sarjana tetap teguh pendirian, jangan minder, jangan takut untuk berinteraksi di sini.
Sinar cahya nurani akan rasa saling menyayangi itu alami, bakal dikau dapati dengan aura kharismamu.
Tak ubahnya nahkoda itu tetap akan mengantar hingga tujuan dengan selamat, ramah nan menghindarkan dari halang rintang selama perjalanan.
Dipenghujungnya dengan berbagai corakmu si nahkoda akan tetap menunjukkan senyum bersahaja dan mengucap terimakasih.
Badan sy juga tidak ada coretan tato, telinga sy.pun masih utuh sama sekali tidak ada tanda² bekas lubang anting.
Memang sy menuliskan pekerjaan buruh harian lepas, dan sy.pun tetap mensyukuri serta berusaha jangan sampai mengeluh hingga purna ujungnya nanti.
Kalaupun sy mendapati rejeki yg lebih, maka pekerjaan itupun tetaplah kutulis begitu adanya. Karena sy memang tidak suka mengumbar atau menyohorkan tentang harta maupun kedudukan.
Mending kita hidup sederhana seadanya biasa saja, namun tetap semangat menggapai hidup. Dan selalu memupuk keahlian diri meningkatkan ketrampilan meraih kehidupan, setelah menggapai sy tetap berpenampilan seperti sedia kala.
Yg utama itu bagaimana diri ini selalu berguna buat sesama, kehadiran kita menjadi pencerah juga lentera dimana pijak kaki melangkah.
Sebetulnya saat kuselami sedikit demi sedikit, kucermati dan kurangkum dari beberapa wanita disini, banyak sekali didapat sebuah pengajaran akan arti sebuah kehidupan.
Apabila terpadukan dengan sedikit perjalanan kehidupan yg pernah sy dapat, mungkin jadilah sesuatu yg berguna dikemudian hari nanti.
Sy tidak usah menyebut siapa nama² wanita ini karena itu tidak etis dan tidak baik. Sebab kita tidak saling kenal dan yg lebih penting : sy tidak mau dicap sok / jadi salah paham nantinya.
Sy hanya senang berdialog, diskusi dengan siapapun tentunya dengan tetap mengutamakan santun beretika dan saling menghormati.
Sama sekali tidak meng-gebu² mengejar / menaklukkan hati wanita, ya tidak.
Setidaknya barangkali dalam diskusi nantinya minimal sama² mendapati sebuah makna hidup yg sangatttt berfaedah sebagai tambahan bekal menapaki kehidupan dihari esok.
Kita yg sama² tidak tau dan tidak mengenal, semoga kita tetap jadi baik dalam berteman / bersaudaraan. Jangan sampai ada salah paham karena ini tidak kita ingini.
Dan kalaupun sesudah berdiskusi / bertukar cerita dikemudian hari hati timbul simpatik atau tertarik, yaaa itu karunia Alloh swt Tuhan Yg Maha Kuasa menggerakkan hatimu.
Berdo'alah dan bermohonlah petunjuk kepada-NYA : bilamana sy memang baik pastinya kau yakin dan akan bertemu dan dipersatukan dengan sy. Sebaliknya bilamana sy tidak baik, tidak mungkin kau dipertemukan dengan sy.
Sekalipun keduanya saling tersematkan kata didik, namun kata pendidikan belum tentu bisa menghasilkan insan yg terdidik.
Begitupun kata terdidik belum jaminan bisa menghasilkan sertifikasi pendidikan yg mumpuni.
Akan tetapi dari jiwa² terdidik inilah nantinya yg melahirkan pendidikan² cemerlang dambaan setiap insan.
Buat sy pribadi lebih memilih dan menelusuri jalan terdidik. Bilamana diri ini kita biasakan dengan hal² yg terdidik, maka hasil akhirnya akan membentuk sebuah jiwa yg senantiasa menjaga hal² yg baik, yg arif bijaksana, yg bermoral etika lagi menjaga kehormatan dalam setiap segi ucapan juga perilaku.
Agak berbeda halnya dengan pendidikan.
Pendidikan mayoritas menyajikan ilmu² yg fokusnya keduniawian dan sedikit sekali menyelipkan keterdidikan didalamnya.
Maka tugas masing² diri kita adalah meraba diri, meraba hati, bercermin dan banyak bercermin
Kita yg disemati pendidikan, sudahkah kita mampu dan bisa menyatukan antara pendidikan dan jiwa yg terdidik menjadi sosok yg baik, arif bijaksana, yg hebat nan berguna.
Jawabnya ada dalam cermin dihadapan masing².
Seseorang yg tidak berpendidikan tinggi namun mempunyai jiwa terdidik itu lebih utama ketimbang kebalikannya.
Begitu banyak kisah² nan perjalanan kehidupan yg mengajarkan pada diri kita untuk meraih bahagia juga jauh dari halang rintang nan cobaan.
Namun tidak banyak yg paham, tidak banyak yg mengerti bagaimana cara meraih harapan, dambaan dan cita² itu.
"untaian sua dari kesunyian, pencerah jiwa nan pelita haqiqi ditengah gempita masa kini"