Kunjungan rutin ke spa di antara jadwal mingguan kita yang padat. Percayalah nanti akan benar-benar membedakan antara diri kita yang terus-menerus lelah dan habis-habisan, dengan diri kita yang segar dan energik. Kalaupun kita tidak suka membuang waktu dengan berbaring telentang berjam-jam sementara seseorang mengurut otot-otot kita dan memijat telapak tangan dan kaki kita, please terima saja demi tubuh kita. Tidak ad
Pijat dapat membantu mengatasi depresi dan gangguan kecemasan yang dialami oleh siapa saja terutama single seperti saya yang stres memikirkan jodoh. Memperbaiki sirkulasi darah dan kelenjar getah bening. Memperbaiki kejang otot. Membentuk jaringan ikat kolagen. Mengurangi rasa nyeri dengan merangsang jalur saraf aferen. Meningkatkan efektivitas pernapasan dengan memperbaiki kapasitas rongga dada.
Memang dijaman Covid ini mengunjungi tempat pijat atau spa harus hati-hati sekali. Sayapun cendurung hanya memanfaatkan jasa dari satu ex-terapis doi Shiatsu-nya mantap, setidaknya meminimalisir resiko. Walau pernah karena sudah kagak tahan ingin menikmati aromaterapi dan suasana syahdu khas thailand plus musik mistisnya maka saya nekat mendatangi Spa premium langganan yang saya rasa kontrol protokolnya bagus. Tak terbayang jika punya istri yang mahir memijat apalagi bisa Shiatsu, ditambah pintar masak, keibuan, baik hati dan suka menabung. Jiaaahhh ngimpi....
Kang Jay
Seorang polisi di kota kecil menghentikan seorang pengendara motor yang kedapatan ngebut di depan kantor Polsek. Tanpa pakai helm dan lupa dompet hape ketinggalan, plus motornya pun pinjaman tanpa bawa stnk. Tadi pas mau berangkat buru-buru.
“Tapi Pak, saya bisa menjelaskan alasannya.”
Selama setahun yang sangat cepat ini eee bukannya banyak waktu @dirumahaja dimanfaatkan untuk membina hubungan baru yang produktif. Namun malah diisi dengan kesibukan online tidak jelas dan sia-sia sambil mengulik status-status dari deretan para mantan. Apalagi yang nganggur dan nempel ortu, berasa tinggal dihotel, yee kaannn. "Covid mak, perusahaan ga ada lowongan", alasan asyikmu pada ortu yang sudah renta sambil lanjut cekakak cekikik pantengin medsos.
Sebenarnya saya pun sadar:
Semacam infus candu untuk melupakan realita hidup bagi beberapa orang menyedihkan dan penuh penderitaan. Tapi ya gimana mosok jadi jomblo bengong, mending kelihatan sibuk (diliat emak yang gaptek) pegang hape memaintain bisnis beberapa account medsos demi status sosial dilingkungan, p
Sambil nyanyi lagu Rindu - Bastian Steel.
Nyessss, nikmat diulang-ulang setahon, ingat bukan seminggu atau sebulan. Njirrr....
Pada akhirnya di akhir tahun ini, saya pun tersadar, distorsi cinta yang membayangi jiwa harus segera dienyahkan. Tuk menyongsong harapan baru demi kebahagiaan di masa depan. Kapan lagi kalau kita tidak memulainya di awal tahun 2021.
Cari jodoh mirip-mirip cari kerjaan, harus tekun dikejar dan dijalani prosesnya sebelum gajian eh jadian. Kerja aja gak betahan macemana bisa betah menjaga hubungan sampai pelaminan. Yeach mari saatnya manteman kita semangat menemukan kekasih baru menjalani prosesnya hingga bersanding di 2021. Sehingga 2021 menjadi tahun produktif. Aamiin.
Nyanyi lagu Dinda dan Negeri di Awan - Katon, ahhh, semoga ada bidadari lewat dan mau dipersunting.
Ketaker generasi kapan, biarin dah.
Kang Jay
Sebelum akhir 2021 kita nikah, udah mulai bosen masakan warung pingin ada yang masakin terutama bekel makan siang.
Cukuplah maksimal 3 bulan ta'aruf, jika cocok minggu depannya langsung acara sederhana di KUA kagak pake resepsi ya malu ama incu, cukup bilang maharnya mau apa? Karena itu kewajiban saya sebagai calon suami, tentunya jika mampu memenuhinya, rumah ruko mobil emas200g atau seperangkat alat sholat atau apa. Namun jika dalam perjalanan ta'aruf ternyata belum cocok maka kita ke KUD.
Beneran lain heureuy orang sunda mah karasep contona tingali weh urang.
Jodoh itu sudah ada yang ngatur, kalau belum dapat berarti kita susah diatur.
Jangan tinggalkan dia yang baik, demi mencari yang lebih baik.
Aku jomblo kamu jomblo kenapa gak jadian aja sih?
Kang Jay
Kita akhir-akhir ini disodori banyak berita yang cukup membuat kita serba salah sebagai sesama muslim. Antara gemes, sedih, kasihan ya campur aduk. Saking terusik jiwa saya akhirnya saya coba pelajari kelompok FP* dari mulai dari sejarahnya, sepak terjangnya, sekaligus menyelami jiwa anggota2nya.
Well, para anggota dari kelompok ini tentu tergerak bergabung sebagai anggota karena "merasa" terpanggil untuk menjadi pembela agama Islam terdepan "amar ma'ruf nahi munkar'. Namun sayang disayang akhir2 ini kelompok ini "merasa" diperlakukan tidak adil, sedangkan mereka merasa umat islam pada umumnya kenapa malah diam saja melihat "ketidakadilan" versi mereka. Itu yang kemudian membuat mereka memborbardir dunia maya, setelah mentah lewat poster2. Saat ini mereka merasa "Hai kalian kan sama2 Islam, tolong bantu kami dong, mana jiwa korsa kalian, INGAT selama ini kami lho yang telah membela Islam Indonesia difront terdepan".
Kilas balik yang saya ambil dari berbagai sumber, FP* sebenarnya ahlussunnah waljama'ah, mirip NU, makanya sering disebut anak NU yang nakal/radikal.
Dan setelah kerusuhan 1998, pemerintah berpuluh tahun membina FP* secara simbiosis mutualisme, dimana keuntungan disisi pemerintah sebagai pengerem dan penetralisir para mafia/kartel, geng koruptor, para pembeking tempat maksiat, bandar judi dan narkoba dll. Kita semua tahu bahwa banyak anggotanya dari preman tobat, Islam fundamentalis, Islam artis (alias hanya pingin eksis dan bangga dgn pakai simbol2nya saja), bahkan jihadis garis keras. Tentu ini bisa menguntungkan pemerintah karena orang2 ini bisa terkumpul dalam satu kelompok dan gampang memonitornya, daripada terpisah-pisah. Anggota2nya ter-record dalam sistem database dengan baik, tiap pergerakan mereka baik online/offline guampang terlacak, sehingga membuat mudah dan nyaman aparat. Tinggal duduk manis mengamati layar super komputer dengan software monitoring dan analisa yang canggih, terdata dengan baik bahkan bertahun2 dari jenjang karirnya mulai hanya sebagai anggota, aktivis, pengurus bahkan kemudian naik jadi pimpinan FP*. Sejuk terkantuk-kantuk diruang ber-AC tanpa harus panas2an terjun kelapangan, namun bisa kepegang kartunya.
Kemudian saya pelajari juga tentang kenapa mereka menggunakan teknik2 pembakar semangat maju tak gentar untuk membela Islam yaitu melalui dakwah2 jihad, atau tulisan2 penuh emosi, kutukan, doa2 laknat terhadap orang2 munafik, musuh, golongan lain, janji janji hadiah surga bidadari dll. Sebenarnya itu semua banyak mengambil tulisan dari kitab2 kuno ataupun hasil pengalaman lapangan para khalifah2 atau ulama2 terdahulu untuk mengobarkan semangat tentara Islam atau umatnya, bahkan dari perang saat ini di afghanistan, irak, suriah, gaza dll. Dulu atau diarab sono mungkin sangat manjur karena memang sedang butuh jihad untuk lawan musuh2 Allah yang sangat tangguh dan berbahaya. Sayangnya, ini Indonesia tercinta yang aman dan damai. Beribadah dijamin oleh negara. Asal tidak macem2 maka lahir, besar, ibadah, nikah, punya anak, tua dan meninggal bisa tersenyum ceria kemudian masuk surga. Aamiin. Sehingga teknik2 ini banyak yang mentah/terbantahkan pada hampir sebagian besar umat Islam di Indonesia. Dimana hanya mempan pada orang2 yang dangkal pemahaman keislamannya, bawaan orok sudah radikal atau ingin ikut2an saja biar rame dan bangga "saya pembela Islam lho, lu siapa dan ngapain?". Sedangkan warga Islam Indonesia pada umumnya akan berkata "Saya bahagia kok, negara selalu hadir, jalan2 mulus, listrik nyala, pendidikan gratis sampai smp, faskes tersedia dan murah via bpjs, masjid megah dan nyaman, pengajian2 damai, kyai dan ustadz pintar2 & ramah2, kampung dan negara aman bahkan anak saya jadi polisi dan tni, hidup mereka bahagia dan terjamin. Kemudian di suruh Jihad fisik disaat negara damai, ya saya tentu no no no, Jihad untuk siapa, mereka atau aparat yang jelas-jelas sesama muslim. Ingat Islam itu cinta damai sebagai rahmatan lil'alamin. Lalu mengapa ada orang dihukum oleh negara, ya wajar jika mengganggu hak orang lain unt hidup damai, atau dia pencuri, pemerkosa, koruptor, pengedar dll. Negara WAJIB dan harus hadir untuk "mengamankan" mereka ke lembaga pemasyarakatan agar dididik dan kemudian diharapkan sadar. Udahlah tidak usah neko2 hidup di Indonesia, dijamin enak. Mau cari nafkah tinggal dorong gerobak diujung jalan jualan cilok." Begitu mungkin kira2 apa kata sebagian kita umat Islam di Indonesia.
Lanjut. Sayang disayang dalam perjalanan waktu makin kesini, hubungan mesra pemerintah dan FP* dalam bingkai hubungan simbiosis mutualisme mulai terganggu. Pelan2 FP* mulai disusupi dan dimanfaatkan oleh politikus2 atau ustadz2 gadungan untuk mengumpulkan massa fanatik. Sehingga tujuan yang tadinya mulia sebagai pembela Islam terutama dari kemaksiatan, malah menjadi ajang demo dan aksi massa bermuatan politik. Padahal saya amati politikus2 atau ustadz2 gadungan itu banyak yang beda aliran spt hti dll. Ini kemudian yang ditakutkan oleh negara, otak-otak orang politik ini dikawatirkan membelokkan pola radikalnya ke makar terhadap NKRI bukan lagi membela Islam secara kaffah. Kita tau, orang radikal (biasanya) emosian (hehe) itu pola pemikiran mereka simple alias sederhana kok yaitu senggol bacok, jika Islam diganggu maka nyawa pun gampang dipertaruhkan, tentu ini sangat berbahaya jika dimanfaatkan oleh otak-otak jahat dibelakangnya demi memobilisasi massa menggulingkan pemerintahan yang sah. Sehingga sebelum benih2 makar itu berkembang, saya sangat setuju dengan tindakan pemerintah untuk mempeti-eskan. Tentu sulit membubarkan, bahkan tidak akan bisa, karena orang radikal tetap radikal, nanti bakal hanya akan berganti kulit, misal jadi FGI atau PGI (artikan sendiri). Bahkan lebih membahayakan karena terpecah-pecah kelompoknya sehingga sulit untuk dikontrol pergerakan online/offline anggota2nya, beda jika jelas2 ter-registrasi ktp, kk, no hp di kantor2 cabang FP* atau ada dalam grup2 WA/FB/Insta FP* yang bisa diketahuai KK saat daftar SIMcard atau dilacak posisi diBTS mana. Saya pernah melihat sendiri presentasi dari produk Intercept milik vendor Asing, asal si A pernah online alias bukan tinggal bertahun2 di hutan ( seperti kelompok yg kita tahu) disulawesi dan papua, tinggal ketik nama atau inisial tertentu, atau dekatkan alat intercept dlm radius bebepa ratus meter dari Smartphone target maka bisa dibajak Smartphone tersebut secara software. Lalu tinggal aktifkan kamera, lokasi, microfon, wa, fb, laman web yg dibaca, bahkan jika paket datanya mau habis bisa aktifkan unlimited, rekam percakapan, ambil gambar/video otomatis tanpa terdetect file hasil rekaman, sending data2 ke cloud, termasuk aktifkan telegram (suka digadang2 aman oleh teroris). Sehingga segera segala aktifitas online muncul dan ter-record kedalam sistem intercept dengan baik he he untuk siap digunakan dipengadilan jika si orangnya mulai macem2 atau bakal mengganggu stabilitas negara.
Maka langkah negara saat ini setidaknya akan membuat sekam membara itu di peti es kan. "Sementara" memang, namun stabilitas dan keamanan negara setidaknya terjaga sampai pemilu berikutnya. Ya, sampai beralih kepemimpinan baru yang akan memikul tanggung jawab estafet untuk memaintain kelompok ini dengan "cantik", mungkin dilanjutkan oleh anak cucu kita saat mereka jadi pemimpin bangsa dimasa depan, karena anggota2 kolompok ini juga warga negara Indonesia yang harus dijunjung tinggi hak2nya sesuai dengan UUD. Walau punya sifat radikal, tapi negara harus maklum karena sudah bawaan orok (apa mau dikata) tapi jika diemong dengan baik akan adem tentrem bahagia. Bahkan bagi yang masih jomblo bisa segera dapat jodoh di AN he he he.
Ingatlah Islam itu indah yang mengajarkan kedamaian, cinta kasih, dan tepo seliro.
Eh kepanjangan blog ini, keasyikan ngetik.
Maaf ya man teman, ini sekali dan terakhir kok saya bikin blog politik, jika kurang nyaman mohon segera di skip aja. Tidak ada maksud menjelek2kan atau maksud lain, hanya sekedar menyampaikan uneg2.
Kang Jay.