Harga Keadilan
Hanya emas yang akan dibakar, sebab itu cara menghilangkan kotorannya, agar ia keluar dalam keadaan yang paling murni, agar ia makin bernilai, agar kilaunya makin memesona
Kayu gaharu pun tak ada bedanya dengan ranting kayu lainnya. Saat dibakar, barulah wanginya menyebar, sebabkan ia jauh lebih dihargai ketimbang onggokan kayu lainnya
Sering kita menilai kemenangan dengan cara kita, padahal yang kita harapkan adalah ridha dari Allah. Sesekali kita harus bertanya, apa makna kemenangan yang dijelaskan Allah?
Sering kita mendikte pertolongan Allah itu harus datang dalam bentuk yang kita suka. Jangan-jangan, pertolongan Allah itu malah hadir dalam bentuk-bentuk yang tidak kita duga
Sebagaimana iblis berputus asa, maka ia ingin kita semua juga berputus asa dari pertolongan Allah. Dan putus asa itu teman kedzaliman, yang menutupi keadilan untuk terlihat
Sebaliknya, yakin adalah kunci pertolongan. Sebab keyakinan kita itu akan terus mendorong kita menyatakan kebenaran yang dibiaskan oleh mereka yang punya kekuatan
Melihat pada keadaan kita yang sekarang, bukankah ini saat yang paling tepat bagi kita untuk mengapresiasi mereka yang berjuang lebih dulu sebelum kita? Sudahkah kita rasakan perasaan mereka?
Rasulullah Muhammad, para sahabat, para penerus Islam. Para ulama sebelum kita semisal Muhammad Natsir dan Buya HAMKA. Padahal yang kita rasa tak ada apa-apanya dibanding mereka
Sabarlah dan shalatlah. Sebagaimana mereka yang terdahulu bisa melewati ini, kita pun pasti bisa melewati ini, dengan izin Allah. Tak ada jalan lain menuju keridhaan Allah kecuali dengan bukti cinta
Sebagaimana Allah tak perlu apapun dari dunia yang Dia cipta, maka kita hanya perlu bergantung pada Allah. Bersungguh-sungguh setia mensyiar kebenaran, hingga keadilan nyata bertahta
Antara Shalat Dan Masalah Darah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ الصَّلَاةُ ، وَأَوَّلُ مَا يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ فِي الدِّمَاءِ
“Yang paling pertama dihisab dari seorang hamba (di hari kiamat) adalah shalatnya dan yang paling pertama diputuskan di antara manusia adalah masalah darah.” (HR. Nasa’i)
Para ulama menjelaskan bahwa perkara pertama yang dihisab terkait dengan hak Allah adalah masalah shalat, sedangkan terkait dengan hak manusia adalah masalah darah.
Itu artinya, seorang muslim dalam kehidupannya harus benar-benar menjaga hak Allah dalam berbagai bentuk ibadah yang diperintahkan, yang paling utama adalah shalat. Di sisi lain mereka pun harus memperhatikan hak manusia, jangan menzaliminya, terutama jangan sampai menumpahkan darahnya secara zalim.
Maknanya, seorang muslim tidak hanya dituntut menjaga hak Allah, tapi juga hak manusia. Jangan sampai ada orang yang rajin shalat, tapi masih ringan lakukan kezaliman kepada orang lain, apalagi jika sampai menumpahkan darah. Bahkan walau tdk melakukannya, mestinya dia menentang dan mengutuk setiap perbuatan zalim, minimal dengan hatinya.
Jangan sampai ada yang justeru senang menyakisikan peristiwa tersebut hanya karena korbannya adalah orang yang berbeda pandangan politiknya atau berbeda mazhabnya, apalagi jika korbannya adalah orang-orang muslim yang baik.
Wallahu a'lam.
Antara Dunia Dan Akhirat...
Perhatikan akhiratmu yang smakin mendekat.
Lupakan duniamu yang sudah pergi menjauh...
Seindah2nya duniamu, dia kan pergi..
Seberat2nya urusan akhiratmu, akhirnya dialah tempat abadi....
Bahagia dunia sengsara akhirat= Sengsara abadi
Sengsara dunia bahagia akhirat= Bahagia abadi
Bahagia dunia akhirat= Impian sejati..
Akhirat itu pasti…
Mencari posisi masing2 adalah pilihan..
Dunia itu hanya 2 pilihan, kau meninggalkannya atau dia meninggalkanmu.
Akhirat pun hanya 2 pilihan, kau menemuinya, atau dia menjemputmu
Orang cerdas adalah org yg utamakan apa yg kan dia hadapi= Akhirat
Orang bodoh adalah org yg utamakn sesuatu yg kan dia tinggalkan= Dunia
Dunia adalah sarana yang menentukan kehidupan akhiratmu..
Akhirat adalah sarana yang mengontrol kehidupan duniamu...
manusia-manusia yg berambisi mempertahankan jabatan dan pendapatan dg segala cara, dg menjadi penjilat, dg membunuh, dg memfitnah, dg mengkriminalisasi, dg berbuat tidak adil...
ALLOH Yaa Robbi...
Lindungilah para Ulama lurus di negeri ini yg istiqomah menegakkan amar ma'ruf nahi munkar...
Turunkan azabMU terpedih utk para durjana di negeri ini...
Keluarga Bahagia Itu Sederhana Saja....
Keluarga mesra itu sederhana saja; Kalau suami tanpa beban dapat bilang sama isterinya, "Bu pijitin bapak dong.. pegel neh kerja seharian." Sementara sang isteri di lain waktu juga dapat dengan ringan bilang, "Pak, pijitan ibu dong, pegel neh seharian bersihin rumah…"
Keluarga rukun itu sederhana saja; Kalau suami tanpa beban dapat melihat akun FB, Twitter atau HP isterinya tanpa isteri merasa dicurigai dan isteri dengan ringan dapat melihat akun FB, Twitter atau HP suaminya tanpa suami merasa dimata-matai….
Keluarga hangat itu sederhana saja; Kalau suami dan isteri dapat ngobrol panjang lebar berduaan dengan tema apa saja, dapat diselingi joke ringan sampai bercanda hingga 'tonjok-tonjokan'….
Keluarga damai itu sederhana saja; Kalau suami dengan tulus memuji masakan isterinya yang sedap sedangkan di lain waktu dengan ringan dapat menegur makanannya yang kurang garam…. Sementara isteri tidak terlalu khawatir jika makanan yang dia sediakan membuat suaminya marah, atau bahkan dengan ringan suatu saat dia mengatakan, "Pak, hari ini ibu tidak masak, kita beli saja yak…"
Keluarga akrab itu sederhana saja; Kalau suami senang berkunjung ke rumah orang tua isteri dan isteri riang jika berkunjung ke rumah orang tua suami. Kalau suami senang membantu keluarga isterinya dan isteri dengan suka hati membantu keluarga suaminya…
Keluarga terbuka itu sederhana saja; Kalau isteri dengan mudah dapat mengetahui isi kantong dan jumlah uang yang terdapat dalam rekening suami, sedangkan suami dengan mudah mengetahui dan memenuhi kebutuhan isteri untuk keperluan diri dan urusan rumahtangganya…
Keluarga cinta ilmu itu sederhana saja, jika suami senang isterinya suka mengaji dan suka hati mengantarkannya ke pengajian walau melelahkan, sedangkan isteri tidak menggerutu jika suami pulang malam karena menghadiri pengajian atau mereka datang bersama-sama ke pengajian..
Keluarga damai itu sederhana saja; Kalau suami dapat memahami jika sewaktu-waktu sang isteri tidak dapat menunaikan kewajiban yang menjadi haknya dan isteripun mau mengerti kalau sewaktu-waktu sang suami tidak dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan isterinya…
Keluarga akur itu sederhana saja; Jika isteri dengan mudah dapat mengetahui posisi suami dan apa yang dia kerjakan tanpa suami merasa 'dibuntuti' sedangkan isteri merasa selalu perlu izin suami jika ingin pergi tanpa merasa dikuasai...
Keluarga tenang itu sederhana saja, kalau marahnya suami kepada isteri tidak berujung sumpah serapah dan tidak melupakan kewajibannya terhadap isteri dan marahnya isteri terhadap suami tidak berujung kata-kata keji dan tidak mengabaikan kewajibanya terhadap suami.
Keluarga aktif itu sederhana saja, jika suami merasa tenang dengan lingkungan pergaulan dan aktifitas isteri di luar rumah karena sudah dia ketahui positifnya sedangkan isteri juga merasa tenang dengan lingkungan pergaulan dan akifitas suami di luar rumah karena sudah disadari kedudukan dan manfaatnya. . ..
Atas Apa Aku Dibunuh?
Andaikan satu saat saya di jalan tol, lalu ada pengendara lain yang mengganggu jalan saya di tol. Saya amati ia berpakaian biasa, kendaraannya pun biasa, sama-sama pengguna tol seperti saya
Saya pun terganggu, saya meng-klakson, melindungi jalur jalan yang memang hak saya. Ternyata kendaraan tadi polisi yang menyamar, saya dianggap menghalangi tugas polisi
Lalu apakah itu jadi alasan untuk memberondong saya dengan peluru tajam? Apakah itu membolehkan polisi untuk membunuh dan membantai saya dengan sadis?
Saya jadi ingat, pernah terjadi, ada yang ditilang, lalu mencoba ber-argumen dengan polisi, itupun dianggap melawan, menyerang polisi. Yang punya kuasa mah bebas, terserah gue
Kembali lagi ke jalan tol. Anggap saja saya memang temperamen, senggol-bacok. Tapi pembantaian 6 orang itu kan nggak mudah, artinya senjata dan penyerbuan memang sudah disiapkan
Menilik lagi masa lalu, sejak ada konferensi pers dari tentara dan polisi, kehebohan sudah dipertunjukkan, menurunkan spanduk dengan pasukan khusus dan senjata serbu lengkap
Seolah negara ada pada level ancaman paling tinggi, melebihi ukuran apapun yang pernah ada. Melebihi ancaman daerah-daerah yang mau memerdekakan dirinya sendiri
Andaikan saya memang membawa senjata, katakan saya memang sebodoh dan segoblok itu. Lalu apakah itu jadi alasan untuk menumpahkan darah saya? Haruskah saya dibunuh?
Jujur saja, kejadian ini sangat mengusik, karena siapapun yang sudah dilabeli musuh negara, maka langsung diputuskan nasibnya. Tak ada lagi pengadilan, pembuktian. Hukum tiada
Sejarah sudah menunjukkan, power tends to corrupt, absolute power absolute corrupt. Kekuasaan yang mutlak itu pasti akan disalahgunakan. Dan sepertinya polisi sekarang mutlak kuasanya
Apapun bisa diatur, semuanya sudah dimiliki. Jangankan yang ada, yang tidak ada juga bisa direkayasa. Dan ini bukan pertamakalinya, itu semua sudah dilakukan dan itu semua biasa
Bagi orang biasa seperti saya, menilai ini semua menjadi mudah. Satu pihak inginkan kebaikan dengan Islam, pihak lain ingin melindungi kekuasaan dan pendapatannya
Sekeji dan sebiadab itu kalian perlakuan ciptaan ALLOH...
Semoga sisa hidup kalian akan sengsara selamanya, kecuali jika kalian mau menjemput hidayah ALLOH...
Jare wingi asli, saiki ngomong rakitan...
Tak omongi yo,
Wong goroh kuwi akeh syarate
Yen ra duwe syarate rasah goroh...
Saiki nang dunya, lisanmu bisa ngomong sak senengmu, bisa mok plintir sak karepmu...
Ngemben, lisanmu dikunci, cep klakep
Ora bisa ngomong senadjan sak ukoro
Bandung, Beritainspiratif.com -Jangan remehkan orang munafik, sungguh kekacauan dalam umat Islam banyak disebabkan oleh orang-orang yang munafik, yakni musuh di dalam selimut, mengaku Islam, mengaku beriman, padahal tidak. Kata-kata mereka terdengar hebat, terdengar logis, hingga semua orang mendengarkan pernyataannya, akan tetapi ketahuilah bahwa Allah telah menyatakan mereka inilah (orang-orang munafik) musuh yang sebenarnya:
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukkan kepada mereka.
Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka, semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan dari kebenaran?” (QS. Al-Munafiqun : 4)
Bagaimana ciri-ciri orang munafik? Tentunya kita tahu bahwa ciri kemunafikan ada 3, ”Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika dipercayai mengkhianati.”
_(HR Al-Bukhari)_
Umar bin Khatab berkata :
“Yang menghancurkan Islam adalah orang alim yang menyimpang, orang munafik yang pandai mendebat A-Qur’an dan menggunakan Al-Qur’an untuk kepentingan pribadi, serta para pemimpin sesat.”
Kata-kata mereka terdengar hebat, terdengar logis, hingga semua orang mendengarkan pernyataannya, akan tetapi ketahuilah bahwa Allah telah menyatakan mereka inilah (orang-orang munafik) musuh yang sebenarnya.
Orang munafik biasanya memiliki dua muka, mereka tidak segan melakukan sesuatu untuk mengolok-olok kaum mukmin dan mendukung orang-orang kafir.
Itu sebabnya orang munafik cukup sulit dideteksi di kalangan orang beriman, karena mereka ‘menyamar’ sebagai orang beriman, bahkan mereka pun mengerjakan shalat dan merasa diri mereka seorang muslim.
Padahal mereka banyak berbuat kerusakan di muka bumi dan membuat perpecahan di kalangan umat muslim itu sendiri.
“Dan apabila ia mengerjakan puasa dan shalat, ia menyangka bahwa dirinya seorang muslim”
(HR Muslim, Kitab Iman, Bab Penjelasan Sifat-Sifat Orang Munafik, no. 59).
Maka, bagian kerak neraka, bagian neraka yang paling dasar, akan menjadi tempat tinggal oleh orang-orang munafik, bukan orang kafir.
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.”
(QS. An-Nisaa : 145)
Takutlah akan sifat munafik, karena bisa jadi hati kita disusupi karakter munafik ini.
Setiap orang beriman akan khawatir pada sifat munafik, kecuali orang munafik itu sendiri.
Al-Hasan Al-Bashri mengatakan,
“Tidak ada orang merasa aman dari sifat nifak kecuali orang munafik dan tidak ada orang yang merasa khawatir terhadapnya kecuali orang mukmin.”
Mudah-mudahan kita dijauhi dari sifat orang munafik dan Allah lindungi kita terhindar sebagai orang munafik.
Wallaahualam.