dan yg pasti mengajarkan nan membentuk pribadi yg berjiwa sabar, luhur budi pekerti juga pembuka jalan tiada disangka tiada terkira (yg dinantikan / yg diharapkan semua orang)
→Janda punya anak yg diceritakan katanya semasa berumah tangga pernah dapati perlakuan kasar suaminya.
→Janda punya anak semasa berumah tangga hampir tidak pernah diberi nafkah rejeki buat makan dia dan anak²nya.
*** Rata² yg sy dengar dia (wanita) yg menceritakan hal ini merasa kasihan pada isteri ini, tapi tak bisa berbuat banyak ***
1 kata yg masih kuingat dr wanita yg menceritakan ini :
"kadang wanita itu pas masih lajang mintanya dapat jodoh suami yg ini itu ini itu, dan akhirnya dapat kriteria yg dicarinya"
"namun ketika telah sama² dijalani berumah tangga beberapa lama, kitapun sama² tidak tau bagaimana nasib nantinya.
ingin mengadu pada siapa?
ingin kecewa ya sudah terlanjur.
kadang kita bertanya salah dan dosa apa, sehingga jalan hidup jadi begini? "
Yg ketiga sekaligus terakhir kalinya
→ Janda punya anak yg terlihat baik segalanya, hampir tidak ditemui bercak² kejelekannya
disana disini hampir terlihat baik juga bagus
ternyata Janda punya anak ini menceraikan suaminya gegara dia lebih memilih bisa kencan sana sini dengan para lelaki yg berduit.
Padahal hidupnya juga ditengah pemukiman warga alias bukan dilokalisasi.
→°° "apakah dengan sudah punya kerjaan tetap (penghasilan pasti), punya rumah sendiri, punya mobil sendiri, atau bahkan punya tabungan yg cukup, kehidupan yg dijalani nanti bisa bahagia sejahtera mendekati 100% ??"
→°° "pernahkah engkau merasa yg saat ini kecukupan, suatu saat bisa jadi hidup pas-pasan / berbalik keadaannya. Dan bagaimana seandainya ini terjadi, padahal semua telah engkau tata sedemikian rupa eloknya ??"
Dibawah alam sadar kita :
Adakah yg merasa bahwa perilaku selama kita hidup yg jauh dari petunjuk Alloh Tuhan YME itu ikut menentukan bahagia tidaknya hidup kita.
sy terlahir sebatang kara, tak punya orang tua dan tak punya saudara. terlahir di tengah gurun belantara yg jauh dari keramaian dan juga jauh dari segalanya.
namun
ngiang suara selalu menitipkan amanah kepadaku bahwa tempatmu berada nanti harus jadi suatu tempat yg banyak dihuni oleh orang² berakhlaq mulia, bermoral luhur, berbudi pekerti yg bajik lagi bijak.
yg cerdas nan saling mencerdaskan, hidup saling jujur dan rukun. yg kecukupan selalu memperhatikan yg kekurangan, terlahir banyak generasi² yg ringan gemar sedekah demi menggapai bahagia hidup
baik hidup sendiri hingga berumah tangga nantinya, dan supaya jauh dr cobaan godaan dan halang rintang.
tentu yg utama dari penerapan rasa ini adalah sy harus selalu menjaga diri dalam segala hal, dalam setiap saat di manapun berada.
jangan sampai diri ini tak berharga gegara langkah ucap yg kurang bertempat.
salam hormat buat semuanya.
di sini memang jelas wadah untuk berkenalan secara serius demi mendapati kata saling cocok, saling mengerti, hingga terjalin hubungan menuju pernikahan resmi nantinya.
untuk sy pribadi jujur saja sy tidak meng-gebu² harus dapat calon isteri di sini.
"kalau diperkenankan / dipertemukan di sini yaaa syukur alhamdulillah"
sebaliknya
"bila tidak mendapati di sini yaaa sy tetap bersyukur"
setidaknya semoga sy di sini bisa dapat saudara lebih banyak, dapat sahabat karib yg baik, baik engkau pria ataupun wanita berapapun usianya... aaaamiin ya Alloh.
sy ingin melihat dan diperkenalkan dengan orang yg hati nan jiwanya lebih baik daripada sy.
sy kepengen dipertemukan orang berilmu nan kecukupan, yg tetap senang bergaul dengan orang tak punya dan tak berpendidikan tinggi.
→pribadi² laksana mutiara bak rona gemilang di tengah temaram kala malam inilah yg ingin daku lihat di sini←
apalagi ditaksir yg lumayan kecukupan, dag dig dug rasa didadaku.
Tapi sy itu ya mawas diri. Paras lumayan itu tidak seperti sy, apalagi lumayan kecukupan nah ini jelas kebalikan.
Yg utama buat sy itu "kebaikan (jiwa) pribadi seorang wanita".
Kebaikan secara keilmuan jelas bakal diketahui kalau sudah bertemu dan sering bersama (walaupun tidak lama), baru terlihat nyata.
Namun buat sy kebaikan bisa pula dilihat dari cara berdiskusi menyampaikan cerita / gagasan disini (tentunya sambil dicermati dan diresapi pakai hati).
Bilamana Alloh swt mempertemukan sy dengan seorang wanita yg baik jiwa pribadinya (saling merasa cocok juga saling merasa nyaman) dan paras lumayan apalagi kecukupan,
maka inipun tidak kurang sebab musabab. Semua sudah diatur-NYA.
kumaknai wanita paras lumayan apalagi kecukupan sebagai bonus dr-NYA.
sudah seyogyanya ilmu dan rejeki yg dititipkan pada sy semoga nanti bisa lebih terarah ke jalan-NYA ... aaaamiin ya robbal 'alamiin
waoowww ,,,, dirasa nan dipikir agak kejam juga ya.
apakah ada disini yg mengadopsi beginian?
kalau sy pribadi tidak begini.
memang hidup ini butuh tegas, butuh serius, butuh matematis, butuh laennya (lengkapilah sesuai pribadimu masing²)
namun
itu semua tanpa dipadukan dengan menempatkan porsi dan situasi yg bener² tepat, apa gak dilihat nampak aneh.
untuk sy pribadi yg utama itu menempatkan sesuai situasi dipadukan dengan norma moral etika, hilangkan sifat kaku apapun itu bentuknya,
dan sebisa mungkin sy berusaha punya jiwa memaklumi orang.
Seperti ini jangan dibenci, jangan ditinggalkan begitu saja.
Selagi dia masih bisa dinasehati / diajak omong secara baik, maka lakukan pendekatan yg nantinya memberikan wawasan yg lebih cerah secerah mentari menyinari bumi.
Hampir semuanya sering menumpahkan keluh kesah / masalah pada sy, dan tetap sy sikapi dengan bijaksana.
Namanya hadapi corak macam² jadi yg dibutuhkan cuma satu → jiwa pemomong.
Tidak jauh berbeda dengan kehidupan ini dimana berada. Jiwa pemomong atau jiwa seorang yg bisa ngemong (bhs.jawa), ngemong orangnya dan ngemong karakternya tentu dibutuhkan dan mustinya layak dimiliki setiap pribadi.
Namun dunia kan gak mungkin sejenis. Dengan kata lain berpasangan, semisal :
→ bila ada yg perlu di emong / di momong (#1)
pasti ada pula
→ orang yg berjiwa pemomong (#2)
Nah .... Kalau kamu berjiwa bagaimana ??
Pertanyaan khusus buat wanita.
Umumnya buat semuanya juga.