Hehe... maaf bisa dicari sendiri kelanjutannya... ?
Pada prinsipnya laki² akan selalu berusaha membahagiakan dan melakukan yg terbaik untuk istri dan anak²nya, namun dgn sifat laki² yg selalu menyembunyikan rasa sedih, prustasi, despresi, tekanan dan beban hidup demi terlihat sosok yg kuat dihadapan pasangan, kadang wanita tdk menyadarinya hingga membandingkan pasangannya dgn si A si B atau si C malah kadang ada wanita yg menginginkan sikap pasangannya meneladani sikap sebagaimana Baginda besar rosullullah Saw yg selalu memuliakan istrinya Khodijah.
Pertiinyi apakah dijaman smartphone sekarang ini ada seorang wanita mampu menteladani sifat Khodijah :
Khodijah memilih Suami yg bijaksana dan penuh perhatian
Sebelum menikah dengan rasulullah Khadijah menolak beberapa usulan pernikahan karena tujuan menikah bukan hanya untuk mendapat keturunan tetapi Ia ingin memiliki suami yg shaleh. Dan Allah mengirim orang yang bisa memenangkan hatinya yg murni yaitu Nabi Muhammad SAW.
Dimana realitanya sekarang kebanyakan wanita menerima laki² hanya melihat sisi materi. Padahal membuat pilihan yg bijak adalah langkah awal yg penting untuk menjadi istri yg suportif dan penuh kasih, karena hanya bisa benar² mencintai sepenuh hati seseorang yg kagumi dan hormati,
Khadijah adalah seorang pribadi yang tidak lari dari masalah
Ketika rasulullah mengalami kejadian bertemu dengan Malaikat Jibril dalam wujud yang sebenarnya. Orang pertama yang beliau datangi adalah khadijah untuk menceritakan kejadian tersebut. Dengan rasa takutnya rasulullah, disanalah peran khadijah sebagai istri terlihat.
Seorang istri harus memiliki kualitas tertentu untuk menjadi pilar dukungan pada masa-masa sulit suaminya, rasa empati, optimisme, kehangatan, sifat cinta, seperti seorang ibu.
Khodijah adalah penasehat yg bijaksana
Khadijah tidak berhenti untuk menghibur rasulullah dalam situasi dan kondisi apapun. Dia memberinya saran terbaik kepada rasulullah terhadap berbagai masalah yg dihadapi. Dimana realitanya sekarang ini banyak wanita yg hanya bisa menuntut dan mengeluh bahkan ngomel² dalam menghadapi problema rumah tangga
Khadijah adalah seorang yang rela berkorban
Meski menderita sepanjang hidup dan kehilangan kekayaan setelah wahyu dimulai pada suaminya , penghormatan khadijah terhadap suaminya tidak pernah goyah. Dia tetap menjadi pilar kekuatan bagi rasulullah sampai kematiannya.
Bagaimanapun sebagai seorang istri kita harus selalu mensupport suami dalam keadaan apapun dan jadilah seperti Khadijah yang tidak pernah meninggalkan Rasulullah meskipun dia harus hidup menderita dan kehilangan sebagian hartanya.
TIRU YANG BAIK DARI LAKI-LAKI TERKENAL, WALAU BELUM MAMPU TIRU REZEKINYA
Barusan saya melihat rekaman wawancara Ashraf Sinclair dengan Fenny Rose, dimana Ashraf mengatakan, "Saya berusaha untuk selalu ada untuk anak saya, sehingga saya juga ikutan tentang segala hal mengenai anak saya semenjak dia lahir, mulai dari ganti popok , mandiin, dan lain-lain. Kecuali hal yang tidak saya bisa seperti ASI."
Lihat? Laki-laki sesukses dan sekaya dia mau membantu mengganti popok dan memandikan anak. Itu baru dua contoh kecil yang disebutkannya. Belum lagi hal-hal tetek bengek lainnya, yang intinya melakukan pekerjaan yang kata orang-orang selama ini itu 'urusan' ibunya.
Tanpa maksud merendahkan, apa kabar laki-laki yang ngasih uang cuma bisa pas-pasan, tapi berlagak seperti bos besar terhadap istri. Apa-apa semua yang berhubungan dengan anak dan rumah itu tugas istri. Tidak peduli istri lagi repot masak dan anak menangis, bisa telinganya begitu tuli tak mau tahu, sambil main hp berkata," Anak nangis tuh!". Luar biasa bukan?
Biasanya alasannya para suami sibuk cari uang di luar, jadi tidak mau lagi direpotkan urusan anak dan urusan kerjaan rumah. Seakan-akan anak lahir bukan karena perbuatannya juga, tapi karena istrinya saja yang tiba-tiba hamil tanpa diapa-apain sama suami. Kalau soal sibuk, Ashraf di samping artis juga seorang pengusaha, kurang sibuk apa dengan dua profesi begitu, tapi dia tidak enggan untuk turun serta mengurus anaknya sendiri. Ya! karena dia tau itu darah dagingnya, bukan cuma darah daging istrinya saja. Mungkin begitulah cara laki-laki yang pikirannya tidak dangkal bekerja.
Dan kemudian aku teringat lagi dengan Pak Habibi, di mana beliau bisa setia dengan satu perempuan sampai akhir hayatnya. Seorang laki-laki yang bisa membuat pesawat, tidak tergoda untuk menduakan istrinya, punya selingkuhan atau kabur dengan pelakor. Lihatlah biografinya, pernah ditawari perempuan cantik untuk gratifikasi, tapi beliau tolak. Dan beliau tetap teguh setia mengenang istrinya saat Ibu Ainun lebih dulu berpulang, menunggu setiap hari tanpa melewatkan satu haripun tanpa menyebut nama Ibu Ainun, hingga akhirnya jasad beliau pun dibaringkan di sisi pusara istri tercintanya.
Jadi, jika tidak mampu meniru kekayaan, kepintaran dan ketenarannya, tirulah sifat baiknya, yaitu misalnya kesetiaan dan tidak merasa hina saat membantu istri mengurus anak. Jangan sampai sudahlah uang pas-pasan, muka ala kadarnya, tapi bertingkah seperti tuan besar, dan istri adalah pembantu. Sudah begitu, jangankan bikin pesawat terbang, bikin gambarnya saja sudah tak mampu, kasih nafkah senen kamis kembang-kempis, masih sok-sok selingkuh dan minta kawin lagi. Malu atuh!
Salam Manis di hari Kamis ... ini copas dr group sebelah
Mungkin yang suka baca berita online, dua hari ini diramaikan dengan usulan Menko PMK Muhadjir Effendy menyarankan menteri agama mengeluarkan fatwa atau peraturan tentang pernikahan berdasar status ekonomi alias orang kaya menikahi orang miskin. Kata beliau, bisa mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia.
Sekjen MUI Anwar Abbas menanggapi positif usulan ini, agar bisa saling tolong menolong dan perputaran harta tidak hanya dilingkaran orang kaya.
Namun Wamenag Zainut Tauhid mengatakan kemenag tidak bisa mengeluarkan fatwa, yang bisa adalah ulama seperti MUI. Beliau juga mengatakan pernikahan tidak bisa dipaksakan karena semua berawal dari cinta yang tumbuh dari hati. Namun beliau mendukung semangat dari ide ini yaitu mengentaskan kemiskinan.
Saya tergelitik dengan berita tersebut. Saya teringat dengan ucapan salah satu Kyai, “Janganlah kamu menjadikan kekayaan calon istri sebagai idaman untuk pernikahan, namun jadikanlah pernikahan sebagai kunci rejeki.” Kemudian sebuah literatur hadist riwayat At-Thabrani: “Dan barang siapa menikahi wanita karena hartanya, maka Allah akan menjadikannya melarat.”
Melarat? Secara logika, hal ini wajar karena menikahi wanita kaya dengan tujuan hartanya kemungkinan besar bahkan membuat istri jadi sombong, kikir dan cenderung menghina suami, bukannya kenikmatan harta namun justru mendapatkan kerendahan diri di mata istri dan orang lain, itu mungkin yang disebut dihadist diatas menjadi “melarat”. Memang tidak semua wanita akan begitu, pasti ada juga wanita kaya yang baik hatinya dan mampu menempatkan diri sebagai istri solehah he he.
Ingatlah “melarat” ini bermakna luas karena kita pasti tahu bahwa rejeki itu tidak hanya berbentuk harta namun bentuk lainnya seperti kesehatan, kebahagiaan, ketrampilan, bahkan masih bernapas adalah rejeki.
Penelitian terbaru didunia menyebutkan bahwa perempuan semakin tak mau menikah dengan pria miskin dan bangkrut. Di Amerika tingkat perkawinan menurun karena kaum pria akan menjadi tidak menarik secara ekonomi jika miskin, ini terutama karena banyaknya wanita yang kuliah dan bisa cari duit sendiri. Hal ini bukan berarti menunjukan wanita makin meterialistis namun wanita menginginkan stabilitas. Di Jepang pun fenomena ini sama, mungkin kalau pernah baca di awal tahun 2020 model seksi Kato Sari menceraikan suaminya karena suaminya dianggap terlalu miskin dan tidak bisa memberikan uang seperti yang diinginkannya, berawal saat suaminya memohon agar dia berhenti berbelanja. Demikian juga dibelahan dunia lainnya, seperti cina yang suka menunda, eropa yang suka tinggal bersama he he.
Kebalikannya jika pria menikahi wanita miskin, mungkin jika atas dasar cinta (apalagi mencari ridlo Allah) cenderung tidak terlalu banyak masalah karena pria sudah pada kodratnya memberi nafkah ke Istri. Hal ini juga yang mendasari diberbagai negara Pria telat nikah karena mengejar kesuksesan dulu, seperti di Jepang menikah diatas 40 tahun hal biasa karena mengejar karir dan harta dulu, di eropa dimana pesta perkawinan butuh biaya besar sehingga banyak yang kumpul kebo, dan dibeberapa negara lain.
Namun di Indonesia sendiri, saya melihat fenomena pria enggan menikahi wanita miskin lebih karena enggan dijadikan tulang punggung dan perlindungan seutuhnya seorang wanita. Sehingga lebih memilih wanita sekufu bahkan kaya dengan alasan agar rumah tangga berjalan lancar karena saat ini banyak dilihat rumah tangga hancur karena suami tidak bisa memberi nafkah dengan baik, maksudnya kedepannya mertua atau keluarga istri bisa bantu-bantu ha ha, bukannya malah keluarga istri merongrong minta bantuan.
Mengentaskan kemiskinan dengan si kaya menikahi si miskin, sayapun melihat ide pak Muhadjir baik. Namun dalam pelaksanaannya saya rasa masih akan menemui banyak kendala, kecuali ada insentif khusus dari pemerintah seperti pajak penghasilan bisa berkurang dari 15% jadi 5%, DP 0%, BPJS Kesehatan ditanggung pemerintah selama 5 tahun dari tanggal menikah atau yang lain ha ha. Kalau hanya fatwa dari pemerintah (Kemenag) saya rasa kurang menarik, mungkin perlu dikeluarkan oleh organisasi yang lebih dekat dan mengena ke masyarakat, misal dari organisasi seperti Muhammadiyah, NU atau yang penuh pendukung fanatik seperti FPI, LDII dll. Contoh Muhammadiyah sangat tidak menganjurkan poligami, hal ini sangat di hormati dan juarang bahkan sulit ditemui poligami oleh pengikut organisasi ini. Pemahaman mereka, keluarga ideal dan idaman adalah monogami, dimana poligami justru keluarga tidak ideal, bukan disalahkaprahkan poligami itu karena lagi mempraktekkan syariat islam ha ha ha apalagi ada bilang yang tidak mau mempraktekannya maka tidak ikut ajaran Nabi padahal demi mengintimidasi wanita he he he. Namun sayapun harus menghargai pendapat tersebut karena saya Nahdliyin he he he.
Semoga kita yang masih mencari jodoh atau akan menuju ke pelaminan agar memiliki niat dalam membangun rumah tangga untuk mencari ridlo Allah agar kita bisa menggapai bahagia dunia akherat, aamiin.
Kang Jay
Indonesia sedang krisis cinta, sampe suami istri untuk saling cinta aja diwajibkan oleh negara dalam bentuk undang undang.. sebegitu parah kah kita..?
Tentang Makna Sebuah Pencarian
Setiap insan didunia ini pastilah merindukan keberadaan sosok yang bisa mendampinginya
Yang bisa berbagi momen bersama, bercanda tawa mesra, juga teman dikala sedih dan duka
Sesosok manusia yang bisa menenangkan ketika wajahnya dipandang
Tangannya bisa kau genggam, tubuhnya bisa kau dekap dan keningnya bisa kau kecup mesra
Seseorang yang senantiasa menemanimu melewati beratnya hari-hari
Seseorang yang selalu jadi yang pertama ketika kau membuka mata
Dan seorang yang bisa membersamaimu hingga hari tua
Dalam hidup yang kau jalani saat ini, setiap pilihan-pilihan yang kau ambil didalamnya
Akan mengantarkanmu menuju seseorang yang telah Allah siapkan untukmu
Karena ketahuilah bahkan sebelum alam semesta ini diciptakan
Dalam kitab yang terjaga oleh-Nya, telah tertuliskan takdirmu juga seluruh manusia
Yakinlah bahwa seseorang itu benar adanya, karena tak mungkin Sang Maha Rahman menyalahi janji-Nya
Bahwa setiap manusia memang diciptakan secara berpasangan dan pastilah akan ada waktu dimana kalian dipersatukan
Sampai saat itu tiba tetaplah bersabar dalam penantian, sibukan dirimu dalam pemantasan
Agar ketika saat itu tiba kau dan dia sudah siap untuk dipersatukan
Secerca gambaran dengan hadirnya diri ini di dunia fana ini :
sy terlahir di tengah belantara yg sangatttt luas terbentang sejauh mata memandang tak dijumpai siapa²
sy terlahir sendiri tanpa saudara nan tanpa kedua orang tua, kondisi tubuh tidak berdaya, tergeletak dengan perut kosong lapar dahaga ½ pingsan mendekati sekarat (bahasa masanya) tapi akal nalar fikir masih bisa berfungsi
alhamdulillah .....
jiwa raga hati sanubari ini dikaruniai sehat normal tanpa kurang suatu apa.
Nah bersama keadaan begini muncullah sepasang tanya yg tetiba muncul dan tertuju pada jiwa raga sy sendiri :
1) akankah diri ini merasa kecil hati / ½ putus asa dan berharap kuat dinantinya akan segera muncul seseorang dari arah sejauh mata memandang yg mendekati dan mengambil serta menolong sy?
2) akankah diri ini penuh keyakinan akan kebesaran kemuliaan Alloh swt bahwasannya diri ini nantinya akan tetap bisa tegap berdiri nan teguh kokoh berpijak menyusuri jalan sejauh mata memandang, dimana di balik jauhnya pandangan mata masihlah dijumpai saudara² yg hidup ala kadarnya dan justru sedang sakit yg butuh perawatan nan biaya extra gede.
Entah kenapa serasa bersama sepoi liriiiihhh angin meniup seakan membisikkan kata :
Alloh swt tak pernah tidur
Alloh swt menghadirkan hambanya ke dunia fana ini bukan hanya sekedar hidup saja. Ada yg lebih utama dari dihidupkannnya diri ini ke dunia yakni "bisalah kiranya engkau hidup saling bahu membahu saling tolong menolong, jangan sampai ketika ragamu sehat perutmu telah terisi justru engkau lupa siapa disekelilingmu (yg butuh santunan, yg perlu bantuan, yg hanya bisa teriak dalam hati memohon meminta para insan berhati mulia guna meringankan beban keluh sakit nan deritanya).
Jangan engkau lupa
Jangan engkau terbuai
Jadilah tamu² dambaan di pintu² sekelilingmu yg tak kau dengar jerit rintih sakit duka laranya, mereka..... beliau² tidak pernah menengadah tangan dihadapan orang dan tak mau meminta-minta.
inilah hidup dan kehidupan.
semua ada asal juga usulnya.
semua punya cerita.
semua ada guna makna juga fungsinya.
pribadi yg penuh yakin akan kemaha kuasaan Alloh swt ini tetap teguh dan tegap kokoh,
menetapkan diri pada posisi pertanyaan ke-2 itulah yg utama.
"semoga diri ini diridhoi menjadi tamu² penabur keceriaan, penghangat suasana ditengah sesama ..... aaaamiin ya robbal 'alamiin"
(untaian hati sekian puluh tahun yg silam, selalu tersimpan rapi dibilik hati)