Hey, I am back. Bisa jadi ini adalah pertanyaan yang sering muncul dipikiran banyak pria di dunia. Tapi kalo kita tanya ke wanita, suka gak sih ngedrama? Pasti dijawab 'gak suka lah ngedrama, gak suka, laki2 tuh suka gini gini gini'. Jadi saat ditanya mengapa ngedrama?, jawabannya ya lagi ngedrama ha ha bahwa kalau laki2 begini begitu ini itu bla bla bla. Sehingga laki2 ngerasa 'heeem bener2 deh perempuan gak bisa diajak ngomong, kerjaannya perempuan itu cuman untuk ngedrama doang' he he.
Nah ada beberapa alasan mengapa wanita suka ngedrama, dan dibagian akhir blog ini saya menjelaskan mengapa pria ternyata juga suka ngedrama.
Alasan pertama wanita suka ngedrama karena pengen ngerasa dirinya dianggap penting, terutama oleh pasangannya yang dirasa mulai kurang perhatian 'lagi'.
Saat hubungan udah berjalan cukup lama, pria biasanya suka sibuk di pekerjaan, hobi, atau bersama temen2nya. Jadilah pria tak punya banyak waktu bersama pasangannya. Kegiatan atau hal2 romantis yang sering dilakukan dulu berangsur2 jarang dilakukan lagi. Jadi wanita pingin menarik perhatian laki2 dengan cara bikin2 masalah. Pasti kita pria biasa mendenger omongan wanita (eh saya jarang lho, maksudnya sejak jomblo hehe) kalau wanita nyambung-nyambungin kesalahan kita dimasa lalu, ngungkit2 kesalahan kecil, atau sok kode2an seperti diem, menghilang, gak mau diajak ngomong, atau gak mau diajak makan, atau dijawab terserah terserah dan terserah. Itu sebenarnya cara mereka menarik perhatian laki2. Dibikin gara2, hal kecil aja dibikin besar bahkan kadang2 dibikin misterius, sampai si laki2 perlu nanya 'kamu kenapa, belakangan kamu berubah', jawabannye 'nggak kok'. Nah itu drama lain yang membuat laki2 kayak tambah gerah. Padahal dipikiran pria hehe, kalau ada masalah, kalau merasa kurang perhatian kan tinggal ngomong aja 'baby, lately kamu lebih banyak main sama temen2mu, aku ngerasa kamu kurang perhatian, tolong dong kalau jemput aku lebih cepat lagi, tolong ngobrol sama aku saat waktu senggangmu, tolong ding........', jadi tinggal minta aja bukannya sok diem sok menghilang, sok ngebales, sok2 gak ada apa2 hehe. Namun kita pria juga harus instrospeksi, mungkin ya, mungkin si pria memang sering mengabaikannya, mungkin aja si laki2nya sibuk sampai kebawa emosi krn tekanan dikantor, tapi mungkin juga si perempuannya sendiri yang ngerasa insecure.
Yah kita semua tahu lah:
Woman's problem's is her insecurity.
Man's problem is his immaturity.
Ya yang satu ngerasa tidak aman, sedang satunya tidak dewasa.
Jadi ketika perempuan takut ini, takut itu biasanya mereka cenderung mudah sekali untuk mengungkit-ngungkit semuanya, menyambung2kan segala sesuatu dan meraciknya menjadi sebuah drama. Maka pria akan bertanya 'kamu maunya apa sih', perempuan jawab 'kamu gak ngerti', ya gak ngerti kalau gak diomongin selama ini. Jadi drama itu kayak sebuah kabut kayak ada petir gludug brrrmmmm yang tidak ketahuan sebenarnya masalahnya apa. Sedangkan laki2 pinginnya problem solving, 'masalahnya apa langsung gue kelarin deh'. Tapi perempuan itu suka bawa kesana kemari, bukan salah perempuan sebenernya, karena kadang memang laki2nya aja yang terlalu sibuk gak punya waktu nganggap remeh jadi pengen main cepat aja.
Yes. Laki2 pengen main cepet, perempuan pengen main ribet. Jadi kacau gak nyambung alasannya kenapa hehehehe.
Alasan kedua wanita suka drama, yang ini menurut saya lebih penting sebenarnya, karena wanita ketika sedang ngalamin tekanan atau kekecewaan atau kebingungan atau apapun kejadian dalam hidupnya yang tidak mengenakkan maka perempuan kayak kusut gitu, kayak benang kusut yang tidak ngerti gimana cara ngutarainnya, gak ngerti gimana cara ngomongnya. Kenapa? Karena perempuan itu kalau menurut ilmu biologisnya, yang pernah saya baca disalah satu buku kuliah saya tapi lupa deh bukunya saya naruh dimana, tapi intinya ada 2 hemisphere dikepala manusia ada kanan dan kiri yang kalau diperempuan dua2nya itu bertanggung jawab untuk ngobrol. Jadi kalau ngobrol maka perempuan pake dua hemisphere itu. Kalau laki2, katanya, kata reference yang pernah saya baca, kalau pria hanya menggunakan salah satu saja. Jadi perempuan ngomongnya bisa pake dua itu, dua belah otak itu dipakai untuk mengolah informasi dan mengeluarkan kata2 maka kadang2 wanita malah jadi ribet mulai dari mana, fakta yang mana antara kanan dan kiri, apa langsung kemasalahnya atau cerita latar belakang dulu. Belum lagi ngomong masalah perasaan. Ruwet bin kusut. Perempuan itu kalau ngerasa takut, itu tidak akan langsung bilang takut, awalnya ada prolog nya dulu. Kalau dia kecewa maka dia tidak akan bilang 'aku kecewa' dia akan diem dulu. Ketika pria tanya 'kenapa kamu', 'aku sedih', ditanya lagi 'sedih kenapa', dijawab ' sedih karena kamu tidak punya waktu buat aku', 'emang kamu pengennya gimana', 'aku sih sebenarnya karena kecewa', hey jadi ada semacam lapisan2nya gitu. Jadi wanita tenggelam didalam masalahnya tenggelam didalam pikirannya alam bawah sadarnya yang berkecamuk akibatnya gak bisa keluar langsung namun butuh waktu ya butuh ketenangan. Sementara laki2 seperti dibilang diatas tuh pinginnya cepet sehingga makin memburu2 wanita 'jadi intinya apa?, intinya apa?, intinya apa?'. Maka perempuan ngerasa makin tertekan, makin tidak berani mengungkapkan isi hatinya. Semakin dia mengurung dirinya dalam perasaan seperti itu semakin kesulitan dia buat ngomong.
Oke kita sudahi bagian perempuan, intinya kalau dari alasan kedua, kalau wanita ada masalah atau kalau dia ada kekecewaan maka susah mengeluarkan dari dua sisi otaknya.
Nah lanjut yang unik nih. Laki2 sebenarnya juga suka ngedrama. Dramanya tapi lebih kearah MALES. Males ngomongin. Males ngungkapin. Misalnya laki2 kecewa karena perempuannya seperti ini. Laki2 marah kalau pasangannya seperti itu. Tapi gak diomongin karena ngerasa 'ah itu remeh' 'ah gak usah diomongin lah' ah biarin aja' tapi itu ditumpuk dan tumpuk gitu aja sampai disuatu titik ketika pasangannya ngelakuin sesuatu yang fatal maka si laki2 baru ngomong "eh lu tu ya emang gak pernah punya waktu buat gue, eh lu tu ga punya respect ke gua, eh lu gini gini gini'. Jadi males ngomong karena dianggap remeh remeh remeh ditunggu sampai nanti ada masalah yang gedhe.........BAMMMM!!! Meleduk. Itu kalau ngomong, kadang2 laki2 langsung menghukum aja karena berharap pasangannya mengerti contohnya kalau lagi kesel sama pasangannya tiba2 gak jemput lagi, pulangnya malaman aja, tiba2 sibuk ama temen2nya aja, atau tiba2 membatalkan janji aja sebagai Hukuman. Jadi laki2 sebenarnya juga sama suka ngedrama. Namun memiliki alasan yang berbeda, kalau perempuan ngedrama karena pikirannya kusut kalut, kalau laki2 karena kemalesannya untuk menyelesaikan masalah didirinya, ya mungkin karena menganggap perempuannya itu bodoh gak bisa diajak ngomong jadi makanya kayak langsung ngedrama gitu aja diemin diemin diemin lama2 muak dan akhirnya 'ya udah kalau kayak gini terus kita PUTUS aja'. Atau bagi pria penderita muntaber (mundur tanpa berita) yang tidak punya keberanian ngomong langsung ya menghilang gitu aja, ditelpon gak bisa, diajak ngomong gak jawab, seakan sudah mengambil keputusan Final nal nal alias Putus. Laki2 ngerasa harus melakukan ini langsung karena kayak ngerasa dirinya harus ngambil keputusan dengan cepat untuk mengakhiri semua masalah atau ketidaknyamanannya. Itu contoh drama yang sering dilakukan laki2 karena kemalesannya.
Jadi seperti dibilang diawal blog bahwa perempuan lebih banyak drama dibanding laki2 namun sebenarnya laki2 juga banyak drama sebagai bentuk ketidakdewasaannya. Inget bahwa Woman's problem's is her insecurity sedang Man's problem is his immaturity. Jadi masing2 punya kebiasaan melakukan drama yang harus disadari dan harus dimengerti gimana cara mengatasinya. Pola komunikasi itu harus dipelajari, nggak semua orang ngobrol dengan gampang, kadang2 kita kalau sudah kebawa sama emosi akibatnya masalah yang sebenarnya malah tidak kebahas. Semoga kita semua paham dan memakluminya. Eh sudah banyak ketikan, editnya ntar siang ya, maaf belum dirapikan.
Kang Jay